OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 16)

 

our-complicated-marriage-3

Title : Our Complicated Marriage

Author : WonA

Genre : Drama Romance, Married Life

Length : Chapter, Longshoot

Rating : PG 17

Casts : Cho Kyuhyun – Park Hyowon – Lee Donghae – Lee Hyukjae – Yoon Soojin – Byun Baekhyun – Park Wonho – Henry Lau and Other Casts.

Disclaimer : This Story of Fanfiction is pure of my imagination, the casts belongs themselves, don’t ‘copas’, and don’t bash!

 

Author’s Notes : Terima kasih buat para Readers-nim yang tercinta selalu menunggu FF ini, memberikan respon yang positif dengan komentar-komentarnya yang membuat Author bersemangat dan ingin cepat-cepat melanjutkan ke chapter berikutnya. I Love You!

 

 

Happy Reading . . . Typo is Magic!

 

Dipagi hari ketika mentari masih malu-malu untuk beranjak naik membangunkan makhluk hidup di bumi yang indah ini, seorang pria tengah berdiri di dekat wastafel usai membasuh wajahnya. Ia menatap ke cermin dengan melihat wajah tampannya yang tiba-tiba memucat usai memuntahkan air lewat mulutnya.

 

“Gwenchanna?”

 

Sebuah suara yang terdengar dingin namun sarat akan kekhawatiran itu didengar oleh pria yang masih mengenakan piyama tidurnya itu. Cho Kyuhyun, sang pria tampan beristri ini masih merasa bingung dengan kondisi tubuhnya yang seolah melakukan protes secara mendadak.

 

Kyuhyun membalikan tubuhnya dan menghampiri istrinya yang masih menatapnya tanpa ekspresi. Ia membuka dan membulatkan mulutnya dengan wajah gemas. “Oh, gwenchanna!”

 

Hyowon terlihat masih belum bisa memaafkan suaminya yang selalu berusaha mencuri hatinya kembali, gadis itu memilih berjalan meninggalkan Kyuhyun di kamar mandi dan kembali ke tempat tidur.

 

“Apa aku membangunkanmu?” tanya Kyuhyun yang menyusul istrinya kembali ke tempat tidur. Ia menatap wajah yang tidak ingin menatapnya kembali itu  merasa bersalah. Ia menyadari bahwa saat mual dan memuntahkan isi perutnya itu mulutnya mengeluarkan suara yang cukup nyaring dan bisa membangunkan istrinya yang masih terlelap saat itu.

 

Hyowon tidak menjawab pertanyaan suaminya, namun tangannya segera meraih sebuah gelas berisi air mineral yang terletak di atas meja yang tak jauh dari tempat tidurnya. Kyuhyun tersenyum senang menerima gelas itu dari tangan istrinya, meskipun ekspresi manis yang biasa ditunjukkan itu belum bisa ia lihat hari ini.

 

Rasa asam dan sungguh tidak enak di tenggorokkannya itu menghilang usai ia meneguk air mineral yang entah mengapa terasa manis menurutnya karena dengan menatap istrinya yang terlihat menggemaskan di pagi hari dengan rambut kusutnya. Tangannya sudah sangat gatal untuk membelai lembut kepala istrinya, dan bibirnya ingin sekali mencium dahi itu dengan penuh kasih sayang.

 

Kyuhyun mengikuti kegiatan istrinya yang memilih untuk kembali bergumul dengan selimut, hari masih sangat pagi dan belum saatnya untuk bersiap-siap pergi ke kantor, masih ada satu jam lebih untuk ia berusaha bermanja-manja dengan istrinya. Sungguh demi ketampanan dan kekayaan Cho Kyuhyun ia sangat tidak tahan dengan hawa dingin yang menyelimuti mereka berdua.

 

“Haruskah aku pergi ke rumah sakit? atau memanggil dokter Shin untuk memeriksakan kondisiku?” Kyuhyun bertanya hanya untuk menarik perhatian istrinya yang bukannya memejamkan mata untuk melanjutkan mimpinya, tapi malah fokus dengan ponsel kesayangannya.

 

“Lakukan saja!” Hyowon menjawab pertanyaan Kyuhyun dengan nada ketus membuat Kyuhyun sedikit geram. Ia memposisikan tubuhhnya yang berbaring itu menghadap ke arah Hyowon dengan menopang kepalanya menggunakan tangan kirinya.

 

“Kau masih sangat marah padaku?” Pertanyaan itu bukanlah murni sebuah pertanyaan, itu adalah pernyataan yang membutuhkan sebuah keyakinan. Kyuhyun masih merasakan sakit di hatinya ketika melihat wajah istrinya tak seceria atau bahkan suara lembut istrinya itu tak sehangat sebelumnya.

 

Kyuhyun menghembuskan nafas beratnya setelah tidak mendapat respon apapun dari istrinya. Pria itu kemudian bangkit dan memposisikan tubuhnya untuk duduk membelakangi istrinya. Hyowon melihat punggung itu dengan wajah yang menahan tangis, entah mengapa hatinya merasa sangat sakit dengan hanya melihat tubuh itu tanpa mampu meraihnya.

 

Hyowon tidak bermaksud untuk pura-pura jual mahal atau apapun, ia sendiri juga tidak mengerti mengapa perasaannya begitu menyiksanya. Seolah hatinya sedang membangun tembok besar untuk melindunginya, namun hatinya juga ingin sekali menghancurkan tembok itu hanya untuk membawa Cho Kyuhyun ke dalamnya. Andai Kyuhyun tidak menghancurkan hatinya, maka ia tidak akan sesulit ini.

 

“Apakah aku memiliki penyakit parah?”

 

Pertanyaan Kyuhyun itu menyentaknya, matanya memerah menahan sesak yang luar biasa mendengar hal itu. Hyowon memejamkan matanya sesaat lalu berusaha untuk membuka mulutnya dengan bibir yang bergetar.

 

“Apa maksudmu?” Hyowon merasa sangat ketakutan saat mendengar kata “penyakit parah”.

 

“Tidak biasanya kondisiku tidak stabil seperti ini, muntah di pagi hari adalah pertama kalinya dalam hidupku. Aku selalu merawat tubuhku dengan baik, jadi aku merasa sedikit bingung.” Jawab Kyuhyun yang membuat Hyowon dapat sedikit bernafas lega meski belum sepenuhnya kesesakkan di dadanya itu hilang.

 

“Kau mungkin mengalami “morning sickness”, atau lebih tepatnya kau mengalami gejala kehamilan.”

 

“Apa?”

 

Kyuhyun sangat terkejut mendengarnya, ia menatap istrinya dengan tatapan bingung. Yang benar saja, mana bisa seorang pria mengalami hal itu? Kyuhyun tersenyum tak percaya, ia menggelengkan kepalanya dan memberikan tatapan meminta jawaban atas ucapan istrinya.

 

“Baca saja!” Hyowon memberikan ponselnya pada Kyuhyun.

Meski bingung, ia tetap menuruti ucapan istrinya. Layar ponsel itu menampilkan sebuah website kedokteran yang membahas tentang kehamilan. Topiknya yaitu tentang penyebab dan gejala kehamilan seorang suami.

 

“Whoa! benarkah ini terjadi padaku?” Kyuhyun bertanya seolah ia masih tidak percaya dengan isi artikel yang ia baca. Namun matanya berbinar takjub setelah mengetahuinya. Hyowon hanya terdiam tanpa ingin menanggapi apa yang suaminya katakan. Kyuhyun tersenyum karena mengetahui bahwa istrinya masih peduli padanya, bahkan sedari tadi ia fokus dengan ponselnya itu untuk mencari tahu tentang apa yang dialami Kyuhyun saat ini.

