OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 14)

our-complicated-marriage-3

 

Title : Our Complicated Marriage

Author : WonA

Genre : Drama Romance, Married Life

Length : Chapter, Longshoot

Rating : PG 17

Casts : Cho Kyuhyun – Park Hyowon – Lee Donghae – Lee Hyukjae – Yoon Soojin – Byun Baekhyun – Park Wonho – Henry Lau and Other Casts.

Disclaimer : This Story of Fanfiction is pure of my imagination, the casts belongs themselves, don’t ‘copas’, and don’t bash!

 

Author’s Notes : Terima kasih buat para Readers-nim yang tercinta selalu menunggu FF ini, memberikan respon yang positif dengan komentar-komentarnya yang membuat Author bersemangat dan ingin cepat-cepat melanjutkan ke chapter berikutnya. I Love You!

 

 

Happy Reading . . . Typo is Magic!

 

 

Hyowon menghentikan kakinya tepat setelah ia memasuki rumah miliknya dan Kyuhyun itu dengan tubuh lemah. Memandangi setiap sudut di dalam ruangan yang bisa ia jangkau dengan indera penglihatannya. Rasanya baru kemarin mereka hidup sebagai pasangan suami istri normal yang saling memadu kasih dan berbagi perasaan cinta, mengapa secepat itu hatinya terselimuti oleh kehancuran yang menggantikan kebahagiaan yang baru ia kecap sesaat.

 

“Beristirahatlah, tidak usah terlalu dipikirkan.” Hyukjae berucap dengan lembut seraya menatap wajah pucat dengan mata yang memerah itu.  Hyowon hanya terdiam, ia seperti tidak memiliki kekuatan untuk sekedar membalas ucapan Hyukjae padanya.

 

“Kyuhyun hanya merasa bersalah dan bertanggung jawab atas kondisi Yoon Soojin saat ini.”

 

Oh sial, kenapa Lee Hyukjae harus menyebut kedua nama itu sekarang? Niatnya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan berusaha menenangkan Hyowon itu benar-benar tidak akan berhasil. Mendengar namanya saja membuatnya teriris berulang kali hingga ia harus menghela nafas panjangnya karena terasa begitu menyesakkan.

 

“Hyukjae Oppa, maukah minum denganku?” tanya Hyowon dengan nada frustasi. Ia menatap Hyukjae dengan mata terluka, gadis itu mati-matian menahan tangisnya sejak Kyuhyun menyuruhnya pulang.

 

“Kyuhyun bisa membunuhku, dan dia juga tidak akan memaafkanmu.” Hyukjae ingin sekali menuruti permintaan Hyowon, namun ia tidak bisa jika Kyuhyun nanti akan kembali memarahi Hyowon karena pria itu sangat tidak menyukai jika istrinya mabuk-mabukkan, dan kondisinya pasti akan semakin rumit.

 

“Apakah maaf dari seorang Cho Kyuhyun itu sangat penting bagiku, huh? Dia bahkan tidak menghargaiku sama sekali.” Hyowon melangkahkan kakinya kembali, meninggalkan Hyukjae yang mematung menatapnya tak berdaya. Ini masalah hati, seorang Lee Hyukjae tidak mampu untuk sekedar membantu menyelesaikan masalah paling berbahaya itu.

 

*

 

“Jihyun-ssi, kau bisa membantuku?” Hyowon bertanya setelah melihat rekan kerjanya itu berjalan ke mejanya. Tengah hari di cuaca yang diingin ini semua pegawai menghabiskan waktunya di dalam kantor, meski tidak ada pekerjaan penting yang mendesak mereka memilih berdiam diri di dalam ruangan dengan penghangat itu.

 

“Waeyo? Kau membutuhkan sesuatu?” Jihyun duduk diatas meja kerja Hyowon dengan sangat santai. Sementara gadis itu sedang sibuk memasukkan ponsel dan sebuah flashdisk ke dalam slingbag hitamnya.

 

“Aku sedang menandai beberapa poin penting disini, bisakah kau menyelesaikannya?” Hyowon memberikan Ipad berwarna putih miliknya. Kang Jihyun menganggukkan kepalanya dan membawa Ipad itu bersamanya.

 

“Gomawo!”

 

Oh Sehun yang tak sengaja memperhatikan Hyowon nampak bingung, gadis berambut coklat terang itu terlihat teburu-buru, bahkan sudah mengemasi barang-barangnya bersiap untuk pulang. Kakinya bergerak mendekati Hyowon yang sudah berjalan melewati mejanya miliknya.

 

“Kau mau kemana? Apa terjadi sesuatu?” Raut wajah Sehun sedikit cemas, ia memandangi Hyowon yang memberikan senyum tipisnya lalu menggelengkan kepalanya.

 

“Tidak, aku hanya melupakan janjiku bersama sahabatku. Dia sudah menunggu di kantornya.” Jawab Hyowon menjelaskan dengan cukup jelas. Akan tetapi aura Hyowon sedikit berbeda dan dapat dirasakan dengan jelas oleh Oh sehun, Ketua Tim Perancangan ini nampak lebih diam tak seperti biasanya.

 

“Oh geurae, lain kali pakailah syal dan sarung tangan. Cuacanya semakin dingin.”

 

Hyowon lagi-lagi tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya dan berpamitan pada pria tampan itu, sosok Sehun di matanya tidak pernah berubah sama sekali sejak pertemuan pertamanya. Sangat peduli, dan begitu perhatian padanya. Ia jadi kembali teringat pada suaminya, dan membandingkan dengannya. Hyowon mengumpat dalam hatinya, pria itu bahkan tidak pulang dan tidak menunjukkan usahanya untuk sekedar menjelaskan atau meminta maaf.

 

 

“Mianhaeyo, aku akan benar-benar lupa jika kau tak mengirim pesan padaku.” Ucap Hyowon membuka coat tebal miliknya setelah ia memasuki ruangan Baekhyun.

 

Baekhyun menyambutnya dengan senyum yang sungguh luar biasa manis, ketampanannya berlipat ganda saat ia tersenyum manis seperti ini. Pria itu mendekat, menyerahkan secangkir coklat panas pada gadis paling cantik menurutnya. Tidak masalah jika Hyowon datang terlambat, ia akan selalu menunggu gadis itu berapa lamapun. Setidaknya kata terlambat itu lebih baik dari tidak sama sekali.

 

“Kau tidak tidur semalam?” Kalimat pertama yang keluar dari mulut Baekhyun itu membuat Hyowon berhenti menyesap coklat panasnya. Ia memalingkan wajahnya yang sedari tadi ditatap dengan intens oleh Baekhyun. Baekhyun sudah melihat dengan jelas lingkaran hitam di sekitar matanya

 

“Apa masalah tidurmu masih selalu datang, huh?”

 

“Ya.” Semakin parah ketika Kyuhyun tidak bersamaku. Ia hanya mampu melanjutkan jawaban atas pertanyaan Baekhyun di dalam hatinya. Ia bingung, dan entah harus bagaimana lagi? Rasa sakit akibat cinta benar-benar mengganggunya, bahkan menguras habis tenaga dan pikirannya.

