OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 15)

our-complicated-marriage-3

Title : Our Complicated Marriage

Author : WonA

Genre : Drama Romance, Married Life

Length : Chapter, Longshoot

Rating : PG 17

Casts : Cho Kyuhyun – Park Hyowon – Lee Donghae – Lee Hyukjae – Yoon Soojin – Byun Baekhyun – Park Wonho – Henry Lau and Other Casts.

Disclaimer : This Story of Fanfiction is pure of my imagination, the casts belongs themselves, don’t ‘copas’, and don’t bash!

 

Author’s Notes : Terima kasih buat para Readers-nim yang tercinta selalu menunggu FF ini, memberikan respon yang positif dengan komentar-komentarnya yang membuat Author bersemangat dan ingin cepat-cepat melanjutkan ke chapter berikutnya. I Love You!

 

 

Happy Reading . . . Typo is Magic!

 

Preview Chapter 14 . . .

 

Hyowon mendongakkan kepalanya, air mata itu berhasil ia tahan hingga tidak jatuh membasahi wajah pucatnya. “Kyuhyun-ah, ada yang ingin aku bicarakan. Bisakah kau tidak pergi?”

 

“Kau bisa berbicara denganku nanti.” Jawaban Kyuhyun yang terucap dengan mudah itu sukses membuat hatinya yang sudah menjadi debu itu berterbangan entah kemana. Benar-benar kosong di dalam sana, Kyuhyun terlalu luar biasa mencampakkannya kali ini.

 

“Tidak, tidak ada yang akan kubicarakan jika nanti.” Hyowon menarik kedua sudut bibirnya untuk memberikan senyum kesakitannya untuk suaminya.

 

“Maka tidak perlu kau katakan!” Kyuhyun membalas senyum itu dengan sorot mata yang mengisyaratkan bahwa dirinya sedang terluka dan tidak berdaya.

 

“Geurae, pergilah! Kau juga terlihat seperti tidak ingin mendengarkan apa yang akan kuucapkan.”

 

Kyuhyun memandang wajah pucat istrinya cukup lama, hatinya terketuk beberapa kali untuk menyadarkannya bahwa tindakannya sudah benar-benar membuat Hyowon jatuh kejurang bersama cintanya. Tapi sungguh ia tidak bisa melakukan apapun, lukanya akan semakin membesar jika ia berusaha untuk mengobatinya.

 

“Jangan lupakan sarapanmu.” Ucap Kyuhyun dengan tulus, bagaimanapun ia tidak bisa melihat istrinya yang pucat itu jatuh sakit.

 

Air mata Hyowon kembali memenuhi kelopak matanya. Apa yang baru saja pria itu bilang? Menyuruhnya untuk tidak melupakan sarapannya? Apa ini? Setelah ia memutuskan untuk melakukan acara sarapan yang manis bersama wanita lain pria itu menyuruhnya sarapan? Terbuat dari apa hati seorang Cho Kyuhyun?

 

“Aku tidak akan melupakannya.” Jawab Hyowon lalu memalingkan wajahnya ketika Kyuhyun benar-benar berjalan keluar dari kamar mereka berdua menyisakan sebuah suara pintu yang tertutup rapat.

 

Hyowon membaringkan tubuhnya perlahan, ia memposisikan tubuhnya meringkuk kearah sisi yang lain tempat tidurnya. Sisi dimana Kyuhyun tidur disana, menemaninya, memeluknya, menciumnya, dan selalu membuatnya hangat juga nyaman. Tapi disana kosong, Kyuhyun pergi meski ia sudah meminta untuk prianya tidak pergi. Tangan kanannya terulur di depan wajahnya, melihat telapak tangannya yang terbungkus kain kasa putih yang sedikit tertutupi oleh cardigannya itu kemudian bergerak menyentuh perut ratanya membuat air matanya jatuh tak terbendung. Isakan kecil dari mulutnya terdengar begitu menyedihkan bercampur dengan perasaan sesak di dalam dadanya.

 

 

“Kyuhyun-ah, aku sakit . . . dan aku sedang hamil.”

 

Story Begin . . . Our Complicated Marriage Chapter 15 . . .

 

Kyuhyun’s Pov

Aku pernah jatuh hingga kakiku tak mampu untuk kugerakkan lagi. Pikiranku melayang membawaku ke dalam ruangan kosong tanpa harapan. Setelah lama ruangan gelap itu sedikit bercahaya saat sebuah senyum yang terpatri di wajah cantiknya itu menapaku. Yoon Soojin, cinta pertamaku dan akan selalu menjadi sosok yang berarti dalam hatiku.

 

Kedua tangannya bergerak menaruh sendok dan garfu di atas piring yang menyisakan saus spageti berwarna kemerahan diatas sana. Dia sangat menyukai makanan italia itu. Sedangkan aku hanya bisa memasukkan dua sendok sup tanpa ingin mencicipi yang lain. Aku memesan beberapa hidangan itu namun tiba-tiba tidak ingin menyentuh mereka sama sekali. Rasanya ketidaknyamanan dalam hatiku menyebar hingga ke lidah dan tenggorokkanku.

 

Yoon Soojin tersenyum setelah ia meminum seperempat air mineral di gelasnya dengan perlahan, sungguh sangat jauh berbeda dengan Hyowon. Gadisku itu seperti sangat berambisi saat ia melakukan acara meminum minumannya. Dalam sekali tarikan nafas, gadis itu bisa menghabiskan satu gelas penuh air mineral ataupun jus buah. Dia benar-benar mengagumkan!  Dan . . . Aku begitu merindukannya.

 

Rasanya aku seperti sudah sangat lama tidak makan bersama istriku, aku merindukannya saat berbicara dengan mulutnya yang penuh makanan saat kami melakukan sarapan bersama. Bahkan senyumnya yang sangat hangat itu benar-benar membawaku jauh dari kedinginan. Saat ini senyum itu sangat sulit untuk kulihat, wajah pucat tak bersemangat dengan penuh kesakitan di dalam hatinya itu benar-benar membuatku tak mampu untuk meminta senyumnya untukku.

 

“Kyuhyun Oppa, kau memikirkan sesuatu?”