 

Sejak Kyuhyun yang tiba-tiba memesan tteokbokki, kemudian mual dipagi hari itu membuatnya sedikit berpikir tentang dugaannya. Hyowon juga bingung karena ia sendiri belum mengalami gejala kehamilan itu hingga ia tidak menyadarinya. Semua orang tahu bahwa Park Hyowon sangat mengandalkan mesin pencari internet, maka dengan cepat ia mengetahui apapun dengan itu.

 

“Gejalanya benar-benar mirip seperti yang dituliskan pada artikel itu, aku sempat memesan beberapa makanan namun sama sekali aku tidak menginginkannya. Aku kehilangan nafsu makanku tiba-tiba.” Ujar Kyuhyun setelah mengingat acara sarapannya bersama Yoon Soojin belum lama ini.

 

“Kemudian aku juga tiba-tiba ingin sekali makan tteokbokki pedas, dan pagi ini aku merasa sangat mual bahkan perutku benar-benar tidak enak.” Kyuhyun meringis seraya memegangi perutnya, meski rasa mualnya sudah hilang akan tetapi ia tetap khawatir jika ia akan merasakannya kembali secara tiba-tiba dan diwaktu yang tidak tepat.

 

Kyuhyun nampak berpikir, ia kemudian menatap Hyowon dengan wajah memelas. “Oh ya, dan aku cukup sensitif akhir-akhir ini. Aku mudah tersulut emosi dan sangat marah.”

 

“Kau memang pria yang pemarah.”

 

Ucapan Hyowon seperti kalimat mematikan yang membuatnya terdiam, awalnya ia ingin bersikap manja dan membuat Hyowon untuk lebih mudah menerima kemarahannya yang sebelumnya dengan menjadikan alasan itu, sedikit licik namun Kyuhyun sungguh frustasi. Tapi usahanya gagal, istrinya tahu benar bahwa ia memiliki sifat yang pemarah, egois, keras kepala dan lainnya.

 

“Geurae, suamimu ini memang sangat pemarah. Jadi jangan coba-coba untuk menyulut emosinya, apalagi dengan berdekatan dengan pria lain. Aku sungguh tidak menyukainya!” Kyuhyun kembali berbaring di dekat istrinya, kali ini ia memberanikan diri untuk menghilang jarak di antara mereka berdua.

 

Kyuhyun menarik dengan lembut tubuh Hyowon hingga berada dalam dekapannya, namun hanya sebentar karena Hyowon memberontak dan membalikkan tubuhnya hingga membelakangi Kyuhyun. Hati pria itu merasa diremas dengan cukup kasar, penolakan yang masih belum bisa ia terima dengan lapang dada. Rasa rindunya akan hubungan harmonis dan sikap hangat istrinya benar-benar membelenggunya. Sampai kapan hubungannya dengan gadis paling cantik menurutnya ini akan kembali normal? Ia benar-benar tidak sanggup jika harus berlama-lama seperti ini.

 

Pikirannya kembali teringat dengan calon bayinya yang berada di rahim istrinya, ia tidak boleh putus asa, bukan? Anggaplah ini adalah ujian untuk menjadi seorang ayah yang penyabar.

 

Kyuhyun melingkarkan tangan kanannya pada perut istrinya, dengan cepat ia mendapat sentuhan dari tangan Hyowon yang berusaha untuk melepaskannya namun Kyuhyun menggerakan tangannya dengan lembut dan teratur. Tangan Hyowon yang berada diatas tangannyapun terdiam seolah kehilangan tenaganya begitu saja.

 

“Aku sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu, kau harus selalu sehat, eoh?” Kyuhyun bergumam seolah sedang mengajak bicara calon bayinya. Gerakan tangannya tidak ia hentikan meski tangan istrinya masih berada diatasnya, bahkan ini terasa seperti mereka berdua sedang membelai lembut perut Hyowon bersamaan. Itu membuat Kyuhyun tersenyum menikmatinya, rasanya benar-benar luar biasa menakjubkan.

 

Hyowon tak sanggup lagi menahan air matanya, entah ini air mata kebahagiaan atau kesedihan gadis itu tidak mengetahuinya. Yang ia rasakannya hanyalah jantungnya berdetak lebih cepat saat Kyuhyun membelai perutnya yang tertutup piyama tidurnya. Hatinya merasa sesak namun kehangatan seolah menjalar keseluruh tubuhnya.

 

Suasana hatinya sungguh tidak stabil dan menguras pikirannya untuk bekerja lebih keras. Sekarang ini apa yang harus ia lakukan? Memaafkan Kyuhyun? Atau apa? Pria itu benar-benar mampu mencuri hatinya kembali. Apakah ini karena kehebatan seorang Cho Kyuhyun? Atau karena rasa cintanya yang amat besar untuk suaminya itu? Atau bahkan karena calon bayi mereka berdua?

 

*

 

Hyowon yang sudah duduk di samping meja makan itu menatap ketiga pria dewasa yang terkadang bertingkah kekanakkan itu dengan wajah bingung. Hari ini mereka bertiga tidak membiarkannya untuk menyentuh alat dapur, ia hanya dipersilahkan untuk duduk dengan manis tanpa protes.

 

Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, dan Lee Donghae memakai apron ditubuhnya dan beradu dengan alat-alat masak seperti professional chef yang sering muncul di layar televisi. Para pria tampan itu nampak mempesona dengan lengan kemeja yang tergulung keatas memegangi pisau dan bergerak dengan penuh gaya. Hyowon hampir saja mengidolakan mereka bertiga yang terlihat keren saat di dapur.

 

Bayangan akan makanan lezat dan tak biasa yang akan ia makan sebagai sarapannya itu ternyata hanyalah angan-angan belaka. Setelah beberapa menit acara masak-memasak, mereka bertiga menyerahkan hasil karyanya masing-masing.

 

Lee Donghae membawakan roti panggang selai strawberry buatannya dengan senyum yang sangat manis melebihi selai berwarna merah itu. Lee Hyukjae membawakan salad buah di mangkuk kaca berukuran sedang dengan penuh percaya diri. Dan Kyuhyun, suaminya itu menyodorkan segelas susu yang ia buat dengan penuh cinta.

 

“Kalian hanya membuatkanku seperti ini? Kalian bilang istimewa, ini sungguh sangat biasa!” Hyowon memicingkan matanya menatap ketiga pria yang masih berdiri di depannya dengan apron yang masih melekat ditubuh gagah ketiganya. Bukankah untuk membuat roti panggang, salad buah, dan susu tidak memerlukan apron seperti itu? mereka bertiga benar-benar tidak ingin kemeja mahal dan limited edition itu ternodai.

 

Kyuhyun beranjak, ia bergerak mendekati Hyowon dan duduk di sebelahnya.

“Sayang, ini adalah istimewa. Susu ibu hamil itu harus kau minum setiap hari agar bayi kita selalu sehat, begitupun dengan ibunya!” Kyuhyun mendekatkan gelas berisi susu putih itu untuk segera diminum oleh istrinya.

 

“Ya, itu sangat benar! Kau juga harus mengisi perutmu dengan karbohidrat seperti yang kubuat ini!” Donghae menunjuk roti panggangnya dengan wajah kebanggaan. Ia benar-benar bangga dengan hasil karyanya itu.

 

“Aku membuatnya karena itu kesukaanmu, apa yang kau suka adalah hal yang istimewa.” Ucapan Lee Hyukjae membuat senyum di wajah Hyowon merekah. Hal manis yang keluar dari bibir Hyukjae benar-benar langka dan membuat Hyowon sedikit terhibur.