 

Baekhyun menatap sendu tubuh kurus Hyowon, gadis itu memang memiliki berat badan yang tidak terlalu berisi. Akan tetapi kali ini ia melihat Hyowon jauh lebih kurus dan pucat. Baekhyun sangat memperhatikan Hyowon hingga ia mampu perubahan apa saja yang terjadi pada gadis yang sangat ia cintai, entah itu berat badan, model rambut, gaya berpakaian, makanan, hobi, dan lainnya Baekhyun mengetahui dan mengingatnya dengan sangat jelas.

 

“Kau juga melupakan tubuhmu, haruskah aku memarahi suamimu yang tak bisa memberimu makan?”

 

Hyowon membelokkan kepalanya hingga ia bisa melihat Baekhyun yang sedang memberikan ekspresi kesal bercampur dengan khawatirnya. Ia memang tidak suka dikhawatirkan, tapi saat ini yang membuatnya jauh lebih tidak suka adalah menyebut “suami” yang status itu sedang Hyowon pertanyakan. Dengan segenap kekuatan yang tersisa, Hyowon menahan air mata dan kesedihannya. Ia hanya mempu menyandarkan kepalanya pada bahu Baekhyun.

 

Pria itu terdiam, hatinya benar-benar menghangat dengan posisinya saat ini. Mereka berdua duduk di sofa yang sama dengan kepala Hyowon yang bersandar pada bahunya. Ia tahu bahwa gadis yang sangat suka menonton drama ini dalam kondisi hati yang tidak baik, namun merasakan tubuh itu kembali bersandar padanya benar-benar membuatnya bahagia. Memorinya memutar ulang setiap momen yang tercipta diantara Hyowon dengannya. Dimana ia selalu menghabiskan waktu libur dengan membaca komik bersama, bersepeda dan bermain di taman, juga kenangan saat di perpustakaan ketika Hyowon bersandar dibahunya dengan mata terpejam.

 

 

“Aku akan meminjam bahumu lagi nanti, sekarang perlihatkan yang ingin kau tunjukkan padaku!” Hyowon mengangkat kepalanya, kemudian merubah posisi duduknya hingga menghadap kearah Baekhyun.

 

“Dihadapanmu!”

 

Hyowon mengikuti arah pandang Baekhyun yang menuju pada meja dihadapannya. Ada sebuah kotak berwarna coklat muda diatasnya. Dengan cepat dan tak sabaran, juga tak ingin berbasa-basi menanyakan “ini untukku?” karena bukan gayanya, Hyowon menyambar kotak itu dan membukanya. Matanya berbinar takjub dengan apa yang baru saja ia lihat. Tangannya mengeluarkan benda tersebut secara perlahan.

 

“Woa! Gaunnya sangat cantik!” Puji Hyowon meletakkan gaun berwarna maroon itu di pangkuannya, tangannya meraba bagian atas gaun tersebut yang memiliki model V neck yang cukup terbuka namun dilapisi lace hitam berbahan lembut yang memberikan kesan seksi dan elegan.

 

“Ada banyak pakaian yang cantik untukmu jika kau menyukainya.” Ucap Baekhyun atas pujian dari karyanya yang khusus untuk Hyowon.

 

“Aku menyukainya, tapi aku tidak ingin membuatmu bangkrut!”

Keduanya tertawa kecil setelahnya. Baekhyun mengacak rambut Hyowon dengan lembut karena merasa gemas, sedangkan gadis itu hanya diam tanpa protes karena masih mengagumi gaun yang terasa sangat lembut dan ia benar-benar menyukainya.

 

 

“Baekhyun-ah, apa kau mengenal sepupumu dengan baik? Apakah dia sosok pria yang setia?” pertanyaan tiba-tiba dari Hyowon itu membuatnya merubah tatapannya menjadi sangat serius dan terluka pada sosok wanita di sampingnya yang sedang menatap jendela besar di salah atu ruangan ini.

 

“Dia adalah pria yang setia.” Jawab Baekhyun menahan amarahnya yang mulai naik. Meski ia tidak menyukai apa yang diucapkannya, namun yang ia ingingkan hanyalah ketenangan hati Hyowon. Akan tetapi tidak sebanding dengan jawabannya, gadis itu malah terisak cukup jelas. tangisannya yang tertahan mampu terdengar oleh Baekhyun.

 

Baekhyun cemas, ia segera meraih kedua bahu Hyowon agar gadis itu menghadap kearahnya. Tidak perlu menyembunyikan wajah basahnya karena Baekhyun mengetahui dengan jelas bahwa Hyowon sudah tidak mampu menahannya lagi.

 

“Aku membencinya karena aku terlalu mencintainya.”

 

Baekhyun membawa gadis itu kedalam pelukannya. Melihat Hyowon menangis seperti ini benar-benar membuatnya merasa sesak dan hampir tidak bisa menahan diri untuk menghabisi penyebab dari air mata itu jatuh. Matanya menggelap, kemarahan kembali muncul dalam dirinya. Tidak lain adalah Cho Kyuhyun penyebabnya, tangannya benar-benar sangat tidak tahan untuk menghajar pria yang dicintai oleh wanita yang dicintainya.

 

Hyowon dan Baekhyun sudah berada di kafe tenda yang menjual makanan hangat dan alkohol tentunya. Sudah dua botol soju Hyowon habiskan bersama beberapa potong daging panggang. Sebenarnya Baekhyun tidak ingin mengabulkan permintaan gadis itu, namun semua orang yang mengenalnya sudah sangat paham bagaiman keras kepalanya Park Hyowon. Jika Baekhyun tidak menemaninya, ia pasti akan datang ke tempat ini seorang diri. Setidaknya dengan cara ini gadis itu bisa memasukkan makanan kedalam perut kosongnya, dan pikirannya lebih tenang tanpa ada yang harus ia tahan ataupun sembunyikan. Lalu bagaimana dengan Cho Kyuhyun? Persetan dengan pria itu, yang terpenting adalah kebahagiaan Hyowon saat ini.

 

“Baekhyun-ah, kepalaku pusing seperti turun dari wahana roller coaster.” Hyowon  meracau dengan suara beratnya, ia juga memegangi kepalanya yang terasa berdenyut.

 

“Benarkah? Kau bahkan belum pernah menaiki wahana itu, kau sangat takut permainan ekstrim seperti itu.” Baekhyun membantu memijat kepala Hyowon dengan perlahan, gadis itu sudah cukup mabuk.

 

“Lalu apakah aku pernah menjuarai lomba renang?”  pertanyaan Hyowon terdengar seperti gumaman karena efek mabuk itu, bahkan kedua matanya terasa sangat berat untuk menatap Baekhyun dengan jelas. Dan ya, jangan lupakan wajah yang merah itu.