 

“Ya, aku sedang memikirkan istriku!” jawabku tersenyum sakit kepadanya. Yoon Soojin sempat memberikan ekspresi terkejutnya, namun kemudian ia juga membalas dengan tersenyum.

 

“Apalagi yang kau tunggu? Temui atau hubungi dia. Rasa rindu akan sangat menyiksamu.”

 

Aku menatap datar wajahnya, ucapannya terdengar tulus namun sedikit berat. Aku bisa memahami itu, dia mengatakan kejujuran tentang perasaannya yang masih tersisa untukku namun ingin menghapusnya dan menjalin hubungan persahabatan denganku seperti sejak awal.

 

Aku bertemu dengannya di perusahan yang sudah menjadi atas namaku dan istriku, dia adalah gadis mandiri yang kukenal untuk pertama kali. Kesempurnaan menyelimutinya ketika ia dianugerahkan paras yang cantik, kecerdasan yang tinggi, dan sikap tangguh dalam dirinya membuatku benar-benar tertarik padanya kala itu.

 

Bukan hanya itu, dia juga menjadi bagian dari masa laluku. Setelah kecelakaan yang membuatku kehilangan sosok kakek yang sangat kuhormati dan kusayangi itu, ada sosok anak perempuan yang selalu memperhatikanku di pemakaman, dan beberapa kali ketika aku duduk di halaman kantor. Rasa penasaranku benar-benar meningkat karena aku tidak bisa melihat wajahnya, ia selalu lari saat mataku berusaha menangkapnya. Dan membutuhkan waktu cukup lama untuk membuatnya mengakui tentang hal itu.

 

Akan tetapi Keluargaku benar-benar memberikan penolakan atas hubungan kami, penolakan itu dilemparkan dengan sangat jelas hingga membuat Soojin harus meninggalkanku dengan alasan pria lain yang lebih segalanya dariku. Awalnya aku mengira jika alasan itu benar karena gadis itu sangat dekat dengan seorang pria pemilik perusahaan di Canada. Sekarang semuanya sudah cukup jelas, pria campuran itu hanyalah seorang pemilik perusahaan yang menjadi atasannya dan kini bekerja sama denganku.

 

Fakta ini sungguh memuakkan, namun haruskah aku menyesal? Jika seperti itu, maka aku terdengar seperti menyesali kehadiran Hyowon sebagai istriku. Itu sungguh tidak benar! Hyowon dan Soojin adalah kedua gadis dengan kepribadian yang berbeda, jika keduanya mengikuti kontes Miss Korea maka sudah jelas Yoon Soojin yang akan menang. Tapi, istriku di mata dan hatiku adalah sosok luar biasa mengagumkan yang melebihi diriku sendiri. Dia memenangkan hati semua orang yang mengenalnya.

 

Aku menyadarinya bahwa aku sangat membutuhkan istriku saat ini. ini seperti rasa haus yang menyekat, dan aku harus segera menemuinya. Dan sejujurnya, aku sungguh tidak berniat untuk acara sarapan ini. Aku hanya ingin melampiaskan rasa sakitku, dan nyatanya bertambah sakit setelah aku melakukannya.

 

“Kau benar, terima kasih atas sarannya!”

 

Aku bangkit dan berpamitan untuk segera menemui obat dari pereda rasa sakit di hatiku ini. Aku tidak peduli kemarahan dan kesedihannya yang belum menghilang, aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Hatiku selalu bergetar cemas jika memikirkannya. Aku sangat ingin bertemu dengannya!

 

*

 

Langkahku terhenti saat indera penglihatanku mampu menangkap tubuh kecil itu sedang duduk di samping meja besar yang diatasnya dipenuhi makanan yang tersaji. Senyumku mengembang, gadisku benar-benar melakukan apa yang kukatakan.

 

“Kau masih belum menghabiskan sarapanmu?” suaraku menginterupsi kegiatannya seolah semuanya baik-baik saja, melupakan perbuatan dan ucapan keji yang kuberikan padanya. Matanya yang tak bercahaya itu menatapku tak berharapan. Oh Sial, ini menyakitkan! Wajah ceria yang selalu menyambutku itu seolah ia simpan di tempat tersembunyi dan tak bisa aku temukan.

 

Hyowon hanya mengangguk kemudian kembali fokus pada makanannya.  Aku memang sungguh pria yang jahat, istriku.

 

“Aku senang kau makan dengan lahap.” Ucapku dengan jujur.  Aku tidak ingin kau sakit.

 

“Aku senang kau peduli padaku.”

Hyowon menaruh sendok itu dengan cukup keras hingga menimbulkan bunyi yang dapat kudengar, tindakannya itu seolah mengisyaratkan bahwa hatinya tidak seperti yang ia ucapkan. Sontak aku melihat benda perak itu di dekat tangannya yang masih berada di atas meja.

 

Mataku tercekat! Apa ini? Ada apa dengan tangannya? Tangan kanannya terlilit oleh kain kasa putih, tidakkah itu berarti ia terluka? Cho Hyowon bodoh, kenapa kau tak memberitahuku? Tidak, tidak! Cho Kyuhyun sangat idiot tidak mengetahui istrinya yang terluka.

 

Aku beranjak mendekat dan menyentuh pergelangan tangannya, ia menoleh terkejut tanpa ada kata yang terucap. Hanya menatapku dengan tatapan yang sangat sulit kubaca.

 

“Apa yang terjadi padamu? Siapa yang menyebabkan luka ini?” tanyaku sangat khawatir. Suaraku terdengar seperti seseorang yang sedang marah dan ketakutan.

 

Author’s Pov

 

“Ada apa Kyuhyun-ah? Kau terdengar sangat cemas.” Hyukjae berjalan mendekat dan duduk di kursi dekat Hyowon duduki. Pria itu sedikit bingung saat mendengar suara Kyuhyun yang tiba-tiba tersentak ketika ia sedang berjalan menuju ruang makan ini.

 

Kyuhyun masih berdiri menatap istrinya cemas, menunggu jawaban atas pertanyaannya dengan sangat tidak sabaran. Pria itu benar-benar tidak akan membiarkan begitu saja orang yang sudah melukai istrinya.