 

“Kau selalu bersikap baik pada Lee Hyukjae!” cibir Kyuhyun dengan wajah kesalnya karena Hyowon hanya tersenyum setelah mendengar ucapan Hyukjae. Hyowon tak menghiraukannya, gadis itu memilih untuk meneguk susu buatan suaminya dengan perlahan hingga menyisakan setengah gelas, kemudian melirik roti berbentuk persegi berwarna kecoklatan itu dengan penuh semangat.

 

***

 

Sebuah tangan dengan jari-jari lentik yang dihiasi cincin berlian itu menaruh gelas yang berisi wine berwarna merah diatas meja bundar yang di dekatnya. Ia tersenyum dengan satu sudut bibirnya seraya melihat kedua tangan di dadanya. Matanya menatap sosok pria yang duduk di hadapannya dengan sorot mata yang tak biasa. Yoon Soojin, wanita yang saat ini duduk di atas sofa empuk di dalam apartmentnya bersama seorang pria yang menemaninya minum dengan penuh gairah.

 

“Kau berharap kembali padanya?” Pria tampan yang masih mengenakan setelan kantornya dengan kemeja putih yang menyisakan dua kancing atas yang terbuka itu menatap Soojin penuh maksud.

 

“Aku hanya merasa tertantang, dia lebih berambisi dari sebelumnya. Cho Kyuhyun bahkan melupakan rasa sakitnya demi bersama wanita itu, benar-benar menjijikan.” Mata Yoon Soojin terlihat seperti merasakan kesakitan sekaligus amarah di dalam hatinya.

 

“Jadi kau ingin meninggalkanku dan datang padanya setelah kau meninggalkannya untuk datang padaku.” Pria itu tersenyum menjatuhkan dengan sorot mata yang padam dan menggelap. Yoon Soojin menggelengkan kepalanya dengan santai.

 

“Aku ingin menghancurkan keluarganya yang telah menghancurkan harga diriku. Mereka tidak adil bukan? Menghina dan menolakku begitu saja, dan pilihan mereka hanyalah sosok wanita yang bahkan begitu idiot! Tapi dengan menghancurkan hidup seorang Cho Kyuhyun akan membuat keluarga dan istrinya hancur. Wanita itu juga tidak berhak menikmati kebahagiaan dengan merebut posisiku. Aku tidak bisa menerimanya, Kevin!”

 

“Ya aku mengerti, tapi tujuan utama kita bukan wanita itu Honey!” Pria bernama Kevin itu tersenyum halus setelah melihat wanita di hadapannya ini berucap dengan emosi yang meledak-ledak. Ia kemudian bergerak mendekat hingga duduk bersisian dengan Soojin dan membelai wajah mulus itu dengan jari-jari tangannya.

 

“Kendalikan emosimu, kau harus bersiap-siap untuk pertunjukkan kita selanjutnya.” Pria berdarah campuran itu mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka bertemu. Bibirnya mencium bibir merah itu dengan penuh nafsu dan gairah yang memenuhinya.

 

 

*

 

Puluhan lembar kertas yang ditumpuk rapi diatas meja itu menjadi fokus utamanya saat ini, sebelumnya Hyowon sangat fokus dengan layar laptopnya. seseorang menaruhnya diatas sana dengan sedikit kasar. Im Nayeon, ia memperlihatkan wajah kesalnya seraya menatap Hyowon yang sedang duduk di kursinya dengan santai.

 

“Wae?” Tanya Hyowon dengan wajah bingung bercampur kesal. Im Nayeon tidak menjawab, ia bahkan langsung membalikan tubuhnya dan langsung berjalan menuju mejanya dengan menghentakkan heelsnya hingga terdengar berisik. Berkas itu tidaklah menyulut emosinya, akan tetap sikap Nayeon yang terkadang menyebalkan itu benar-benar membuat Hyowon kesal.

 

Suara ketukan sepatu yang mendekat membuatnya kembali mendongak dengan wajah kesal.

 

“Kenapa lagi, huh?”

 

“Apa? Kenapa marah padaku?” Sehun menampakkan wajah herannya saat Hyowon yang terdengar membentaknya itu, padahal ia baru sampai di dekat meja gadis itu dan belum berkata apapun.

 

“Mianhae, aku sedang sedikit sensitif saat ini.” Hyowon sedikit meringis setelah bibirnya mengucapkan kata “sensitif” yang mengingatkannya pada suaminya dengan kalimatnya itu. “Oh ya, dan aku cukup sensitif akhir-akhir ini. Aku mudah tersulut emosi dan sangat marah.” Suara Kyuhyun berputar-putar di kepalanya. Suaminya benar-benar mendapatkannya.

 

“Kau selalu sensitif.” Cibir Sehun yang kemudian tertarik dengan apa yang sedang gadis itu lakukan. Ia melihat layar komputer lipat itu lalu menggelengkan kepalanya.

 

“Kau sudah bersuami tapi masih menjadi seorang fangirl, eoh?”

 

“Mau bagaimana lagi, aku menyukainya! Ah ya, Sehun-ah bisakah kau meretas akun SNSnya ini? Aku ingin lihat apakah dia benar-benar berpacaran, pasti banyak pesan pribadinya bukan?” Hyowon menunjukkan sebuah akun instagram milik aktor terkenal, Choi Siwon. Sementara Sehun nampak berpikir lalu menggelengkan kepalanya.

 

“Tidak bisa, aku bisa dituntut dan diserang para penggemarnya jika ketahuan.”

 

“Ah, kau benar! Lagipula Si Tampan itu juga perlu ruang untuk privasinya.”

 

“Sudahlah,  lupakan saja. Aku menemuimu karena aku ingin memberitahumu bahwa aku mengajukan namamu untuk mengikuti Workshop dan launching software terbaru di Kanada!” ucap Sehun dengan nada semangat, ia tidak memperdulikan pegawai lain yang mendengarnya.

 

“Be-benarkah?” Hyowon cukup terkejut mendengarnya, ia memang sangat menginginkan untuk ikut acara itu. Seperti biasanya, ia selalu mengikuti acara training, workshop, seminar internasional, atau apapun itu dengan sangat antusias. Akan tetapi, kali ini berbeda. Ia sedang memikikarkan kehamilannya, maka dari itu ia tidak mendaftarkan diri sebelumnya. Tapi Sehun malah berinisiatif mengajukan namanya, pria itu seorang manajer dan pastinya akan mendapat persetujuan dengan mudah.

 

Oh Sehun menunjukkan empat jarinya, “Park Hyowon, Yook Sungjae, Choi Minho, dan Im Nayeon sebagai perwakilan Seoul Great Software Development!”

 

Sekarang Hyowon sedikit paham dengan sikap Nayeon yang ia tunjukan baru saja, ternyata gadis itu kesal karena berangkat bersamanya dan tidak memiliki teman. Ya, Choi Minho dan Sungjae begitu dekat dengannya. Sedangkan Nayeon hanya dekat dengan satu orang di kantor ini yaitu tunangannya, Kibum.

 

“Kau tidak ikut?” Tanya Hyowon bingung.

 

“Aku merelakan kesempatanku untukmu, lagipula ada urusan yang cukup penting di hari itu.” Sehun menampakkan wajah menyesalnya. Hyowon juga mendesah pasrah, biasanya ia ditemani Sehun jika perjalanan jauh untuk pekerjaannya. Akhirnya Hyowon mengangguk lemah dan memandang Sehun dengan tersenyum.

 

Hyowon bisa saja tidak mengikutinya dengan alasan sedang hamil. Akan tetapi, kehamilannya ini baru diketahui oleh suami dan kedua sahabat suaminya itu. mereka tidak berniat memberitahu keluarga dan lainnya dalam waktu dekat, ini untuk keselamatan Hyowon. Dan Hyowon memahaminya, ia juga belum memiliki keinginan untuk memberitahu kepada keluarga dan teman-temannya.