 

“Kau bahkan tidak bisa berenang, bagaimana bisa menjuarai lomba renang. Kau hanya pernah menjuarai lomba karangan fiksi dan kontes menyanyi antar kelas.” Baekhyun tersenyum melihat tingkah Hyowon saat mabuk seperti ini.

 

“Benarkah? Lalu apakah aku bisa memenangkan hati Cho Kyuhyun? Kau bilang dia pria yang setia, bukankah itu berarti pria brengsek itu masih mencintai wanita tidak tahu malu dan sangat mengerikan itu huh?” Hyowon menatap gelas kosong dihadapannya dengan wajah sedih. Seolah sedang melihat hatinya yang terasa sangat hampa saat ini. Sekarang ia sudah tidak sanggup lagi untuk menangis, benar-benar melelahkan jika harus menangis setiap saat memikirkan suaminya.

 

 

“Ayo kita pulang, semakin malam udaranya semakin dingin.” Baekhyun bangkit dari tempat duduknya, ia tidak ingin lagi membahas tentang Cho Kyuhyun. Akan semakin buruk jika mereka terus membahas tentang Kyuhyun, dan bisa saja ia menghampiri pria itu lalu memukulinya dengan penuh amarah.

 

“Maukah kau menggendongku? Kau selalu menggendongku saat aku lelah dulu.” Hyowon mengerucutkan bibirnya dan memasang aegyo-nya dengan mata terpejam dan rambut yang acak-acakkan. Sedangkan Baekhyun tidak menjawab permintaan dari Hyowon dengan ucapannya, melainkan pria itu langsung memposisikan tubuhnya berjongkok. Ia sudah sangat siap untuk menggendong Hyowon di punggungnya.

 

 

“Kau memang yang terbaik.” Gumam Hyowon yang sudah berada diatas punggung Baekhyun.

 

Baekhyun berjalan santai keluar dari kafe tenda ini dengan menggendong Hyowon yang tidak bisa menutup mulutnya karena selalu berbicara tidak jelas. Baekhyun hanya tersenyum dan menanggapi ucapan Hyowon dengan perasaan gemas, ia sama sekali merasa tak keberatan dengan ini. Entah sudah berapa kali Baekhyun menggendong Hyowon saat di bangku sekolah.

 

 

“Cepat turunkan istriku!” suara perintah dari seorang pria yang tak lain adalah Kyuhyun membuat langkahnya terhenti. Wajah Baekhyun menampakkan ekspresi malas dan muak terhadap sosok yang memerintahnya itu. Mereka berdua bahkan sudah sampai di dekat mobil Baekhyun yang terparkir disana. Aura mencekam seolah menjadi kabut di malam yang begitu dingin dan bersalju ini. akan tetapi Baekhyun tidak cepat menuruti apa yang Kyuhyun katakan padanya, ia hanya menatap sosok pria berkemeja itu berdiri tegap dengan Hyukjae dan Donghae dikedua sisinya. Tatapan Kyuhyun padanya terlihat sangat tajam seperti sebuah pedang yang siap menghunusnya.

 

Hyowon yang masih memiliki sedikit kesadarannya itu bergerak dan bergumam pelan meminta Baekhyun untuk menurunkannya. Tubuhnya limbung dan terhuyung saat kedua kakinya menapaki permukaan bumi setelah turun dari gendongan Baekhyun. Tentu saja Baekhyun sangat sigap dan langsung membantunya untuk berdiri dengan melingkarkan tangannya kebelakang punggung Hyowon.

 

Sikap Baekhyun itu bagaikan bendera perang yang dikibarkan bagi Kyuhyun. Pria itu melangkah cepat dan meraih tangan Hyowon hingga menariknya jatuh ke dalam pelukannya membuatnya mampu mencium bau alkohol yang begitu kuat. Demi seluruh harga dirinya, Kyuhyun tidak pernah rela membiarkan gadisnya disentuh oleh pria lain terlebih lagi Baekhyun yang menurut Kyuhyun sudah melewati batasannya. Hatinya sudah kebakaran melihat istrinya berada diatas punggung pria itu, bahkan api di dalamnya tidak mudah untuk padam melainkan semakin berkobar siap untuk membakar apapun dan siapapun.

 

“Apa yang kau lakukan, huh? Lepaskan! Aku tidak ingin bersamamu!” Hyowon berusaha melepaskan tangan Kyuhyun yang mendekapnya dan memekik frustasi.

 

“Ayo pulang!” Kyuhyun berucap sangat tegas tanpa memperdulikan Hyowon yang merengek tidak ingin ia sentuh.

 

“Kau brengsek, Cho Kyuhyun!”

 

Tubuh Kyuhyun baru saja ingin berbalik, namun makian yang terdengar begitu jelas di telinganya itu membuatnya mendidih. Kalimat itu terdengar bukan hanya dari mulut Hyowon, namun juga Baekhyun. Mereka memakinya dengan kompak seolah telah berunding terlebih dahulu. Tapi rupanya itu seperti kebetulan pada waktu yang sangat tepat, Baekhyun tersenyum menjatuhkan pada Kyuhyun yang sudah bersiap mengepalkan tangannya.

 

Bugh!

 

Kyuhyun melepaskan Hyowon dari tubuhnya lalu memberikan pukulan telak pada wajah Baekhyun dengan sangat keras hingga pria itu kehilangan keseimbangannya namun tidak sampai terjatuh. Lee Donghae dan Lee Hyukjae yang sedari tadi terdiam kini bergerak berusaha menahan Kyuhyun. Keduanya sudah sangat paham bagaimana seorang Cho Kyuhyun marah dan melampiaskan kemarahannya, akan sangat mengerikan jika mereka berdua tidak melerainya.

 

Hal yang paling mengejutkan adalah ketika Hyowon berjalan menghampiri Baekhyun yang sudah berdiri dengan memegangi rahangnya yang terasa cukup nyeri. Gadis itu terlihat begitu khawatir pada sahabatnya. Ia menyentuhkan tangannya untuk memegangi wajah Baekhyun yang mulai memerah akibat ulah suaminya.

 

“Cho Kyuhyun brengsek! Berani-beraninya kau memukulnya, dasar pria kasar!” Hyowon mengumpat keras berusaha berdiri tegak menatapi suaminya yang menyalang padanya. Kyuhyun tidak tinggal diam, ia tidak bisa membiarkan istrinya memakinya untuk kedua kali di depan Byun Baekhyun, bahkan sampai membela dan mengkhawatirkan pria itu. Tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya lagi, Kyuhyun menarik paksa istrinya hingga ia berhasil membawa Hyowon masuk ke dalam mobilnya.

 

 

 

“Aku membencimu, Cho Kyuhyun!” lirih Hyowon menatap marah pada suaminya. Kyuhyun tak menanggapi kalimat kebencian yang Hyowon ucapkan, ia terlalu sibuk meredam emosinya. Perasaan terbakar masih menyergapnya dan kali ini benar-benar tidak bisa ia maafkan. Hyowon dan Baekhyun sudah membuatnya hancur sekaligus diliputi kemarahan yang sangat besar.