 

“Aku yang menyebabkan luka ini.” jawab Hyowon masih menatap Kyuhyun.  Suaminya jelas-jelas terkejut mendengar jawaban yang sulit ia terima. Bagaimana bisa?

 

“Kenapa kau begitu ceroboh, huh?” Nada bicara Kyuhyun terdengar membentak namun dengan maksud mengkhawatirkannya. Dan Kyuhyun tahu, istrinya ini paham maksud dari ucapannya itu.

 

“Karena kau disini Hyukjae Oppa, tolonglah tangkap seseorang yang juga melukaiku.” Hyowon beralih menatap Lee Hyukjae, berucap dengan nada santai tanpa beban bahkan disertai sedikit senyum dari bibirnya.

 

Kedua pria di dekatnya semakin bertanya, kerutan di kening mereka berdua bertambah. Apa yang sebenernya ingin gadis itu katakan?

“Apa maksudmu?” Tanya Hyukjae dengan pikiran yang mulai menerawang tentang apa yang baru saja Hyowon katakan.

 

Hyowon menarik nafasnya perlahan-lahan. Gadis itu sangat berusaha untuk menstabilkan kondisi hatinya yang sempat berantakan. “Seseorang yang menjadi pelayan di pesta semalam itu berusaha melukaiku.”

 

Mata Kyuhyun membulat sempurna, jantungnya terpaksa dipacu dua kali lipat dari biasanya. Kedua tangannya mengusap wajahnya dengan kasar dan menghembuskan nafas beratnya. Sekarang Kyuhyun mengerti apa yang diucapkan istrinya.

“Astaga Cho Hyowon! Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal? Kenapa kau baru mengatakannya, huh? kau sengaja membuatku merasa bersalah dan terlihat bodoh di depanmu, begitu?”

 

“Bisakah kecemasanmu itu tidak dilampiaskan dalam bentuk kemarahan, Cho Kyuhyun?” Hyowon sedikit memicingkan matanya, niatnya untuk berusaha santai dan mengacuhkan suaminya itu gagal. Emosinya juga sedikit tersulut karena Kyuhyun terus membentaknya, meski ia tahu bahwa suaminya begitu mengkhawatirkannya.

 

“Bicaralah perlahan, aku tidak ingin kau memarahiku dan berkata kasar padaku lagi. Aku juga tidak ingin melakukannya!” Hyowon memandang wajah suaminya dengan tegas namun penuh harap. Ia sedang memikirkan calon bayinya yang sedang ia kandung saat ini, egonya juga mengalah untuk itu.

 

Kyuhyun menyadari perubahan ekspresi istrinya, wajah itu seolah mengingatkan akan kesalahan yang berulang yang selalu ia lakukan. Ucapan yang baru saja istrinya katakan itu terdengar seperti keluhan atas rasa lelah karena hati yang terus saja disakiti. Kyuhyun mengerti itu.

“Maafkan aku, Won.” Sesal Kyuhyun dengan suara pelannya.

 

Hyukjae sedikit tersenyum mendengar permintaan maaf Kyuhyun yang cukup terlihat mudah, pria itu jarang sekali meminta maaf meskipun dengan sadar mengetahui kesalahannya. Ia kemudian kembali menatap Hyowon serius.

“Kau bisa mengingat wajahnya seperti apa?” Tanya Hyukjae.

 

“Aku mengingatnya, tapi kurasa CCTV juga merekamnya. Kau bisa melihatnya dalam rekaman sebelum Cho Kyuhyun naik ke podium, atau lebih tepatnya ketika Kyuhyun masuk ke toilet.”

 

Hyowon menjeda ucapannya. Ia menghembuskan nafasnya perlahan lalu menundukkan wajahnya. Mengingat kejadian yang hampir membuatnya juga calon bayinya terbunuh itu cukup menakutkan, bahkan lebih dari itu ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia tidak masuk dan Kyuhyun yang terluka. Gadis itu akan lebih takut lagi.

 

“Dia menunggu Kyuhyun di balik pintu, namun aku melihatnya. Pria itu mencoba untuk menusuk perutku, namun aku menahannya dengan tanganku.”

 

“K-kau!”  Mata Kyuhyun memerah, lidahnya bahkan merasa kelu dan tidak mampu untuk berkata lagi. Penjelasan istrinya seolah menjadi rantai yang membelenggu jantungnya dengan sangat erat.

Hyowon mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi suaminya, Cho Kyuhyun. Tapi ia malah berpikir buruk tentang istrinya dan menyakitinya lagi, dan lagi.

 

“Wae? Kau merasa bersalah?” Hyowon menyunggingkan senyumnya, gadis itu sungguh mengerikan hingga membuat Kyuhyun hancur dengan senyuman mendamaikan dalam suasana perang di dalam hatinya.

 

‘Bodoh, tentu saja’ Kyuhyun tak menjawab pertanyaan istrinya secara langsung, kalimat itu meluncur dalam hatinya. Dan pria itu merasa tak perlu untuk menjawabnya.

“Lee Hyukjae, cepat tangkap bajingan itu!” Perintah Kyuhyun yang langsung mendapat respon cepat dan Hyukjae, pria gagah dan tampan itu berjalan keluar untuk segera menjalankan tugasnya.

 

“Ayo kita ke rumah sakit, jika kau terluka  maka kau harus dirawat dan diobati!” Kyuhyun memegang tangan Hyowon yang lain dengan perlahan. Bahkan tangannya sudah siap untuk menggendong istrinya.

 

“Tidak perlu, Baekhyun telah membawaku ke rumah sakit semalam!” Tolak Hyowon dengan dingin. Ucapannya memang benar dan tidak salah sama sekali, namun nama Baekhyun yang terdengar oleh Kyuhyun seolah ancaman yang membuat Kyuhyun marah sekaligus takut.

 

“Kau masih ingin membawanya dalam percakapan kita?” Pertanyaan basa-basi Kyuhyun terdengar sangat frustasi namun ia tidak bisa marah untuk saat ini.

 

“Kau harusnya berterima kasih padanya, dia menggantikanmu untuk menolongku!”