 

***

 

Satu pekan terlewati bersama salju yang turun dari langit lebih banyak dari sebelumnya, bahkan rumput-rumput dan ranting pohon terselimuti benda berwarna putih itu cukup tebal. Hyowon terbangun dengan tubuh malasnya karena harus merasakan mual yang mengganggu perutnya. Hanya sebatas mual, dan rasa pening di kepalanya. Ia melirik sisi tempat tidurnya yang kosong, tidak ada sosok pria tampan yang menyambutnya ketika bangun pagi ini.

 

Hyowon memegangi kepalanya yang semakin sakit dan begitu berat. Ingatannya kemudian berputar ketika acara makan malam bersama suaminya semalam. Ia mengingat ucapan suaminya sebelum meninggalkan ruang makan.

 

“Aku akan melihat lokasi untuk pembangunan resort baru dan pertemuan khusus dengan orang-orang penting, kau harus baik-baik di rumah. Jaga calon bayi kita dengan baik, aku akan menyelesaikan kegiatanku secepatnya.”

 

“Apa sangat jauh? Ke luar negeri? Bersama wanita itu?”

 

“Tidak, cukup dekat dan masih di Korea. Tidak dengannya, aku ditemani Hyukjae dan Donghae.”

 

Hyowon kemudian mendudukkan tubuhnya dan bersandar pada headboard tempat tidurnya, rasa sakit di kepalanya belum benar-benar hilang. Dengan tangan bergetarnya, ia meraih gelas berisi air minum di atas nakas di sampingnya. Hyowon meneguknya secara perlahan seraya menahan rasa sakit yang menusuk di kepalanya.

 

Hyowon menaruh gelas itu kemudian menyambar ponselnya yang bergetar, sebuah panggilan dari sahabatnya Jeong Arin itu membuatnya sedikit bersemangat. Seharian yang ia lakukan hanyalah tidur di kamarnya, ia mempersiapkan tubuhnya untuk perjalanannya ke Kanada besok.

 

“Wae? Kau merindukanku?” Tanya Hyowon setelah mendekatkan ponsel ke telinganya.

 

“Tentu saja, aku sedang berada di Busan sekarang. Nenek dan Kakekku selalu menanyakan dirimu, mereka ingin bertemu denganmu. Apakah kau ada waktu untuk bermalam di Busan, eoh?” suara Arin terdengar begitu antusias membuat Hyowon tersenyum dan melupakan sakit kepalanya.

 

“Besok aku akan ke luar negeri, setelah pulang darisana aku usahakan untuk berkunjung ke Busan.”

 

“Heol, kau sangat senang berkeliaran kemana-mana. Sangat menyenangkan, baiklah aku akan menunggumu. Oh Hyo, kemarin aku bertemu Kim Woojin Sunbae saat masih di Chuncheon! Dia semakin tampan, aigoo!”

 

“Kim..Woojin?” Hyowon berusaha mengingat nama pria yang disebutkan sahabatnya itu namun ia benar-benar tidak bisa mengingatnya.

 

“Ya, Kim Woojin Sunbae! Kau berpura-pura melupakannya, huh?”

 

“Kim Woojin Sunbae?” Hyowon kembali mengulang nama itu berusaha agar memorinya menampilkan sosok yang ia sebut itu.

 

“Yaa Park Hyowon, jangan karena kau telah mendapatkan suami tampan dan sempurna itu kau melupakan pria idamanmu itu huh? dulu kau bahkan sangat menggilainya hingga ingin memberikan ciuman pertamamu untuknya, tapi kau gagal karena Kim Woojin sunbae berpacaran dengan siswi dari sekolah lain.”

 

“Benarkah?”

 

“Kau mulai berlagak sombong eoh? Aku akan mengingatkanmu, Kim Woojin yang lahir di Los Angles tinggal di Chuncheon itu senior favoritmu dan pria idamanmu karena tampan, tinggi, sangat ramah dan matanya sangat sipit. Kau bahkan hampir berkencan dengan Baekhyun karena patah hati dengan Woojin sunbae!”

 

“Arraseo, yang kuingat hanyalah Cho Kyuhyun!” Hyowon tersenyum getir kala mengingat wajah tampan suaminya dengan hati yang sedikit perih.

 

“Menyebalkan, lihat saja aku akan mendapatkan pria yang lebih baik dari Cho Kyuhyunmu itu dan memamerkannya padamu.”

 

“Aku berdoa untukmu!” Hyowon berucap tulus untuk itu, ia mendoakan agar sahabatnya ini mendapatkan pria yang memang jauh lebih baik dari Kyuhyun. pria yang akan selalu membahagiakannya, dan tidak akan berniat untuk melukainya. Ia tidak ingin sahabatnya juga merasakan apa yang dirasakannya, atau mendapatkan perlakuan yang menyakitkan hati dan tubuhnya itu.

 

“Park Hyowon menyebalkan!” gadis itu berteriak kencang lalu mematikan panggilan teleponnya.

 

Awalnya Hyowon tersenyum, namun setelahnya ia menatap layar ponselnya yang mendapat pesan masuk dari Baekhyun.

 

[“Jangan lupakan pemeriksaan lanjutanmu, kau harus selalu mengingat kondisimu! Mau kuantar untuk pergi ke rumah sakit?”]

 

Hyowon melihat telapak tangannya yang pernah terluka karena sebuah pisau itu, lukanya memang sudah sembuh dan meninggalkan bekas yang mulai samar. Akan tetapi ucapan dokter tentang hasil pemeriksaannya itu membuatnya benar-benar ketakutan.

 

“Apakah anda belum mengetahuinya? Anda sedang hamil saat ini.” Hyowon merasa hatinya menghangat saat seorang dokter memberitahu kabar baik padanya. saat itu ia langsung teringat dengan sosok suaminya yang tidak berada di sampingnya.

 

“Ada masalah pada memori di otak anda. sejenis penyakit gangguan memori  yang sangat khusus. Gejalanya seperti amnesia lakunar dan retrograde akan tetapi dampaknya lebih serius. Kehilangan memori jangka pendek dan jangka panjang, anda kesulitan mengingat hal-hal dimasa lalu bahkan saat ini.”

 

“Faktor penyebabnya adalah benturan keras dan trauma. Seharusnya ini bisa segera ditangani apabila anda melakukan pemeriksaan menyeluruh usai kecelakaan yang anda alami, akan tetapi penyakitnya sudah cukup parah karena tidak mendapatkan penanganan. Stress yang berlebihan juga memicu kondisi yang jauh lebih buruk.”

 

“Anda harus menjalani serangkaian perawatan disertai obat-obatan dan terapi. Karena jika tidak maka kondisinya akan semakin buruk, dan jalan terakhir adalah operasi.”

 

Ia menyadari tentang gejala penyakitnya itu, Hyowon mengingat bahwa ia tidak mengingat sosok teman Sehun yang mengundangnya ke acara pertunangannya itu. saat berkunjung ke rumah ayahnyapun, ia melupakan jam berakhir kedai ayahnya beroperasi. Hyowon juga sering merasakan sakit yang teramat menusuk kepalanya secara tiba-tiba, seperti saat pesta perayaan SL Hotel, dan beberapa waktu lalu. Bahkan Hyowon tidak ingat sama sekali ketika mabuk-mabukkan di dalam rumahnya dengan kondisi sangat kacau. Dan sekarang, sakit itu menerjangnya kembali. Bahkan sosok Kim Woojin yang sahabatnya ceritakan itu benar-benar tidak bisa ia ingat.