 

Hyukjae yang saat ini tidak memegang kemudi dan digantikan oleh Donghae karena cederanya itu merasa bersalah atas apa yang terjadi saat ini. setidaknya jika ia menerima tawaran minum dari Hyowon mungkin Kyuhyun tidak akan semarah ini, Hyowon juga akan berada dalam pengawasannya karena minum di dalam rumah. Foto-foto yang dikirim anak buahnya itu sungguh mencabik-cabik hati dan kesabaran Kyuhyun, bagaimana tidak? Istrinya terlihat begitu menikmati momen kebersamaannya dengan Baekhyun, skinship yang ditunjukkan seperti pasangan kekasih. Dan Kyuhyun sungguh tidak akan lagi memberikan hak untuk istrinya untuk bertemu atau berdekatan dengan sepupunya itu.

 

 

“Handphone juseyo!” Hyowon mengulurkan tangannya pada Kyuhyun. Pria itu hanya mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti. Kenapa istrinya meminta ponselnya, bahkan dengan senyum yang terpampang diwajah cantik dengan pipi yang memerah itu. Efek mabuk dari Hyowon memang luar biasa mengerikan.

 

Tak ingin berucap ataupun berdebat karena ia sungguh sedang tidak ingin berbicara dengan istrinya, Kyuhyun menyerahkan ponselnya dengan wajah acuhnya.

 

Hyowon langsung menggerakkan jarinya menyentuh layar mulus berukuran 5.5 inchi itu. setelahnya ia mendekatkan ponsel milik suaminya di telinga kanannya. Berbeda dengan Kyuhyun yang tidak peduli dengan apa yang Hyowon lakukan, Donghae dan Hyukjae nampak memperhatikan aksi Hyowon saat ini. Beberapa kali Donghae melihat kaca spionnya untuk memantau Kyuhyun dan Hyowon.

 

“Wah, kau cepat sekali mengangkatnya. Kau berpikir yang meneleponmu Cho Kyuhyun, huh? Dasar penyihir jalang yang tidak tahu diri! Kau benar-benar sangat licik!”

 

Kyuhyun terkejut mendengar Hyowon berbicara dengan nada emosi dan berteriak, sontak ia merebut ponselnya sendiri dengan kasar membuat Hyowon mendengus kesal. Kyuhyun sangat tahu bahwa istrinya saat ini sedang dalam pengaruh alkohol, akan tetapi ia tidak bisa menerima Hyowon memaki, dan berkata kasar pada Yoon Soojin. Ya, Kyuhyun mengetahui dengan yakin bahwa yang istrinya telepon adalah Yoon Soojin.

 

“Apakah kau sudah gila, huh? Jaga mulutmu dengan baik atau kau tidak perlu berbicara hal yang tidak pantas!” Suara Kyuhyun meninggi, ia memang bermaksud memarahi istrinya yang sudah sangat kelewatan menurutnya. Kyuhyun juga merasa hatinya tidak terima saat Hyowon mengatakan kalimat kasar terhadap Soojin.

 

 

“Ya, aku sudah gila! Setidaknya aku tidak brengsek sepertimu.” Hyowon menggerutu santai dengan senyum pahit yang ia tunjukkan. Rasanya ia ingin kembali ke tempat tadi untuk meminum beberapa botol soju lagi agar tubuhnya benar-benar mabuk dan kehilangan kesadarannya saat ini. Hyowon benar-benar menyesal karena masih memiliki kesadarannya yang memang sedikit namun rasa sakit itu begitu jelas tercetak di dalam hatinya. Kyuhyun terlalu memuja mantan kekasihnya, peduli dan memberi seluruh perhatiannya untuk wanita itu hingga Hyowon seperti terasingkan dan dibuang ke dalam hutan kegelapan.

 

 

Kyuhyun mengempaskan tubuh Hyowon keatas kasur dengan cukup kasar setelah sebelumnya menyeret gadis itu ke dalam kamarnya. Emosinya sudah tidak tertahan lagi, Hyukjae dan Donghae yang sudah berusaha menenangkannyapun gagal, amarahnya meningkat setiap kalimat yang diucapkan Hyowon padanya. Gadis itu meracau dan bergumam frustasi menginginkan perpisahannya, mengatakan bahwa ia mencintai pria lain, ingin menikah dengan pria lain, dan kalimat lain yang menyulut api amarah di dalam dada Kyuhyun.

 

“Apa kau pikir seorang istri pantas untuk mabuk-mabukkan bersama pria lain, huh? Apakah pantas jika seorang istri menghabiskan waktunya dan bermesraan dengan pria lain, huh?” Kyuhyun berteriak cukup keras hingga gadis itu sedikit ketakutan, kepalanya yang semakin pusing dan mendengar suara suaminya seperti petir yang begitu dekat di telinganya.

 

“Kau ingin berpisah denganku? Mencintai pria lain? Menikah dengan pria lain? Simpan saja itu dalam pikiranmu!” Kyuhyun membuka penutup kaleng bir dengan cepat dan langsung menegaknya. Beberapa kaleng bir dan minuman alkohol lainnya sudah ia letakkan di atas meja dekat sofa itu.

 

Hanya dalam hitungan menit Pewaris CG Company itu menghabiskan beberapa kaleng bir seraya menatap tajam istrinya. Ia seolah sedang menunjukkan bagaimana Cho Kyuhyun saat mabuk, atau lebih tepatnya memberikan pelajaran pada istrinya.

 

“Kau sangat mengerikan, Cho Kyuhyun!” Hyowon mendesis, meski gadis itu juga sudah mabuk namun ia bisa melihat dengan jelas bahwa pria dihadapannya benar-benar tidak seperti suaminya yang sangat mencintainya.

 

“Wae? Kau tidak menyukaiku? Ah, aku tahu ! kau hanya selalu mengingat perlakuan buruk yang kulakukan, kau melupakan semua usaha yang kulakukan untukmu. Kau hanya memandangku sebagai Cho Kyuhyun yang kasar dan menyeramkan, begitu?”

 

“Maka lakukanlah seperti itu! ingatlah selalu seorang Cho Kyuhyun yang melukaimu, dan lupakan semuanya!” Kyuhyun berteriak keras, suaranya seperti menggema di dalam ruangan ini. Kedua matanya sudah memerah, rasa mabuk sudah menyerangnya dan siap membuatnya tak terkendali.

 

Tangan kirinya memberikan sekaleng bir yang telah dibukanya untuk Hyowon minum, gadis itu menolak namun Kyuhyun memaksakan tangan istrinya untuk menggenggam erat kaleng berwarna silver itu.

 

“Cepat minum, bukankah kau belum pernah minum bersama suamimu, huh?” Kyuhyun memerintah dengan nada seraknya. Namun Hyowon tidak menuruti begitu saja, tangannya bergerak melempar minuman beralkohol itu ke lantai hingga membuat Kyuhyun murka.