 

Benar, ucapan Hyowon memang sangat benar. Tapi entah mengapa Kyuhyun tidak bisa menerima kebenaran itu. Pikiran negatif terhadap sepupunya itu tidak pernah memudar, namun semakin bertambah. Ia tidak ingin membahasnya lebih lama lagi, emosinya mudah meluap-luap jika ia meneruskannya.

 

Kyuhyun  mendekatkan ponselnya setelah ia menekan layar lebar itu untuk melakukan panggilan telepon. “Profesor Shin, cepat datang ke rumahku!”

 

*

 

Profesor Shin yang merupakan dokter pribadi keluarga Cho Kyuhyun itu datang dengan cepat setelah mendapat panggilan dari sang Presiden Direktur CG Company. Tak ingin berlama-lama ataupun berbasa-basi, Profesor Shin segera melakukan pemeriksaan terhadap Hyowon usai penjelasan singkat dari Kyuhyun.

 

Kyuhyun menghampiri Dokter yang sangat berpengaruh di salah satu rumah sakit terkenal di Korea Selatan itu setelah beberapa menit melakukan pemeriksan. Mereka berdua berdiri di dekat tempat tidur besar yang menjadi tempat Hyowon berbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya sebatas perut.

 

“Hyowon sudah mendapat penanganan yang tepat, luka diperutnya memang tidak terlalu dalam. Masih sebatas goresan, maka dari itu luka yang cukup dalam pada telapak tangannya yang menahannya sangat kuat. Aku cukup takjub, luka di telapak tangannya bisa memberitahuku bahwa dorongan dari si pelaku itu sangat kuat namun bisa ia tahan. Entahlah, Hyowon lebih kuat dari yang terlihat.” Profesor Shin tersenyum memandang Hyowon yang menatapnya sedikit cemas. Gadis itu memainkan jari-jari tangannya di atas perutnya dengan wajah gugup.

 

“Bagaimana penanganannya? Apa harus dirawat di rumah sakit?” Kyuhyun kembali bertanya, seolah jawaban yang ia dapat belum bisa memenuhi rasa penasaran, atau bahkan lebih tepatnya rasa khawatirnya yang berlebihan.

 

“Tidak, kondisinya memang sedikit lemah. Kurasa istrimu hanya perlu istirahat, perban di tangan dan perutnya harus diganti dua kali sehari dan tangan terlukanya itu jangan  memegang atau membawa benda ringan ataupun berat terlebih dahulu. Akan tetapi kusarankan untuk kembali melakukan check-up hingga lukanya sembuh total.”

 

Kyuhyun tersenyum, sedikit kelegaan ia rasakan di dalam hatinya. “Aku mengerti, aku sangat berterima kasih padamu Profesor Shin!”

 

“Ini tugasku Kyuhyun-ah. Tapi jika aku tidak salah, Hyowon…” Profesor Shin menggantungkan kalimatnya, ia kembali melirik Hyowon yang tersenyum kikuk kepadanya. Sementara Kyuhyun tidak sabar untuk mengetahui apalagi tentang kondisi istrinya.

 

“Ada apa?” Kyuhyun bertanya dengan matanya memandang istrinya yang sedang berbaring.

 

“Hyowon-ssi, apa kau sedang hamil?”

 

“Apa?” Sontak Kyuhyun bertanya dengan menaikan nada bicaranya, bukan ia tidak mendengar apa yang Profesor Shin katakan. Akan tetapi, apakah yang didengarnya ini sungguhan?

 

“Ya, Profesor Shin! Aku sedang hamil sekarang.” Jawab Hyowon tersenyum malu, dan sedikit canggung.

 

Jangan tanya bagaimana ekspresi Kyuhyun saat ini. Pria itu mematung dengan kedua mata yang menatap satu titik yaitu wajah istrinya tanpa bisa mengalihkan sedikitpun. Ia bahkan bisa mendengar jantungnya berdetak lebih cepat dan lebih keras, hatinya menghangat seperti gumpalan salju di dalam hatinya itu mencair dengan datangnya mentari yang khusus untuknya.

 

“Selamat atas kehamilanmu Nyonya Cho!” Ucap Profesor Shin dengan wajah yang menampakkan kebahagiaan dengan jelas. Ia kemudian melirik Kyuhyun yang berdiri di sampingnya tanpa pergerakkan.

 

“Oh, apakah kau belum mengetahuinya Kyuhyun-ah? Ah! Ataukau aku menggagalkan kejutanmu untuk suamimu yang terlihat pintar tapi bodoh ini?” Dokter yang cukup tampan itu sedikit bergurau hingga senyumannya tidak bisa ia hapuskan begitu saja.

 

“Aniyo, aku juga baru mengetahuinya dan belum sempat memberitahu suamiku.” Hyowon menggelengkan kepalanya, ia juga tersenyum ramah namun dengan hati yang berdebar. Beberapa kali matanya melirik mata suaminya yang tidak beralih darinya sama sekali dan tetap seperti itu. Kyuhyun-ah, kau tidak terkena serangan jantung bukan?

 

 

“Kalau begitu, Selamat juga untukmu Cho Kyuhyun! Kau akan menjadi ayah, jadi perbaiki sifatmu eoh?” Profesor Shin menepuk bahu Kyuhyun dan tertawa kecil karena melihat Kyuhyun yang mematung dan terlihat bodoh menurutnya. Ia berpamitan dan segera keluar dari ruang kamar yang luas ini.

 

Keduanya saling menatap satu sama lain untuk beberapa saat. Hyowon kalah, ia tidak bisa lagi menatap mata Kyuhyun yang sialan mempesona, wajah serius dengan mata berbinar dipenuhi kebahagian itu sungguh menaklukkannya.

 

Gadis itu menundukkan wajahnya, ia tidak bisa berlama-lama menatap suaminya. Dan Kyuhyun akhirnya melakukan pergerakkan atas tubuhnya. Ia kemudian duduk di tepi tempat tidur dan meraih tangan istrinya dengan lembut dan mengusapnya teratur. Perlakuan manis itu sukses membuat darah Hyowon berdesir hebat.