 

Ia mencoba mengingat masa kecilnya, namun cukup sulit seperti bayang-bayang samar yang tidak jelas. jika Kyuhyun pernah berkata bahwa pria itu sangat mengingat pertemuan mereka saat masih kecil bersama kakeknya, tidak dengan Hyowon. Gadis itu berusaha mengingatnya namun tidak bisa, seolah potongan-potongan memorinya itu menghilang membuat fuzzle ingatannya tidak lengkap.

 

Andai waktu itu ia menuruti ucapan dokter untuk melakukan check up setelah kecelakaannya, atau bahkan ia tidak harus keluar dari rumah sakit saat dokter belum mengatakan bahwa ia sembuh. Dan andaikan ia menuruti ucapan Kyuhyun untuk melakukan pemeriksaan dan pergi ke rumah sakit saat tubuhnya tiba-tiba menurun dan kepalanya terasa sangat sakit. Hyowon menyesali keputusan bodoh yang ia ambil dengan sangat ceroboh itu.

 

Hyowon memegangi dadanya yang sesak dengan air mata yang kembali jatuh. Bibirnya bergetar mengeluarkan isakan-isakan yang tak tertahankan lagi. Hatinya mengeluh dengan dan berteriak frustasi. Mengapa semua ini menimpanya? Apa yang salah dengannya hingga menerima semua ini? Bagaimana jika ia tidak mengingat lagi teman-temannya? Bagaimana jika ia tidak mengingat keluaganya? Ayahnya? Kakaknya? Adiknya? Dan bahkan melupakan suaminya?

 

“Kyuhyun-ah…” Hyowon terisak dan menggumamkan nama suaminya.

“Kyuhyun-ah, aku sakit . . . dan aku sedang hamil.” Kalimat itu pernah Hyowon ucapkan ketika Kyuhyun pergi meninggalkannya untuk melakukan acara sarapannya bersama Soojin.  Kyuhyun kini sudah mengetahui kehamilannya, namun tidak dengan kondisi kesehatannya yang sangat jauh dari kata sehat.

 

Tangannya bergerak menyentuh perutnya dengan tangis yang bahkan sulit ia hentikan. Hyowon menghembuskan nafas beratnya, dan menguatkan hatinya berulang kali. Ia merelakan kondisinya untuk bayi yang ada dalam rahimnya, Kyuhyun begitu menantikan buah hati mereka, sosok calon bayi inilah salah satu yang menjadi penguat hubungan keduanya. Hyowon tidak mampu untuk mempertaruhkan kondisi janinnya dengan perawatannya. Ia bertekad untuk menjaga kesehatannya, juga melindungi bayi dalam kandungannya.

 

***

 

Hyowon berjalan dengan senyum memasuki sebuah restoran paling terkenal di kota Ontario, Kanada ini. Berkat alasan karena keinginan bayinya, dan kepentingan perusahaannya ini, Hyowon mampu meyakinkan Henry dan membuat pria itu tidak memberitahu Kyuhyun jika dia pergi ke luar negeri. Gadis itu ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berlibur dan menenangkan hatinya. Setidaknya di Kanada, Negara yang terkenal dengan keramahan warganya itu bisa membuatnya membuang kebencian yang sedikit tersisa untuk suaminya.

 

Hyowon mengusap lembut perutnya karena ia merasa baik-baik saja dan tidak merasa kelelahan usai mengikuti acara launching software terbaru milik perusahaan Associates Inc Ederick, sebuah perusahan IT multidimensi yang dididekasi untuk menyediakan klien dengan hardware, software, internet service dan network yang unggul.

 

“Aku tidak tahu AIE cukup mampu bersaing dengan IBM, Dell, dan Hewlett Packard!” Choi Minho berujar dengan nada kagum. Ia bahkan masih memegang brosur spesifikasi dari software yang baru dilncurkan itu. Hyowon hanya tersenyum mendengarnya, ia juga berpikir hal yang sama dengan Minho.

 

“Kau benar, Hyung! Tapi aku sungguh terkejut perusahaan kita memberikan tiket makan malam gratis di restoran keren ini. ini sebuah keberuntungan!” Sungjae mengacungkan kedua jempolnya menikmati suasana mewah di dalam restoran yang cukup ramai ini. Bahkan para wartawan yang berasal dari koreapun menghabiskan makan malamnya di tempat ini.

 

Hyowon yang berjalan paling depan diantara mereka berdua itu seketika berhenti. Kakinya merasa sangat kaku seperti sesuatu membekukannya hingga membuat udara dingin yang juga menembus ke dalam jantungnya. Ia menajamkan matanya, ingin sekali menyalahkan matanya saat ini. gadis itu salah lihat, bukan?

 

“Oh, bukankah itu Cho Kyuhyun? Kenapa dia memeluk wanita lain disini?” pertanyaan dan nada terkejut Nayeon membuat Hyowon tak mampu untuk melepas pandangannya dari pemandangan yang sungguh luar biasa menyakitkan itu. kedua pria di sampingnyapun terkejut, mereka sama-sama terdiam dan tidak bisa melanjutkan langkah mereka setelah melihat sosok suami Hyowon sedang berdiri diantara kursi dekat sebuah meja di depannya itu dengan memeluk sosok perempuan dengan sangat erat.

 

Dadanya seperti dilanda ombak besar hingga menimbulkan gemuruh yang merusak hatinya saat ini. kedua matanya terasa sangat perih dengan melihat itu. Kyuhyun-ah, bunuh aku saja jika seperti itu!

 

“Cho Kyuhyun-ssi!”

 

Kyuhyun melepaskan pelukannya saat seseorang menyerukan namanya. Matanya membulat dan wajahnya pucat seolah ia bertemu malaikat maut saat ini. ia tidak terkejut dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah Nayeon yang menyerukan namanya itu, akan tetapi sosok perempuan yang berdiri di samping Nayeon dengan mata yang menahan tangis itulah yang membuat jantungnya seperti tidak mampu untuk berdetak lagi.

 

Istrinya disana, memandangnya dengan amarah dan kesedihan yang melimpah. Wajah manis yang selalu mengumbar senyum itu terlihat menyakitkan dengan mata yang memerah dan air mata yang berlinang dibawah kelopak matanya. Oh Tuhan, ini sangat menyakitkan.

 

Sebuah flash kamera tepat mengenainya, beberapa wartawan  sedari tadi mengambil gambar dirinya dan Soojin yang masih berdiri di sampingnya. Kyuhyun tidak memperdulikan tentang itu semua, tatapannya tetap terpusat pada Hyowon yang masih memandangnya dengan kesakitan yang menghancurkan seluruh raganya.

 

Hyukjae dan Donghae berjalan cepat menghampiri Kyuhyun yang melihat kerumunan disekitarnya. Mereka juga dikejutkan dengan kehadiran Hyowon disini. Keduanya sama-sama berpikir bagaimana bisa Hyowon berada di Kanada? Bahkan Henry tidak memberitahu mereka berdua sama sekali. Hyukjae dan Donghae langsung mengendalikan para wartawan yang terlihat sangat haus akan berita dan bersiap menjadikan Cho Kyuhyun sebagai Headline News pada koran dan majalah mereka.

 

Kyuhyun bergerak mendekat mengacuhkan Soojin yang menyentuh bahunya, Hyowon merasa semakin tercabik-cabik melihat bahu prianya disentuh wanita itu dengan lancang.