 

“Yaa! Apa kau hanya ingin minum bersama pria brengsek itu? Hah! Park Hyowon, kau wanita macam apa yang menolak suamimu ini, huh?”

 

 

Kyuhyun duduk di sofa menghadap kearah istrinya yang sedang memandangnya dengan sangat dingin. Ia kemudian tersenyum jahat lalu mengarahkan jari telunjuknya pada Hyowon.

 

“Buka bajumu, perlihatkan apa saja yang telah kalian lakukan dibelakangku!”

 

Hyowon kembali merasakan paru-parunya seperti terikat dengan erat karena ucapan Kyuhyun barusan. Bagaimana bisa ia berpikir seperti itu? Apa Kyuhyun sedang merendahkannya saat ini?

“Apa kau sedang menghinaku? Kau pikir aku seorang wanita murahan seperti Yoon Soojin, huh?”

 

“Tutup mulutmu! Dia adalah gadis yang sangat pintar dan memiliki kehormatan. Kau tidak berhak untuk menyebutnya seperti itu!”

 

“Geurae, aku lebih buruk darinya bukan? Hah, harusnya aku meminta Baekhyun untuk menjamahku agar kau puas!”

 

“Mwo? Kau ingin mati, huh?”

 

Kyuhyun bergerak cepat berusaha untuk melepaskan coat yang masih menyelimuti tubuh Hyowon. Tangannya benar-benar tidak sabaran untuk membuka setiap kancing yang menempel disana. Hyowon berusaha untuk menghentikan aksi Kyuhyun yang sudah terlihat dengan jelas begitu kasar dan meremukkan hatinya hingga berkeping-keping. Gadis itu menangis terisak dan berteriak berusaha agar Kyuhyun mendengarnya untuk berhenti. Namun telinga pria itu seolah tuli, ia sungguh tidak sabar untuk membuka kancing kemeja Hyowon dan menariknya dengan kedua tangannya.

 

Leher jenjang dan bahu mulus itu terbuka, Kyuhyun melihatnya. Tak ada jejak apapun disana, yang ia cari benar-benar tidak ada membuatnya begitu frustasi dan menghempaskan tubuhnya yang sudah tidak mampu berdiri tegak ke kasur yang sama yang sedang Hyowon duduki.

 

Gadis itu menangis ketakutan dengan tubuh yang bergetar, ia merasa seperti telah dilecehkan oleh pria asing yang begitu kasar. Kedua tangannya mencengkram erat selimut tebal untuk menahan rasa sakit yang amat menyakitkan. Kyuhyun yang dilihatnya sekarang benar-benar mengerikan, seperti seorang Cho Kyuhyun yang menyeretnya masuk kedalam mobil kala ia bersama Sehun. Pria itu mengeluarkan kalimat-kalimat yang menusuknya tepat dihatinya hingga ia terluka. Dan saat ini, ucapan dan tindakannya benar-benar membuat Hyowon tidak sanggup lagi untuk mengangkat beban berat yang menimpa hatinya. Rasa sesak itu bertambah dan semakin bertambah tanpa mengurangi cinta yang disimpannya. Tangisannya menandakan bahwa ia benar-benar tak berdaya, pikirannya menginginkan untuk pergi jauh dari Kyuhyun. menghapus setiap kenangan yang tercipta, namun hatinya sungguh menolak itu semua. Mengingkari kesakitannya beberapa kali dengan alasan cinta yang begitu dalam hingga ia tidak mampu untuk menjangkau dan mengambilnya kembali.

 

 

*

 

Kyuhyun terbangun dari tidurnya, mulutnya begitu kering dan tenggorokkannya terasa sangat mual. Rasa pening di kepalanya juga dapat ia rasakan dengan jelas, memorinya memutar kembali apa saja yang ia telah lakukan. Kyuhyun bersandar pada headboard tempat tidurnya dengan wajah tak berekspresi setelah mengingat apa saja yang terjadi. Perasaan marah, cemburu, sakit hati, sedih, dan menyesal berterbangan di kepalanya. Ia mengusap wajahnya frustasi saat melihat sisi tempat tidurnya benar-benar kosong, Kyuhyun tidak menemukan istrinya di sampingnya.

 

Beberap kaleng bir dan botol wine tergeletak berserakan dilantai kamarnya. Inilah yang dibenci Kyuhyun saat melampiaskan amarahnya pada alkohol, bukannya menenangkan melainkan semakin parah dan hilang kendali. Meskipun dalam pikirannya ia berhak marah atas apa yang telah dilakukan istrinya.

 

“Kau dimana?” Kyuhyun bertanya setelah penggilan teleponnya dijawab. Ia mendnegar suara wanita di sebrang sana dengan perasaan sedikit lega. Kyuhyun benar-benar tidak tahu malu, ia seolah bukan pendosa dengan melupakan apa saja yang telah dilakukannya semalam dan hari-hari sebelumnya.

 

“Di kantor, aku sedang sibuk!” suara Hyowon terdengar lebih rendah dan sangat berat, gadis itu seperti menahan setiap ledakan yang menyakitkan di dalam hatinya.

 

Kyuhyun hendak membuka mulutnya untuk berujar, namun panggilan itu  terputus dengan cepat. Hyowon mematikannya, ia benar-benar belum bisa untuk berbicara lama-lama dengan suaminya. Lukanya masih sangat basah dan sensitif, jika berlama-lama maka akan semakin perih dan hancur tak tersisa. Pria itu melirik jama yang masih melingkra di tangannya, menunjukkan pukul 10.30 waktu korea.

 

 

“Apa dia menghabiskan sarapannya?” tanya Kyuhyun melihat Donghae dan Hyukjae yang sedang duduk di ruang utama. Keduanya menoleh, Donghae menggelengkan kepalanya dan Hyukjae membuang wajahnya tampak sedang tidak ingin melihat Kyuhyun saat ini dan Kyuhyun sendiri mengerti itu.

 

“Jangankan menghabiskan, mencicipinya saja tidak. Hyowon berangkat pagi-pagi sekali, tapi aku sudah mengingatkannya untuk pesta peresmianmu nanti malam. Beberapa foto gaun yang harus dipilihnya juga baru saja aku kirimkan padanya.” Jawab Donghae menyodorkan jus jeruk yang masih utuh itu. Donghae memang membuat itu untuknya, tidak berniat sama sekali untuk diberikan pada Kyuhyun. Tapi setelah melihat wajah pucat Kyuhyun dengan rambut acak-acakkannya dan pria itu terlihat begitu kacau membuat Donghae menyerahkan dengan tulus jus buatannya.

 

 

Kyuhyun menegak jus jeruk itu dengan cepat setelah ia duduk di samping Hyukjae dan Donghae. Matanya kembali menggelap setelah sebuah pesan diterimanya. Ia mencengkram sangat erat benda tipis itu saat menghela nafas panjangnya.

 

“Brengsek!” Umpat Kyuhyun membanting ponsel miliknya, beruntunglah alat komunikasi itu tak hancur ataupun rusak karena Kyuhyun melemparnya ke sofa empuk yang sedang ia duduki.