 

“Ada apa?” Hyowon memposisikan tubuhnya bersandar pada headboard tempat tidurnya, bertanya dengan nada angkuh. Sebisa mungkin ia mengendalikan hatinya untuk tidak jatuh lagi pada sosok suaminya. Ia mengingatkan hatinya berulang kali tentang rasa sakit yang Kyuhyun goreskan tepat dihatinya.

 

“Kau melanggar janjimu!” Tukas Kyuhyun seraya menggertakkan giginya. Ia sungguh merasa sangat gemas dengan istrinya saat ini.

 

“Bukankah sudah kubilang untuk mengatakan  semua kebenaran tentang dirimu? Kau menyembunyikan semua ini dariku? Apa kau pikir aku senang tidak mengetahui apa-apa, huh?” Kyuhyun melirik perut istrinya yang tertutup selimut itu dengan jantung berdebar.

 

“Apa kau memberikan kesempatan untuk aku menjelaskannya? Kau selalu berpikir buruk tentangku, kau bahkan sudah benar-benar melecehkanku, kau tidak ingat?” Kalimat yang terlontar dengan penuh tekanan itu benar-benar menohok hatinya.

 

Oh ya, gadisnya kembali mengingatkan sosok monster dalam dirinya. Memorinya memutar ulang adegan dimana ia mabuk dan membuka paksa pakaian istrinya untuk memastikan kecurigaannya.

 

“Aku memang sangat brengsek!” gumam Kyuhyun dengan tatapan sendu yang menyakitkan.

 

 

“Aku memberikanmu hak atas anakmu, tidak untuk hak atas diriku.” Air matanya berlinang, namun tidak ingin ia jatuhkan. Hyowon berusaha mengunci dirinya dengan apa yang diputuskannya. Entahlah, meski ragu mengatakannya namun gadis itu berniat untuk melakukannya.

 

“Apa maksudmu? Sudah kuperingatkan untuk tidak lari dariku, ataupu meminta perpisahan padaku. Itu hal yang mustahil!” Kyuhyun mendesis, kepalanya menggeleng memahami maksud dari ucapan istrinya namun menolaknya.. Tidak ada perpisahan, tidak bisa, ia tidak bisa melakukannya.

 

“Aku memang ingin bercerai denganmu!” Tegas Hyowon dengan wajah yakin, namun hatinya sungguh tidak yakin untuk ini. Sosok Kyuhyun selalu mematahkan keyakinannya, dan selalu menghancurkan benteng pertahanannya.

 

“Apa kau tidak memikirkan anak kita nanti jika keinginanmu itu terjadi?” Kyuhyun berusaha untuk meredam gejolak emosinya, ia kembali memikirkan calon bayinya, penerusnya, buah hati mereka, cinta mereka berdua.

 

“Apa dia akan bahagia jika ibunya merasa tersiksa?”

 

“Kau merasa tersiksa denganku?”

 

“Sebelumnya tidak, tapi saat aku tahu bahwa hatimu masih dengan wanita itu rasanya aku benar-benar tidak sanggup.”

 

“Oh istriku! Tidak bisakah kau percaya bahwa aku hanya menginginkanmu?” Kyuhyun menggeram, ia ingin sekali mencium bibir istrinya sampai habis. Atau bahkan mencuci otak istrinya untuk percaya pada ucapannya. Demi apapun, hatinya hanya untuk Hyowon.

 

“Tidak bisa, maafkan aku! Rasa sakitnya membuat pintu hatiku terkunci.” Ujar Hyowon dengan nada santai. Ia benar-benar membuat Kyuhyun mengeluh frustasi. Dengan santainya gadis itu menolak permohonan Kyuhyun yang sangat tulus dari hatinya. Benar-benar Park Hyowon!

 

 

“Kumohon!” Kyuhyun kembali bergumam dengan masih menggenggam tangan istrinya.

 

“Kau tahu, kebencian yang mendalam membutuhkan waktu untuk tahap mendekati cinta. Tapi rasa cinta yang sangat besar bisa sangat cepat berubah menjadi benci jika cinta itu dihancurkan.”

 

“Kau membenciku?” Kyuhyun bertanya basa-basi, ia sudah tahu dari sorot mata istrinya itu dengan jelas bahwa Hyowon membencinya.

 

“Haruskah?” Tanya Hyowon menantangnya.

 

“Bencilah aku semaumu, tapi jangan pernah meninggalkanku!”

 

“Tidak bisa, aku lebih suka untuk meninggalkanmu tanpa kebencian.”

 

 

***

 

Hari berganti terasa cukup cepat, namun tidak untuk kedua makhluk sempurna ciptaan Tuhan ini. sepasang suami-istri yang terlibat konflik tak berujung itu merasakan waktu berjalan sangat lambat. Kyuhyun berusaha merubah karakternya, menghilangkan sifat kasarnya yang sepertinya tidak mungkin bisa ia lakukan.

 

Mengabaikan sikap acuh tak acuh istrinya, mengabaikan hawa dingin yang menyelimuti aura istrinya, dan kalimat-kalimat tajam yang meluncur mulus dari mulut istrinya. Kyuhyun melapangkan dadanya menerima semua itu dan berusaha untuk kembali mencuri hatinya, memperbaiki semuanya, agar ia bisa selalu bersama istrinya.
“Bagaimana tidur siangmu? Apa cukup nyenyak?” Pertanyaan Kyuhyun itu menyambut Hyowon setelah ia berhasil mengumpulkan seluruh nyawanya yang berterbangan saat ia tidur nyenyak bahkan sangat nyenyak. Tangan besar Kyuhyun masih melingkar di punggung Hyowon, memeluk tubuh kecil itu dengan lembut.

 

“Apa kau sedang berusaha untuk mencairkan kutub utara?” Ucapan Hyowon terdengar sangat sinis dan ekspresi wajah yang mengejek. Namun Kyuhyun tersenyum melihat dan mendengar itu, setidaknya ini lebih baik daripada Hyowon yang diam tanpa berucap apapun dan terus mengabaikannya seperti hari sebelumnya.