 

Oh Cho Kyuhyun, jadi Korea yang kau maksud seluas ini? dan wanita itu..,

 

“Heol, Hyowon-ssi! Bukankah di depanmu ini pria yang sama yang menjadi suami kebanggaanmu yang selalu kau puja di depan kami, huh?”  Nayeon berucap dengan nada menjatuhkan. Ia masih tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia lihat. Dan Entah mengapa saat ini gadis itu merasa kasihan dengan rekan satu perusahaannya itu.

 

Kyuhyun hendak meraih tangan Hyowon namun gadis itu menghindar, kedua tangannya ia letakan diatas perutnya. Seolah menjaga calon buah hatinya dari serangan berbahaya yang akan dihadapinya. Air matanya jatuh tak tertahankan membuat Kyuhyun mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Sorot mata Hyowon benar-benar menohoknya.

 

‘Cho Kyuhyun, kau sedang bersenang-senang? Bermesraan dengan wanita lain di depan umum? Menyenangkan, huh? tidakkah kau memikirkan istri dan calon bayimu ini? Ini sungguh menyakitkan Kyuhyun-ah! Sangat sakit!’

 

Hyowon berjalan cepat atau lebih tepatnya berlari setelah hatinya berteriak dengan tangis yang memenuhi rongga pernafasannya. Kesesakkan yang amat menyiksanya selalu ia rasakan dan kali ini gadis itu tak mampu lagi bernafas jika masih berada di hadapan suaminya. Kyuhyun berusaha mengejarnya namun sebuah suara pekikan membuatnya menoleh.

 

“Kyuhyun Oppa tolong aku!” Yoon Soojin terlihat kesakitan saat Nayeon yang tiba-tiba menarik rambutnya dengan kasar. Entah sejak kapan keributan itu terjadi.

 

“Kau harus merasakannya, jalang! Kau tidak tahu malu sekali merebut suami orang, huh? Aku tidak bisa menerimanya!” Nayeon begitu emosi dan menarik rambut Soojin dengan kedua tangannya hingga menimbulkan sedikit kegaduhan disini. Gadis itu seolah ia merasakan penghianatannya dan membalas atas perbuatan yang dilakukan Soojin. Sungjae dan Minho yang semula terkejut langsung berusaha menghentikan aksi penganiayaan yang Nayeon lakukan.

 

Kyuhyun memandang Soojin yang terlihat kacau, bukan wanita itu yang menjadi pusat perhatian hati dan pikirannya saat ini. Melainkan Hyowon, istrinya yang berlari menjauhinya. Kyuhyun bergerak cepat dengan mata yang memerah dan wajah penuh penyesalan. Mencari sosok perempuan yang menyiksa hatinya dengan kesedihannya.

 

“Hyowon-ah, kau dimana huh?” Kyuhyun berteriak frustasi setelah melihat kesekelilingnya yang gelap dan udara dingin yang sangat menusuk. Pikirannya mulai menjelajah kemana-mana. Bagaimana jika istrinya tersesat di kota asing ini? bagaimana jika ada seseorang yang mencelakainya? Bahkan istrinya sedang hamil saat ini. Kyuhyun tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu dengan istrinya!

 

 

***

9.30 p.m at The Hazelton Hotel

 

“Wajahmu pucat, tidurlah! Jangan terlalu memikirkan apa yang kau lihat tadi. Bisa saja wanita itu menggoda suamimu. Aku sudah menjambak rambutnya dan memakinya untukmu!” Ucap Nayeon yang menyesap teh hangatnya itu dengan perlahan.

 

Hyowon dan Nayeon berada dalam satu kamar hotel yang sama. Gadis itu tidak lari kemana-mana, meski rasa sakitnya tidak bisa ia tahan, ia juga tidak bisa membahayakan kondisi janinnya. Jika saja saat ini Hyowon tidak sedang hamil, maka ia akan lari kemanapun hingga ia benar-benar tidak sanggup lagi. Menjauh dari Kyhyun sebisa yang ia lakukan.

 

“Gomawo.” Ujar Hyowon sedikit menyunggingkan senyumnya.

 

“Ibuku ditinggalkan oleh suaminya karena wanita jalang yang menggodanya. Jadi aku sedikit memahami perasaanmu.” Nayeon tersenyum miris setelah mengucapkannya. Ia mengingat bagaimana rumah tangga orang tuanya hancur karena orang ketiga yang tak diundang. Nayeon bahkan sudah tidak sudi lagi menyebut ayah kandungnya itu dengan kata “ayah”. Ia selalu menyebutnya dengan kata “suami ibuku”, “pria itu” atau lainnya.

 

Suara bel pintu berbunyi, Nayeon bangkit dari tempat duduknya sementara Hyowon memposisikan tubuhnya senyaman mungkin dengan selimut yang menutupinya. Ia ingin segera tidur dan berharap ketika bangun ia melupakan apa yang dilihatnya atau kejadian hari ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang sangat menakutkan.

 

Nayeon sedikit terkejut mendapati sosok pria yang berdiri di depan pintu kamarnya. Cho Kyuhyun, pria itu terlihat kacau dan sangat gusar. Nayeon masih di ambang pintu, menatap Kyuhyun dengan  tatapan yang tak biasa.

 

“Aku ingin bertemu dengan istriku.” Nayeon tersenyum mendengarnya, bibirnya sudah sangat siap untuk mencibir pria tampan di hadapannya.

 

“Bukankah kau sudah tahu bahwa pria paling brengsek di dunia ini adalah pria yang menyakiti hati maupun fisik seorang perempuan? Dan… tindakanmu itu benar-benar menyakiti istrimu yang malang!”

 

“Aku tahu, bisakah aku masuk untuk melihat istriku?” Kyuhyun yang berwajah dingin itu tak mampu membuat seorang Nayeon membeku ataupun begitu saja menuruti permintaan pria itu.

 

“Kau membuatnya menangis hingga air mata dan darahnya habis, wajahnya begitu pucat tubuhnya sangat lemah. Kau sungguh tidak tahu malu!”

 

 

“Aku sudah menyiapkan satu kamar untukmu, tolong tinggalkan Hyowon bersamaku!” Kyuhyun memperlihatkan Key Card yang dipegangnya. Telinganya tidak mampu mendengar penjabaran tentang kondisi Hyowon saat ini, terlalu menyakitkan baginya.

 

“Aku tidak bisa!”

 

“Baiklah, kalau begitu kau bisa tidur di sofa karena aku akan tidur diranjang bersama istriku!” Kyuhyun menerobos masuk tanpa memperdulikan Nayeon yang berusaha menahannya. Ia sudah cukup sabar dengan mendengarkan wanita yang bahkan tidak ia ingat namanya itu ucapkan. Kyuhyun sudah tahu, dan sangat paham dan sangat jelas bahwa ia adalah pria brengsek dan selalu menyakiti istrinya. Pria itu benar-benar tidak tahan saat Nayeon mengatakan “Kau membuatnya menangis hingga air mata dan darahnya habis, wajahnya begitu pucat tubuhnya sangat lemah”

 

Nayeon membawa tas nya keluar dari kamar ini dengan wajah kesalnya. Ia mendengus dan berpikir bahwa sosok Cho Kyuhyun itu benar-benar suka memerintah dan semaunya. Bagaimana bisa seorang Park Hyowon hidup bersama orang itu?

 

 

Kyuhyun mendekati tempat tidur berwarna putih itu dengan hati-hati. Ia duduk perlahan di tepi tempat tidur dan memandang sendu tubuh istrinya yang berbaring dengan memejamkan matanya.

“Hyowon-ah… kau sudah tidur?” Kyuhyun bergumam dengan perlahan. Jikalau istrinya sudah tidur, Kyuhyun tidak igin membangunkannya. Akan tetapi ia sungguh ingin menjelaskan semuanya. Bibirnya ingin berucap lebih saat ini.