 

Donghae memungut ponsel tak berdaya itu dan melihat isi pesan yang diterima Kyuhyun yang berasal dari istrinya sendiri.

 

[“Jangan pedulikan aku lagi, karena aku sudah tidak peduli lagi padamu. Tidak perlu menyiapkan gaun untukku, aku akan memakai gaun paling indah dari Baekhyun.”]

 

*

 

Malam peresmian Cho Kyuhyun sebagai Presiden Direktur CG Company itupun tiba, tamu undangan berdatangan dengan setelan jas dan gaun formal di dalam gedung hotel Sun Luxury. Beberapa investor, partner bisnis, pegawai, tim pengacara, wartawan bahkan artis ambasadorpun memenuhi ruangan yang didekor sangat mewah ini. Keluarga besar Cho Kyuhyun sudah menyambut para tamu undangan dengan senyum ramah mereka.

 

Kyuhyun berjalan bersama Hyowon dengan Hyukjae dan Donghae di belakangnya, tak ada senyum sedikitpun yang tercipta di wajah cantik Hyowon ataupun wajah tampan Kyuhyun saat mereka berjalan bersama. Tidak seperti pesta peringatan Hotel SL beberapa waktu lalu. Kaki-kaki yang bergerak terasa sangat berat saat ini, hati mereka berdua benar-benar sudah penuh dengan perasaan yang bercampur tak beraturan. Nafas yang dihembuskan bahkan terasa sangat menyakitkan, keduanya ingin saling menggenggam tangan satu sama lain namun tidak bisa. Kebencian dan cinta memiliki tingkatan yang sama dan berimbang di dalam hati mereka.

 

Hyowon tak mampu untuk berdiri di dekat Kyuhyun lagi, ia segera berjalan menuju meja tempat minuman diletakkan. Seorang pelayan menyapanya dan menawarkan diri untuk bantuannya. Hyowon meminta segelas wine dengan ramah. Tanpa harus menunggu lama, gadis itu sudah menerima wine-nya, ia hendak meminumnya namun sebuah tangan buru-buru menggenggam gelas yang digenggamnya.

 

“Kau ingin mengacaukan acaraku, Nyonya Cho?” Kyuhyun tidak bisa membiarkan Hyowon meminum minuman berakohol lagi, apalagi saat ini. Akan berdampak fatal jika istrinya mabuk dan tidak bisa menahan diri di acara sepenting ini. Kyuhyun berusaha merebut gelas itu namun Hyowon menahannya hingga isi dalam gelas itu keluar membasahi jas mahal milik Cho Kyuhyun.

 

“Maafkan aku!” kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Hyowon, ia sungguh tidak sadar mengucapkan kalimat penyesalannya. Sedangkan Kyuhyun hanya menatapnya dingin dan tak menanggapi Hyowon yang berusaha untuk menepiskan cipratan wine di jas hitam itu. Ketampanan Kyuhyun memang tidak berkurang sama sekali, akan tetapi kesempurnaan harus ia tunjukkan di acara besar ini. Hyowon memandang suaminya dengan detak jantung yang lebih cepat, malam ini suaminya begitu tampan dan mempesona. Pakaian serba hitamnya yang sangat kontras dengan kulit putihnya benar-benar membuatnya semakin sempurna, tapi Hyowon tidak bisa memujinya sekarang. sama seperti Kyuhyun, istrinya yang tampil begitu elegan dan cantik pastinya tidak bisa ia kagumi ataupun puji karena memakai gaun pemberian dari pria yang sangat dibencinya.

 

 

Hyowon berusaha mengejar Kyuhyun masuk ke dalam toilet, ia berdiri di depan pintu masuk ruang toilet pria melihat laki-laki itu sudah masuk ke dalam, disusul seorang pria berseragam pelayan. Haruskah ia masuk? Apa tidak apa-apa jika ia masuk ke toilet pria? Entahlah! Kakinya tiba-tiba saja memasuki ruangan yang cukup luas dan memiliki banyak pintu dan bilik disana.

 

Matanya membulat sempurna saat melihat seorang pelayan yang sedang berdiri tak jauh dari sebuah pintu dengan memegangi pisau yang bahkan bisa ia lihat kilauan dari benda tajam itu.

Tangannya cepat meraih bahu pria itu hingga mereka berhadapan dan sama-sama terkejut.

 

“K-mmph!” Hyowon tak bisa membuka mulutnya untuk sekedar mengucapkan nama suaminya. Pria yang memakai seragam pelayan itu membungkam mulut Hyowon dengan tangannya dan menarik gadis itu menjauh dari pintu yang diyakini di dalamnya Kyuhyun berada.

 

Tangan Hyowon berusaha untuk menjauhkan pisau yang mengarah ke perutnya, air matanya sudah jatuh seiring usahanya untuk melepaskan tangan pria itu yang menahannya di dinding. Ujung pisau itu mengenai perut kirinya dan terasa sangat menyakitkan, siapapun tolong ia saat ini! Gadis itu menggigit tangan yang membungkamnya hingga terlepas, begitupun dengan pisau yang mengarahnya kini menjauh.

 

“Keluarlah, jangan sakiti suamiku!” ucap Hyowon dengan suara pelan dengan wajah memohonnya. Pria itu terdiam menatapi Hyowon yang bahkan tidak berteriak ataupun memberontak, merasa bingung dan sulit untuk dipercaya. Ia lari setelahnya meninggalkan gadis itu kesakitan dan menahan luka baru ditubuhnya. Tangannya menyentuh perut terluka itu untuk menahan darah yang keluar.

 

Suara langkah kaki membuatnya terdiam, dengan cepat ia menggerakkan tangannya diposisi perutnya untuk menutupi luka itu, Hyowon tahu bahwa suara langkah kaki itu milik suaminya, Cho Kyuhyun.

 

Kyuhyun sempat terkejut melihat Hyowon berada di dalam ruangan yang khusus untuk laki-laki ini, ia hanya melirik wajah yang memucat itu kemudian berlalu begitu saja tanpa berucap sedikitpun. Hyowon memang berusaha untuk menutupi lukanya agar Kyuhyun tak melihatnya, namun sikap Kyuhyun yang hanya memandangnya sekilas lalu berlalu pergi tanpa memperhatikannya membuatnya benar-benar kecewa dan rasa sakit dihatinya seolah lebih besar dari rasa sakit di perutnya.

 

Brak!

Suara pintu terbuka dengan sangat kasar itu membuat Hyowon mendongak, sosok Baekhyun berjalan tergesa-gesa menghampirinya. Hyowon hanya meringis melihat wajah tampan itu berubah pucat dengan perasaan cemas yang kentara, gadis itu juga tidak berniat untuk bertanya bagaimana bisa Baekhyun disini disaat waktu yang sangat tepat.