 

“Kau sangat lucu, istriku!” Goda Kyuhyun mengacak rambut istrinya dengan lembut.

 

“Terserah kau mau mengatakan apapun, aku hanya tidak akan menerima perpisahan dan hal yang menyangkut itu. Aku tidak ingin menjadi ayah yang jahat, aku ingin berusaha! Hatiku juga masih sakit, tapi aku berusaha untuk mengabaikan semuanya agar aku bisa selalu melihatmu dan melindungi kalian.” Kyuhyun mengusap lembut perut rata istrinya dengan bergetar, kemudian tersenyum dengan harapan yang ia bangun dengan sangat kokoh.

 

“Kau memang seperti itu, selalu mengabaikan apapun semaumu. Apa kau pikir menghancurkan hatiku itu sebuah lelucon? Harusnya kau tidak memiliki keberanian untuk menatapku bahkan hingga memelukku!” Ada perasaan dimana ia ingin sekali membalas pelukan suaminya ini, namun tidak bisa. Hatinya seolah terbagi dengan keinginan yang berbeda.

 

“Aku mencintaimu, My Won!” Ucap Kyuhyun dengan tulus. Ia sangat mengerti, rasa akit yang ia ciptakan tak mudah begitu saja untuk disembuhkan. Namun ia bukanlah sosok pria yang akan meminta maaf ribuan kali agar penyesalannya hilang, Kyuhyun terkadang tidak mampu menyampaikan isi hatinya dengan baik. Pria itu lebih memilih untuk bertindak, melakukan segala macam cara untuk memperbaikinya.

 

 

Kyuhyun mengikuti istrinya yang bangkit dari tempat tidur lalu berjalan menuju meja di sudut ruangan.

“Menu makan siang apa yang kau inginkan, sayang? Ataukah kau mau minum susu? Atau salad buah?” tawar Kyuhyun dengan bersemangat, dan itu sangat bertolak belakang dengan sosoknya yang sebenarnya. Ia memang berusaha untuk merubah sikapnya, namun ia sendiri tidak mengerti mengapa menjadi sangat jauh dari kepribadiannya dan lebih mirip dengan kepribadian istrinya. Meski bingung, namun pria tampan itu sangat menikmatinya.

 

“Apa setelah peresmianmu menjadi seorang Presdir itu tugasmu hanya melayaniku? Tidak bisakah kau kembali ke kantor dan tidak menggangguku?” Hyowon membalikan tubuhnya, melipat kedua tangan di dadanya dan menatap Kyuhyun dengan tajam.

 

“Tidak, biarkan saja Lee Donghae yang bekerja! Jika aku berlama-lama dikantorpun aku merasa tidak betah dan ingin segera menemuimu.” Jawab Kyuhyun mengikuti apa yang istrinya lakukan dengan melipat kedua tangan di dadanya, namun matanya menatap Hyowon dengan perasaan gemas dan menggoda.

 

Hyowon mendengus, ia tak ingin meladeni suaminya yang berubah sangat manis itu dan memilih untuk duduk di depan meja yang terdapat sebuah laptop dan beberapa berkas disana. Hyowon membuka komputer lipat itu dan menekan tombol power untuk menghidupkannya.

 

“Hey! Apa yang kau lakukan? Ambillah cuti, atau berhenti saja dari pekerjaanmu. Tanganmu belum sembuh total, jadi berhentilah dulu. Kau bisa menyelesaikannya nanti, atau aku saja yang mengerjakannya. Kau tinggal menyuruhku untuk-“

 

“Keluarlah! Aku benar-benar muak denganmu saat ini!”

 

Kalimat panjang yang keluar dari mulut Kyuhyun itu tidak bisa dilanjutkan sampai akhir, Hyowon menyergahnya dengan nada dingin dan perasaan jenuh. Pria itu menghembuskan nafas beratnya berusaha sabar dengan istrinya yang semakin menakutkan, dan sulit ditaklukkan. Entah karena usahanya belum maksimal, atau perasaan benci di dalam istrinya belum sirna, atau bahkan ini mungkin karena efek dari kehamilannya itu. Kyuhyun tidak tahu.

 

“Aku ingin disini bersamamu!” Kyuhyun merajuk dengan wajah cool dan senyum yang tak dapat Hyowon pungkiri begitu memabukkan. Kenapa Kyuhyun terlihat begitu sempurna dengan senyumnya itu?

 

Hyowon bangkit dari kursi yang bahkan belum lama ia duduki. “Baiklah, aku yang akan keluar. Haruskah aku tidur di apartemenku yang dulu? Atau menginap-“

 

Kyuhyun memegang bahu Hyowon dengan cepat, dan satu tangannya menyentuh bibir Hyowon dengan lembut. Berusaha untuk menghentikkan ucapan istrinya yang sudah bisa ia tebak itu.

“Aniyo, aku akan berada di ruang televisi, kau bisa memanggilku jika membutuhkan sesuatu!”

 

Hyowon memandang punggung suaminya yang berjalan menuju pintu. Jika terus seperti ini ia benar-benar bisa luluh, dan jatuh kembali ke dalam pelukan suaminya. Demi apapun ia merindukkan dekapan Kyuhyun, sentuhan Kyuhyun dibibirnya dan segalanya yang sangat sering ia lakukan dengan suaminya itu dengan penuh cinta.

 

***

 

Kedua pria tampan dengan setelan kemeja kasual itu sedang duduk bersantai di ruangan yang bersebelahan tanpa dinding dengan ruang utama itu. Kyuhyun dan Donghae duduk di sofa besar dengan nyaman, mereka baru saja membahas tentang proyek besar pembangunan resort yang melibatkan perusahaan asing itu. Beberapa minuman kaleng itu menempati meja kosong di depannya, dan keduanya sedang menyesap minumannya masing-masing.

 

Hyukjae yang baru saja datang langsung ikut bergabung dengan duduk di sofa yang sama dan meraih kaleng berisi minuman soda untuknya.

 

“Aku sudah menemukannya!” Ucap Hyukjae setelah menjauhkan minumannya dari bibirnya.