 

“Aku tidak bermaksud untuk membohongimu, aku hanya tidak ingin kau berpikiran macam-macam dan terlalu mencemaskanku.”

 

“Yang kau lihat itu tidak berarti apa-apa. Seseorang menerornya, dia berada dalam bahaya karena dekat denganku. Dia hanya merasa ketakutan.”

 

“Won . . .” Kyuhyun bergumam, bahkan terdengar seperti bisikan halus saat melihat Hyowon tiba-tiba terbangun lalu menatap Kyuhyun dengan tatapan kesakitan.

 

“Aku ingin beristirahat. Sungguh melelahkan, aku tidak butuh penjelasanmu. Biarkan aku tidur nyenyak, meski hanya sebentar. Bisakah?” Hyowon memohon dengan wajah lelah, dan perasaan tidak berdayanya. Cho Kyuhyun mengertilah untuk kondisinya saat ini!

 

“Istriku…” Tangan Kyuhyun bergerak terulur dengan bergetar, ingin sekali merengkuh tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Sayang, kumohon ijinkan aku untuk memelukmu!

 

Hyowon mengepalkan kedua tangannya, ia memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya dengan kasar.“Aku sungguh merasa lelah, kumohon… akhiri hubungan ini.”

 

“Andwae!” Kyuhyun meninggikan suaranya, tangannya benar-benar tidak bisa ia kendalikan lagi. Kyuhyun membawa Hyowon kedalam dekapannya yang erat tanpa memperdulikan pemberontakan yang Hyowon lakukan.

 

“Lepaskan aku! Lepaskan, kumohon lepaskan! Kau menjijikan!” Pekik Hyowon dengan tangan yang berusaha mendorong dada Kyuhyun menjauh darinya. Kyuhyun melepaskan pelukannya setelah mendengar kalimat terakhir yang diucapkan istrinya. Air mata pria itu jatuh seraya memandangi istrinya dengan penuh ketakutan.

 

“Setelah kau memeluk wanita lain, kau ingin memelukku huh? apakah setelah ini kau ingin meniduriku? Kau ingin tidur bersamaku setelah semalam kau tidur bersamanya, begitu?” Tangis Hyowon pecah, ia berteriak dengan suaranya yang menjadi serak dan nafas yang tak teratur. Bahkan detak jantungnya sudah berpacu dua kali lipat sejak pria itu mendekat.

 

Rasa sakit yang menyerang kepalanya dirasakan kembali oleh Hyowon, ia memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Kali ini ia tidak bisa menahannya untuk tidak memperlihatkan pada suaminya. Kyuhyun mendadak cemas dan melihat wajah pucat istrinya dengan ketakutan.

 

“K-kau sakit? apa sangat sakit? aku akan panggil dokter-“

 

“Keluar!” pekik Hyowon dengan masih memegangi kepalanya. Kyuhyun masih tidak ingin keluar, ia memandangi istrinya dengan gelisah.

 

“Aku mohon, keluarlah! Aku tidak ingin bayiku kesakitan karena ini, kumohon tinggalkan aku sendiri!” Hyowon kembali memohon dengan ketidakberdayaannya. Isakan yang keluar dari mulutnya itu seperti racun yang mengalir dalam darah Kyuhyun, pria itu mengangguk dengan kecemasan dan ketakutannya.

 

Kyuhyun membalas dengan permohonannya, “Ba-baiklah… kumohon beritahu aku jika kau membutuhkan sesuatu, jika kau merasa sakit kumohon hubungi aku, Hyukjae ataupun Donghae! Kami akan berada di depan kamarmu untuk menjagamu.”

Kyuhyun berjalan dengan enggan, matanya yang sempat basah itu terus melihat istrinya yang menangis terisak hingga ia keluar dari kamar ini tak berdaya.

 

***

Pagi telah datang kembali. Entah apa ia merasa nyenyak atau tidak, bahkan tidurnya benar-benar tidak seperti tidur biasanya. gadis itu terbangun kemudian kembali tidur dan terbangun lagi setiap malam. Pusing di kepalanya mereda, namun suasana hatinya tetap sama. Hyowon memutuskan untuk keluar kamar  dengan membuka pintu itu perlahan.

 

“…Aku tidak bisa mengikuti acara berikutnya, aku akan mengirimkan petugasku untuk menjagamu, Soojin-ah!”

 

Hyowon tersenyum getir melihat punggung pria itu yang tak jauh dari hadapannya ini dengan tangan yang menggenggam ponselnya. Di pagi hari seperti ini saja pria itu masih mengabari wanita lamanya. Cho Kyuhyun, apa tidak cukup dengan apa yang kau lakukan semalam? Lukanya masih basah, begitupun luka yang lainnya!

 

Pandangannya kemudian beralih pada Hyukjae dan Donghae yang juga menjaganya sepanjang malam di depan kamarnya.

“Donghae Oppa, tubuhku sangat lemas dan lapar. Aku sangat ingin Kimchi jigae saat ini.” ucap Hyowon tanpa berpikir. Kalimatnya keluar begitu saja seolah pelampiasan dari sakit yang belum sembuh. Kyuhyun membalikan tubuhnya setelah mendengar suara istrinya.

 

“Ah kau ingin itu, baiklah aku akan membawakannya padamu.” Jawab Donghae dengan senyum, ia melihat Hyowon saat ini seperti adiknya yang sedang merajuk karena patah hati.

 

“Kau menginginkan sesuatu yang lain, lagi?” Kyuhyun menginterupsinya, ia bertanya dengan penuh harap agar gadisnya memandang wajahnya.

 

Namun Hyowon seolah tidak mendengarnya, ia memilih menatap Hyukjae dengan wajah yang memucat tanpa ekspresi“Hyukjae Oppa, aku ingin pulang sekarang. aku tidak lapar lagi.” Donghae mengerutkan dahinya, ia sungguh bingung dengan Hyowon saat ini. gadis itu terlihat tidak baik-baik saja baginya.

 

“Baiklah, ayo kita pulang. Tapi kita harus sarapan terlebih dahulu, eoh?” Hyukjae  mencoba untuk membujuk ‘adik’nya itu dengan halus. Mereka bertiga mengetahui bahwa Hyowon melupakan makan malamnya, sedangkan kebutuhan nutrisinya yang dua kali lipat itu harus terpenuhi.

 

“Aku ingin pulang.” Gumam Hyowon dengan menundukkan kepalanya. Kyuhyun meraih tangan istrinya, ia berhasil menggenggamnya hingga sang pemilik tangan itu menatapnya.

 

“Kyuhyun oppa, aku ingin bercerai!” ucap Hyowon dengan lemah. Kyuhyun semakin mengerat genggamannya, ia benar-benar membenci kalimat itu. Seluruh tubuhnya selalu mendidih setiap mendengar kalimat perpisahaan itu dari mulut istrinya.

 

“Ayo kita pulang! Donghae-ya cepat pesankan tiket pesawat dan bawakan makanan beserta susu dan buah.”

 

***

 

Setelah beberapa jam perjalanan, kini mereka berempat telah sampai di halaman rumah mewah milik Kyuhyun dan Hyowon. Tangan Kyuhyun terus menggenggam tangan istrinya tanpa ingin dilepasnya, sementara Hyowon tetap bungkam dan sudah tidak ingin peduli lagi dengan suaminya itu.

 

Kyuhyun dan Hyowon mempercepat langkahnya hingga berada di depan pintu utama saat melihat dua saudara Hyowon yang berdiri disana.

 

“Oppa!”

“Jungsu Hyung?”