 

“Hyowon-ah!” Baekhyun memekik terkejut mendapati tangan Hyowon berlumuran darah dan gaun berwana maroon itu sedikit menyamarkan noda darah di bagian perutnya.

 

“Ayo kita ke rumah sakit!” Baekhyun berusaha untuk memegangi bahu Hyowon yang turun dan bergetar itu.

 

“Aku ingin mendengarkan Ucapan Kyuhyun sebagai Presdir, ini acara penting untuknya. Aku tidak mau merusaknya!” lirih Hyowon dengan nafas yang sediki terengah-engah.

 

Baekhyun menghembuskan nafasnya dengan kasar karena merasa frustasi, gadis ini selalu memikirkan Kyuhyun di saat kondisinya yang sudah dalam keadaan tidak baik-baik saja itu.

 

“Kau ingin Kyuhyun melihatmu seperti ini, huh?” Baekhyun mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku celananya, dan mendaratkan lipatan sapu tangan itu diatas perut Hyowon yang terluka. Hyowon menahannya cukup kuat dan menghembuskan nafasnya berulang kali, ini benar-benar menyakitkan. Pertam kali dalam hidupnya ia ditusuk oleh seseorang dengan pisau tajam.

 

Kemudian Baekhyun membuka coat berwana hitam miliknya yang cukup panjang hingga menutupi tubuh Hyowon sebatas lutut. Hyowon menyentuh tangan Baekhyun yang berusaha untuk membantunya berjalan dengan satu tangannya, ia menggelengkan kepalanya dengan lemah.

 

“Aku bisa berjalan sendiri, di luar terlalu banyak orang. Aku baik-baik saja, kau bisa berjalan di belakangku jika kau tak percaya!” Hyowon membenarkan posisi coat milik Baekhyun yang menutupi tubuhnya bahkan juga lukanya. Sementara itu Baekhyun hanya mendesah frustasi menatap tubuh kecil itu berjalan. Hyowon sangat keras kepala, dan sifatnya itu membuatnya terlihat jauh lebih kuat dan mendominasi orang-orang di sekitarnya.

 

Bak seorang aktris profesional yang sedang berakting di depan kamera, Hyowon berjalan santai keluar dan meninggalkan ruang utama dimana semua orang sudah duduk rapi mengelilingi setiap meja bundar berlapis kain putih disana. Meski begitu, pria yang berjalan di belakangnya ini merasa tak berdaya dan sangat gusar, tangannya sudah tidak tahan untuk membawa tubuh Hyowon dengan tangannya.

 

“ . . . Presiden Direktur CG Company, Cho Kyuhyun imnida.”

 

Sebuah getaran menjalar ke seluruh tubuhnya saat mendengar suara yang sangat familiar itu, ia ingin sekali berhenti dan membalikan tubuhnya untuk melihat suaminya disana, namun tidak bisa. Menghentikan langkahnya sajapun Hyowon tidak mampu, ia tetap menggerakkan kakinya untuk berjalan. Hyowon tidak melihat bagaimana seorang Cho Kyuhyun yang begitu gagah dan tampan berdiri dipodium dengan stand mic di depannya tersenyum dan meliriknya, senyuman yang menjadi topeng dari hati yang terluka.

 

Hyowon mempercepat langkahnya saat rasa sakit itu semakin menerjang perutnya, dan menambah kesakitan pada tubuh yang lain. Kepalanya berdenyut, ia tidak ingin jatuh pingsan disini.

 

***

 

 

“Kau habis bersenang-senang, Nyonya Cho?” sapaan tidak hangat yang diberikan Kyuhyun padanya benar-benar menohok hatinya. Tubuhnya sudah sangat lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk meladeni amarah Kyuhyun yang terpancar dari kedua bola matanya.

 

Ingin ia berteriak bahwa gadis itu baru saja keluar dari rumah sakit, melakukan serangkaian pemeriksaan dan perawatan, bersyukurlah luka tusukan itu tidak sampai ke bagian dalam perutnya. Namun Kyuhyun sudah bersiap dengan tatapan sinisnya yang mengintimidasi.

 

“Apa saja yang kalian lakukan hingga kau baru pulang di pagi hari dan berganti pakaian?” Kyuhyun memperhatikan istrinya dari ujung kepala sampai kakinya. Ucapannya benar, Hyowon memang tidak memakai gaun semalam yang Kyuhyun lihat. Gadis itu saat ini memakai blouse berwarna peach yang dilapisi cardigan putih model round hand dipadukan dengan rok yang menutupi sampai dibawah lututnya. Heels nya bahkan telah berganti dengan flat shoes senada.

 

“Harusnya anak buahmu bisa mengikuti Baekhyun kemana saja agar kau tahu apa yang telah kami lakukan.” Sindiran Hyowon seperti angin yang berhembus kencang membuat bara api yang ada di dalam hati Kyuhyun menyala. Pikirannya kembali kacau dan merasa tertekan saat bayangannya jauh menerawang dengan apa yang telah Hyowon lakukan.

 

“Mereka memang sedikit lamban, tapi aku melarang mereka untuk mengikutimu, kau melarangku untuk peduli padamu bukan?” Kyuhyun bersikap santai dan berusaha sekuat tenaganya untuk meredam emosi yang selalu memuncak dan siap meledak setiap beradu argumen dengan istrinya.

 

“Wah, untuk hal itu kau mendengarkan dan menuruti ucapanku dengan baik.” Hyowon hanya bisa mencibir, ia juga melemah dan tidak bisa menyerang Kyuhyun dengan kalimat-kalimat tajamnya. Terserah Kyuhyun mau berkata apa, atau melakukan apapun padanya. Hyowon benar-benar tidak peduli, dan berusaha untuk menutup telinganya untuk kalimat kasar Kyuhyun padanya.

 

Kyuhyun yang sudah sangat rapi dengan setelan kantornya itu mengeluarkan ponselnya yang berdering dari dalam saku jasnya. Hyowon mengamati suaminya cukup intens, mata beningnya yang berkaca-kaca itu tidak bisa melepaskan pandangan dari Kyuhyun yang justru sama sekali tidak menatapnya. Pria itu berdiri mengarah ke jendela dengan membelakangi istrinya yang sudah duduk ditepi tempat tidur.

 

‘Aku ingin memaafkanmu, Kyuhyun-ah! Aku ingin kita memperbaikinya.’ Batin Hyowon bergumam dengan hati pilu, ia sudah berusaha menguatkan hatinya yang telah hancur.

 

“Eoh Soojin-ah!”

 

Tangan kanannya terulur menyentuh dadanya yang kembali sesak mendengar suaminya menyebut nama itu di depannya. Meski Hyowon tidak bisa melihat bagaimana ekspresi Kyuhyun saat menyebut nama itu, namun suaranya benar-benar terdengar antusias.

 

“Arraseo, ayo kita sarapan bersama. . . Aku akan menjemputmu.”