 

“Dimana dia? Bawa aku padanya, aku ingin menghabisinya saat ini juga!” Ujar Kyuhyun tak sabaran, ia buru-buru menaruh minumannya dan menatap Hyukjae dengan serius. Sedangkan Donghae memberikan ekspresi antusiasnya namun menunggu untuk sahabatnya berbicara.

 

“Dia ditemukan di kamar sewanya dalam keadaan yang mengenaskan!” gumam Hyukjae dengan wajah gusarnya, ia bahkan harus menghembuskan nafasnya dengan sangat kasar.

 

“Kalian sudah menghabisinya?” Tanya Donghae terkejut.

 

“Tidak, aku menemukan pelaku itu sudah dalam keadaan perut yang tertusuk dan pergelangan tangan yang patah. Wajahnya juga sudah babak belur, benar-benar parah.” Hyukjae bergidig sedikit meringis setelah membayangkan apa yang baru saja ia lihat, dan Donghae bergidig ngeri mendengarnya dan ikut membayangkan seperti apa yang Hyukjae katakan.

 

“Dia sedang koma dan dirawat di rumah sakit sekarang.” Ucap Hyukjae melanjutkan laporannya.

 

“Mungkinkah orang yang menyuruhnya itu adalah orang yang melakukannya juga?” ucap Donghae berspekulasi.

 

“Bisa jadi seperti itu, entah alasannya karena ia gagal atau agar tidak dapat memberitahu siapa yang menyuruhnya.” Hyukjae sedikit membenarkan dugaan Donghae, namun ia belum bisa memastikan sebelum pemburuan dan penyelidikannya selesai. Mereka hanya bisa menebak, dan mencurigai seseorang saat ini.

 

“Mereka semakin mengerikan.” Gumam Kyuhyun dengan ekspresi datarnya, ia kembali teringat pada istrinya. Kyuhyun berpikir Hyowon terseret dalam bahaya karenanya, dan andaikan saat itu ia tak mengabaikan istrinya maka kejadian buruk tidak akan menimpa istrinya.

 

“Kau tidak perlu khawatir Kyuhyun-ah, semuanya baik-baik saja. Keluargamu, kami berdua dan Hyowon akan selalu bersamamu.” Ujar Donghae seraya menepuk-nepuk punggung Kyuhyun menenangkan. Ia dan Hyukjae menatap Kyuhyun yang sedang memandang lurus tanpa titik fokus dengan wajah dinginnya, namun matanya mengisyaratkan rasa takut meliputinya.

 

“Aku tahu.” Gumam Kyuhyun disertai anggukkan kepalanya.

 

 

“Hyowon-ah, kau ingin bergabung?” suara Lee donghae menyentak Kyuhyun hingga ia mendongak dan melihat sosok istrinya yang berjalan mendekati ketiganya. Kyuhyun melihat Donghae yang memperlihatkan minuman kaleng di depannya langsung menajamkan tatapannya.

 

“Andwae! Kau tidak boleh meminum minuman seperti ini.” larang Kyuhyun dengan sangat keras dan tidak bisa terbantahkan.

 

“Waeyo? Ini hanya bir tanpa alkohol dan minuman soda!” Donghae menunjuk semua minuman yang yang berada di atas meja dihadapan mereka.

 

“Kau sangat berlebihan, Cho Kyuhyun!” Cibir Hyukjae dengan senyuman manisnya. Dan Hyowon hanya berdiri menatap ketiganya yang dengan sedikit senyum yang sulit ia tutupi. Mereka bertiga terlihat seperti remaja lelaki yang sedang bermain di mata Hyowon.

 

“Awas saja! Kalian akan mati jika memberikan minuman selain air mineral, jus dan susu pada istriku!” Kyuhyun mengepalkan tangan kanannya dan menunjukkannya pada Hyukjae dan Donghae dengan wajah mengancam.

 

“Yaa kenapa kau begitu berlebihan seperti ini, huh?” sergah Donghae yang tidak terima dengan sikap Kyuhyun yang menurutnya aneh itu.

 

“Aku tidak ingin bayi kami dalam perutnya kenapa-kenapa.” Kyuhyun mengarahkan jari telunjuknya pada perut istrinya membuat kedua pria yang masih lajang ini menganga dan membulatkan matanya.

 

“Mwo? Bayi?” pekik Hyukjae dan Donghae dengan sangat kompak.

 

“Ya, mulai saat ini perlakukan istriku dengan lebih baik lagi. Dan bantu aku untuk menjaga dan melindunginya setiap saat.”  Ucap Kyuhyun dengan senyuman mengembang, kalimatnya benar-benar membuat Hyowon merona. Meski rasa sakitnya belum sembuh, tetap saja ia tidak bisa menutupi perasaan meletup-letup di dalam dadanya karena ulah Cho Kyuhyun itu.

 

“Whoa! Hyukjae-ya, kita akan mendapat keponakan! Aish, kenapa kau baru memberitahu kami, huh? Kalian sangat hebat Cho Kyuhyun dan Nyonya Cho!” Donghae bersorak bahagia, ia kemudian berdiri dan menghampiri Hyowon untuk membawanya duduk bersama mereka bertiga.

 

“Semoga kau dan malaikat kecil di dalam sana selalu sehat dan kuat.” Kata Hyukjae mengucapkan doa tulus seraya hendak menggerakkan tangannya untuk berusaha menyentuh perut Hyowon namun dicegah dengan cepat oleh suaminya.

 

“Terima kasih Oppa!” Ucap Hyowon tersenyum.

 

“Perhatikan tanganmu Lee Hyukjae! Kalian dilarang menyentuh istriku!”

 

“Ya, kau sangat pencemburu dan protective!” Dengus Hyukjae yang mendapat senyuman jahat khas Cho Kyuhyun.

 

 

“Ini pesananmu, Presdir Cho!”

Henry datang dengan membawa sebuah bungkusan yang kemudian ia letakkan diatas meja dekat beberapa kaleng minuman. Hyukjae menaikkan alisnya dan melempar tanya pada Henry denga ekspresinya.