 

Aura yang menyelimuti Park Jungsu dan Park Wonho sungguh tidak baik, mereka memasang wajah murka yang diselimuti kemarahan dan kekecewaan yang mendalam.

 

“Lihatlah, apa kau sungguh menyiksa adikku Cho Kyuhyun? Wajah pucat dan mata bengkaknya ini karenamu bukan?” Jungsu melempar sebuah koran tepat mengenai dada Cho Kyuhyun. Tangan Kyuhyun yang terbebas itu berhasil menangkap benda berbahan kertas itu sebelum jatuh ke lantai.

 

Wajah Cho Kyuhyun berada di halaman utama koran yang ia genggam dengan kasar. Bahkan tidak hanya satu topik yang diberitakan disana. Rumor perselingkuhan, dan cinta segitiganya itu dimuat disana. Dan ya, jangan lupakan adegan pelukan hangatnya yang kemarin malam di restoran Kanada itu menjadi bukti untuk menguatkan berita tersebut.

“Kau ingin menyangkalnya? Kau puas sudah menyakiti adikku?” Nada bicara Jungsu semakin meninggi. Ia merasakan sakit melihat semua ini. Park Jungsu begitu menyayangi Hyowon melebihi siapapun.

 

“Hyung, dia bahkan membuat istrinya menangis sebelumnya!” Wonho bersuara, ia juga merasakan hal serupa dengan kakak laki-lakinya. Wonho mengingatkan ketika kakak perempuannya yang tiba-tiba menangis di kedai ayahnya itu.

 

“Ayo kita pulang ke rumah Hyowon-ah, dia sudah melanggar janjinya!” Jungsu menarik tangan Hyowon yang tidak digenggam oleh Kyuhyun dengan wajah marah bercampur sedih karena melihat adiknya yang terlihat kacau dan sangat pucat itu.

 

Hyowon memandang kakaknya dengan air mata yang sudah kembali memenuhinya. Rasa takut yang besar melanda perasaan Kyuhyun saat ini setelah Park Jungsu mengatakan bahwa Kyuhyun sudah melanggar janjinya. Janji yang mereka buat saat pertemuan keluarga sebelum pernikah Hyowon dan Kyuhyun.

“Dia adalah adikku yang sangat berharga, aku hanya memiliki dua adik. Adik perempuanku itu adalah yang paling penting dalam hidupku. Ini bukanlah sebuah permintaan, tapi Perjanjian dimana kau harus menepatinya.”

“Jangan pernah kau menyakitinya, bahkan hingga membuatnya menangis. Karena jika itu terjadi aku tidak bisa membiarkan Hyowon berada disampingmu.”

“Tentu saja Park Jungsu-ssi.”

 

“Jungsu Hyung, aku sangat membutuhkannya. Jangan pisahkan-“

 

“Aku tidak main-main dengan ucapanku, Cho Kyuhyun! bahkan tanganku merasa sangat gatal ingin memukulmu, dasar brengsek!” Jungsu memang sudah mengepalkan tangannnya sangat erat, ia menahan emosinya yang meninggi sejak melihat berita sialan itu.

 

“Pukul aku Hyung! Tapi jangan pernah membawanya pergi dariku!”

Jungsu memanas, Kyuhyun benar-benar tidak tahu diri. Jika dia sangat membutuhkan istrinya mengapa harus menyakitinya? Gerakan tangan yang bersiap untuk memukul wajah tampan yang kacau itu terhenti saat Hyowon melepaskan genggaman Kyuhyun pada tangannya.

 

Sejak awal Hyowon memutuskan untuk tidak ingin memberikan respon apapun, hati dan tubuhnya sungguh sangat lelah dan muak terhadap Cho Kyuhyun. namun hatinya tidak bisa membiarkan pria yang ia cintai harus mendapat pukulan dari kakak laki-lakinya. Setelah apa yang dilakukan Kyuhyun padanya, Hyowon masih saja memperdulikan suami tampannya itu.

 

“Oppa, ayo kita pulang!” Ucap Hyowon dengan senyuman yang tak bercahaya, seperti bunga yang layu dan mengering.

 

“Hyowon-ah, jebal…” Kyuhyun memohon dan berusaha untuk menahan istrinya pergi. Ia sungguh ketakutan saat ini. Bayangan akan perpisahaannya itu benar-benar seperti nyata seolah ia akan menghadapi hal itu.

 

Hyowon hanya menepis tangan Kyuhyun yang hendak menyentuhnya, ia berjalan bersama kakak dan adiknya dengan lemah. Membiarkan Kyuhyun berdiri menatap punggungnya dengan air mata yang memenuhi rongga dadanya, sesak sekali!

 

 

 

To Be Continue . . .

 

 

Whooaaa! Bagaimana Readers-nim? Maaf ya kalau masih banyak banget kekurangannya. Dan ya, untuk komentar-komentar di chapter 15 tentang aneh, dan agak bingung atau kurang paham semoga bisa terjawab di chapter ini dan chapter selanjutnya. Sebentar lagi ending loh, huhuhu . . . semoga para reader-nim selalu suka dengan FF ini *bow*.

 

Silahkan beri komentarnya ^^ Saranghae . . .

11 thoughts on “OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 16)

  1. Penyakit apa itu namanya
    Alzhaimer kah ???
    Ilang ingatan gitu

    Berowngaruh ya sama calon baby nya ???

    Udh deh cerai aja
    Kyunya ga tegas
    Udh tahu bimi sensitif n curiga
    Masih aj nemuin soojin

    Jd soojin n kevin kerja sama gitu

    Jgn2 cinta lama hyowon ya si kevin ini ya

    Kan blasteran jg ceritanha

    Like

  2. Weee endingnya dipart berapa ? #kepo
    Ini semakin meruncing. Dan kyuppa sepertinya memang gagal move on,makanya kegeret terus sama yoojin..kisah masa lalu vs masa sekarang…
    Baru tahu juga kalo sahabat hyowon ternyata jahat juga. Heumm.😱😱

    Like

  3. Waaah…..Panjang nih part nya kenyang deh bacanya mksh Thor, cuma tbc nya gak tepat lg pas seru2 nya.
    Tuh kan Kyu rasain bakal nyesel deh, hyowon jgn sampai lupa ingatan bneran ya kasian, hyowon sdh sangat menderita jgn ditambah lagi. Aku ngdukung banget hyowon plg kermh ortunya, kyaknya Kyu memang perlu dikasih pelajaran dgn berpisah Dr hyowon dulu mungkin lebih baik. N aku jg suka sama nayeon dipart ini hahaaaaa……Dia lucu marahin Kyu. Fighting Thor….

    Like

  4. Ga mo kehilangan tp nyakitin trs, ap pun alasannya ttp ap yg kyu lakuin slh, bgslah kl hyowon pergi biar kyu sadar diri kl niatnya yg pgn ngelindungi soojin bkl nyakitin hyowon.
    Next yah seru…..

    Like

  5. Pingback: Library | WONLOVE JAEKYU

  6. Ya ampun kyu bnr2 tega ma hyowon, kyu u akan lbh menyesal lw tahu kondisi hyowon yg bisa kapan saja lupa dgmu. U bodoh amat sihhh d peralat ma soojin. Next d tunggu cinggu

    Like

  7. cerita ini complicated banget sihh…kapan end nyaa + happy ending gak??jng bilang klo akhirnya gak happy.
    cepet lanjut yaa…ditunggu

    Like

  8. lagiann kyuhyun sihh.. gak pekaa bangett.. usaa tauu hyowon gk seneng diaa amaa soojin.. ehh masih deket2 ajaa kasih perhatian pulaa… harusnyaa yaa jauhii apapun ituh alasannyaa…

    Like

Leave a comment