 

Tatapan Hyowon yang semula mengarah pada punggung suaminya itu beralih, ia menatap kosong pada lantai di kamarnya bersama Kyuhyun. Hyowon merasa seperti ada yang sedang menyayat jantungnya dengan sangat kasar hingga ia seperti tak mampu lagi untuk merasakan detak jantungnya. Harapan yang ia bangun hancur berserakan dan tak mampu untuk disatukan kembali. Kenapa pria yang begitu ia cintai mampu melukainya berulang kali? Tidak adakah rasa belas kasih untuk hatinya yang sudah terbakar hingga menjadi debu?

 

 

Kyuhyun membalikan tubuhnya usai acara meneleponnya yang entah ia ketahui atau tidak telah menyakiti istrinya sendiri itu. Kakinya hendak melangkah, namun sebelum itu ia menyempatkan untuk memandang Hyowon yang tertunduk lemah. Hatinya juga sakit, namun Kyuhyun merasa tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menyembuhkan hatinya sendiri apalagi menyembuhkan hati istrinya.

 

Hyowon mendongakkan kepalanya, air mata itu berhasil ia tahan hingga tidak jatuh membasahi wajah pucatnya. “Kyuhyun-ah, ada yang ingin aku bicarakan. Bisakah kau tidak pergi?”

 

“Kau bisa berbicara denganku nanti.” Jawaban Kyuhyun yang terucap dengan mudah itu sukses membuat hatinya yang sudah menjadi debu itu berterbangan entah kemana. Benar-benar kosong di dalam sana, Kyuhyun terlalu luar biasa mencampakkannya kali ini.

 

“Tidak, tidak ada yang akan kubicarakan jika nanti.” Hyowon menarik kedua sudut bibirnya untuk memberikan senyum kesakitannya untuk suaminya.

 

“Maka tidak perlu kau katakan!” Kyuhyun membalas senyum itu dengan sorot mata yang mengisyaratkan bahwa dirinya sedang terluka dan tidak berdaya.

 

“Geurae, pergilah! Kau juga terlihat seperti tidak ingin mendengarkan apa yang akan kuucapkan.”

 

Kyuhyun memandang wajah pucat istrinya cukup lama, hatinya terketuk beberapa kali untuk menyadarkannya bahwa tindakannya sudah benar-benar membuat Hyowon jatuh kejurang bersama cintanya. Tapi sungguh ia tidak bisa melakukan apapun, lukanya akan semakin membesar jika ia berusaha untuk mengobatinya.

 

“Jangan lupakan sarapanmu.” Ucap Kyuhyun dengan tulus, bagaimanapun ia tidak bisa melihat istrinya yang pucat itu jatuh sakit.

 

Air mata Hyowon kembali memenuhi kelopak matanya. Apa yang baru saja pria itu bilang? Menyuruhnya untuk tidak melupakan sarapannya? Apa ini? Setelah ia memutuskan untuk melakukan acara sarapan yang manis bersama wanita lain pria itu menyuruhnya sarapan? Terbuat dari apa hati seorang Cho Kyuhyun?

 

“Aku tidak akan melupakannya.” Jawab Hyowon lalu memalingkan wajahnya ketika Kyuhyun benar-benar berjalan keluar dari kamar mereka berdua menyisakan sebuah suara pintu yang tertutup rapat.

 

Hyowon membaringkan tubuhnya perlahan, ia memposisikan tubuhnya meringkuk kearah sisi yang lain tempat tidurnya. Sisi dimana Kyuhyun tidur disana, menemaninya, memeluknya, menciumnya, dan selalu membuatnya hangat juga nyaman. Tapi disana kosong, Kyuhyun pergi meski ia sudah meminta untuk prianya tidak pergi. Tangan kanannya terulur di depan wajahnya, melihat telapak tangannya yang terbungkus kain kasa putih yang sedikit tertutupi oleh cardigannya itu kemudian bergerak menyentuh perut ratanya membuat air matanya jatuh tak terbendung. Isakan kecil dari mulutnya terdengar begitu menyedihkan bercampur dengan perasaan sesak di dalam dadanya.

 

 

“Kyuhyun-ah, aku sakit . . . dan aku sedang hamil.”

 

 

 

To Be Continue  . . .

 

 

Kyaa . . . Bagaimana Readers-nim? Mohon dimaafkan jika Chapter ini masih banyak banget kekurangannya, aku juga sempet pesimis buat posting chapter 14 ini sekarang T.T Dan Kyuhyun disini sungguh menyebalkan hahaha Mianhae~ tolong berikan komentarnya. Gomawo!

 

RCL Juseyo . . .

 

 

23 thoughts on “OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 14)

  1. Pingback: Library | WONLOVE JAEKYU

  2. Sngny udh post😊
    Bneran deh sy sebel bgt sm kyu, dia mrh hyowon dkt sm cwok lain, sdgkn dia sndri ga peka sm prasaan istrinya. Buat kyu menyesal bgt sm ap yg udh dia lakuin

    Like

  3. sampai netes ni air mata eon kok tega bgt sih kyu mana hyowon lagi hamil klo gini truss yg ada baek yg bakalan gantiin kyu karna baek selalu ada utk hyowon….dtggu nextnya eon jgn lama ya eon fighting

    Like

  4. aaaa… mauuu sampee koan merekaa berantem trusa…
    kokk kyuu ehois bangett sihh.. slaluu ajaa melihat dr sisi diaa ajaa.. gak nanyaa dluu kek.. ehh langsung emosii ajee…
    dan skrng hyowin hamil.. bahkan diaa makan samaa soojin… ituu wanitaa sbenrnyaa gmnaa sih posisinyaa bgi kyuu???
    tdkkah kyuu bs memberikan kepastian…
    btw inii msh panjangkah onn kisahnyaa????

    Like

  5. 😢😢😢😢 nangis bombay…
    Gimana kondisi won-eonni. Calon janinnya ?? Tidak berharap akan ada sesuatu yang buruk.. #edisiedisipenuhsadepisode..😓😓 ditunggu lanjutannya wona-shhi… 😘😚
    #belumsiapjugasamapartlanjutannya.

    Like

  6. Ya anpun kyu bnr2 gak tahu kondisi. Kurang sabar apa hyowon, kyu u akan bnr2 menyesal memperlakukan hyowon spt itu. Hyowon lbh baik u pergi menenangkan diri drpd hrs berdiam trs d perlakukan kyu spt itu. Biarkan kyu sadar seberapa berharganya u utknya apalagi skrg u sdg hamil. Jgn sampai hyowon setress gara2 kyu. Next d tunggu cinggu

    Like

  7. Aduuuuh…..Kyu ampun deh ksian hyowon. Soojin bikin greget aja. Hyowon yg Sabar ya????
    Kok aku relay sih updated nya tgl 10 kmren….
    Mksh Thor daebak FF kesayangan nih slalu ditunggu…..

    Like

  8. eonni… kapan dilanjut.. udah hampir setiap hari mampir ke blog eonni tp trnyta blm lanjut , ini bkn pnasaran sangat 😱😱
    daebak!!
    semangat eon!!

    Like

Leave a comment