 

“Itu Tteokpokki level pedas, Hyung!” Jawab Henry yang mengerti maksud dari tatapan Hyukjae padanya. Hyukjae, Donghae dan Hyowon semakin bingung dengan jawaban Henry itu. sementara Kyuhyun hanya berekspresi santai dan melihat bungkusan yang masih sangat rapi itu di depannya.

 

“Apa kau tidak salah memesan makanan Kyuhyun-ah?” Tanya Donghae memastikan.

 

“Kau bahkan tidak menyukai makanan seperti itu!” Tambah Hyukjae yang langsung dibenarkan oleh Donghae dengan anggukan kepalanya.

 

“Itu makanan kesukaanku, kau membelikannya untukku?” Hyowon bersuara, dan semua orang tertuju padanya. Mereka berpikir dan membenarkan dugaan Hyowon namun Kyuhyun malah menggelengkan kepalanya dan menyilangkan kedua tangannya.

 

“Tidak, aku tidak akan membiarkanmu memasukkan makanan pedas ke perutmu.” Jawab Kyuhyun dengan mata yang menajam.

 

“Dan kau sendiri tidak menyukai makanan pedas!” sergah Hyowon yang juga menatap Kyuhyun dengan tajam namun cukup membingungkan.

 

“Entahlah, aku tiba-tiba ingin memakannya.” Kyuhyun berujar santai, ia segera meraih bungkusan berwarna putih dengan logo kedai yang menjual makanan kue beras itu di depannya. Sementara yang lainnya menatap Kyuhyun dengan wajah heran dan sulit menerima apa yang mereka lihat saat ini. Cho Kyuhyun apa yang salah denganmu?

 

***

 

“Kalian sudah memberikan pelajaran padanya?”

 

“Ya, sesuai perintahmu! Tapi Hyukjae dan anggotanya menemukannya dan membawanya ke rumah sakit.”

 

Baekhyun tersenyum puas mendengarnya, ia segera mengakhiri panggilan teleponnya dan meraih beberapa lembar foto di mejanya. Ia meraih satu foto yang berada paling atas menampilkan sosok Hyowon yang tersenyum manis dan membuatnya tersenyum tulus, menyentuhkan jari telunjuknya pada wajah cantik itu dengan tatapan kedamaian.

 

“Tetaplah seperti Hyowonku, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu. Haruskah aku membunuh Cho Kyuhyun, eoh?”

 

Tangannya kemudian menaruh foto Hyowon di atas mejanya lalu menatap lembar foto selanjutnya.

 

“Bodoh, kau kalah cepat denganku Cho Kyuhyun! Kenapa kau melakukan hal yang membuatku ingin membunuhku?” Baekhyun menatap tajam foto Kyuhyun itu lalu menaruhnya tepat di dekat foto Hyowon.

 

“Oh Yoon Soojin, kau tidak bisa melakukan pekerjaanmu dengan benar huh? Kau begitu ceroboh! Kau selalu melakukan kesalahan. Jika aku membunuh Cho Kyuhyun, bukankah aku harus membunuhmu juga? Atau harus kubunuh kau terlebih dahulu?”

 

Baekhyun melemparkan lembaran foto ditangannya itu diatas meja kerjanya. Tiga lembar kertas foto yang lain tertutupi foto Yoon Soojin yang berada paling atas. Baekhyun mengabaikan lembaran foto yang lain, tangannya kembali meraih foto wanita tercantik dalam dunianya. Menatapnya dengan wajah kagum dan mata yang bebinar.

 

“Jika saatnya tiba, aku akan memilikimu Hyo!”

 

 

 

To Be Continue  . . .

 

 

Bagaimana Readers-nim? Chapter 15 ini mungkin lebih hancur, membosankan dan menyebalkan, mianhamnida . . . tapi tolong berikan komentarnya! Author sangat membutuhkannya ^^ Gamsahamnida!!! RCL Juseyo~

11 thoughts on “OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 15)

  1. Pingback: Library | WONLOVE JAEKYU

  2. Ternyata psikopot si bae itu..😱😱😱
    Ada udang dibalik bakwan.
    Eon,tadi ada teks.nya si bae. “Kenapa kau ingin membuatku membunuhku?” itu gimana eoh? 😆😆

    Like

  3. Uhhhh ga salah lagi
    Sih babekhyun dalang utamanya

    Jd dia ama soojin kerja sama gitu maksudny

    Gila bner deh
    Gadis lain bnyak
    Knp terobsesi ama bini orang
    Sedang hamil pula skrg

    Like

  4. Kyaaa kyaknya kpendekan deh Thor part ini, maaf tp mksh dah update. Asiiiik Kyu jadi baik banget n slalu Ada buat hyowon. Ngdukung banget deh perlakuan hyowon kyak gitu ma Kyu, Biar Kyu ngejer terus n hyowon bila perlu kerjain Kyu dgn byk mau ini mau itu blg aja kemauan nya so baby.
    Si baekhyun jahat banget ya jd ngeri kyak psikopat gitu, kyaknya soojin suruhan nya baekhyun ya????……

    Like

  5. entah knp eon ak krg puas yak 😱 tp udah keren kok.. agak membingungkan yg part in.. oh iya eon.. jangan lama2 yak lanjutny.. kalo bisa setiap hari lanjutny.. suka bangeeet 😚😘 love eonni 😍

    Like

  6. wiii jdiii intiii dri smuaa dalang iniii adlh baekhyun????
    apaa diaa psycoo???
    tak bisakah diaa eelakan sajaa.. gituu jg hyowonmasihh truss ajaa belain diaa…huh…
    blum tauu ajaa idung asliinyaaa si baekhyun

    Like

  7. Ap yg udh d lakuin k hyowon emg sgt trll jd sgt pantes kyu dksh syok terapi. Tp part ni syok terapi kyu msh kurang😀 msh kesel soalny
    Baekhyun trnyta dirimu mlai terobsesi bt memiliki hyowon

    Like

  8. Ya ampun baekhyun bnr2 psiko dehhhh, wahhhh bnr apa yg d lakukan oleh hyowon thd kyu. Beri pelajaran ma kyu agar gak berbuat seenak dia. Agar kyu juga sadar lw sdh me yakiti hyowon. Next d tunggu cinggu

    Like

Leave a comment