OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 8)

our-complicated-marriage-3

Title : Our Complicated Marriage

Author : WonA

Genre : Drama Romance, Married Life

Length : Chapter

Rating : PG 17

Casts : Cho Kyuhyun – Park Hyowon – Byun Baekhyun – Lee Donghae – Lee Hyukjae and Other Casts

Disclaimer : This Story of Fanfiction is pure of my imagination, the casts belongs themselves, don’t copas, and don’t bash!

Author’s Notes : Maaf ya, Chapter 8 ini agak lama dipublishnya, dan cukup panjang a.k.a longshoot  (6300+ words) hehehe. jangan lupa tinggalkan jejak, Comment juseyo ^^

 

Typo is Magic! Happy Reading ^^

 

Park Hyo Won’s Pov

 

Berulang kali aku melihat penunjuk waktu pada ponselku, berharap aku tidak terlambat dalam acara besar itu. Lee Donghae mengirimkan pesan singkat padaku bahwa saat ini SL Hotel mengadakan acara perayaan hari jadinya dan tentunya aku harus hadir mendampingi Cho Kyuhyun yang merupakan Direktur SL Hotel itu.

Sesungguhnya aku tidak tahu mengapa aku peduli padanya, beberapa hari yang lalu kami sempat bertengkar hebat, dan Kyuhyun yang berkata kasar hingga melukai hatiku membuatku tidak ingin lagi berusan dengannya. Entahlah, meski aku tidak menyukainya aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk selalu mendampingi suamiku sampai akhir.

 

Kemarin Cho Kyuhyun mengirimkan pesan hanya menanyakan seberapa sibuknya aku karena  tak menjawab telepon darinya, tidak terlalu sibuk memang tapi aku masih kesal dan sedang berusaha untuk memaafkan pria menyebalkan itu.

 

Kedua kakiku berhenti tepat setelah melihat Pria itu dihadapanku, ia menatapku dengan wajah yang sedikit bingung namun hanya sesaat. tatapannya yang begitu menenggelamkanku itu membuatku tidak tahan untuk sekedar diam membisu memandangnya. Aku menarik nafasku perlahan dan mengucapkan namanya.

 

“Kyuhyun Oppa!”

 

Wajah pria itu kembali berubah, seolah segumpal masalah datang masuk kedalam pikirannya. Kyuhyun melirik ke sekelilingnya kemudian kembali pada wajahku. Sejak tadi dia hanya diam tanpa senyum sedikitpun, apa Kyuhyun masih marah padaku? Menyebalkan sekali! Apa yang sebenarnya pria itu pikirkan?

Diabaikan seperti ini dihadapan banyak orang membuatku semakin kesal dan dengan cepat menggerakkan kakiku untuk pergi  menjauh darinya.  Meskipun dia masih marah tapi tidak seharusnya dia mengabaikanku begitu saja disini. Semua orang melihatnya Cho Kyuhyun!

 

Belum terlalu jauh melangkah aku sudah merasakan tanganku tertahan dan menarikku hingga tubuhku merasakan seseorang mendekapku. Begitu erat!

Aroma ini, Oh Cho Kyuhyun! dia memelukku? Disini? Astaga! Dia hampir membuatku terserang penyakit jantung karena terlalu terkejut. Pria itu memelukku sangat erat, menepiskan jarak diantara kami berdua. Kepalaku yang berada di dadanya mampu merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang dan tak beraturan. Tapi tubuhku juga merasakan hal yang sama.

Aku tidak tahu mengapa seperti ini terasa sangat nyaman, hangat, dan membuatku tenang. Aku menyukai ini, pelukan yang terasa berbeda hingga seolah aku bisa merasakan apa yang Kyuhyun rasakan saat ini. Kyuhyun mendekapku seolah ia tidak ingin kehilanganku, tidak ingin melepaskanku, dan tidak ingin membiarkanku pergi. Hatiku seperti tertusuk namun tidak sakit karena memikirkan hal itu. Hanya saja aku merasa sedikit aneh, dan aku tidak mengerti. Perasaan apa ini?

 

“Kyuhyun-ah . . .”

 

Aku menggumamkan namanya ketika dadaku sudah tak sanggup menahan sesak yang luar biasa, aku kenapa? Astaga Cho Kyuhyun apa yang telah kau lakukan hingga membuatku seperti ini?

Dia melonggarkan pelukannya membiarkanku menatapnya dengan wajahku yang sudah memanas, aku rasa sekarang pipiku mulai memerah entahlah aku tiba-tiba merasa kegerahan dan jantungku masih sama seperti sebelumnya.

 

Baru saja aku merasakan kedua tangan hangat itu menyentuh wajahku, sebuah sentuhan lembut datang pada bibirku.

Bibir tebalnya itu menyentuh bibirku, memberikan kecupan lembut yang kemudian menyesapnya dan memperdalam ciumannya pada bibirku. Hatiku tidak ingin menolaknya, aku merasakan ciumannya tulus membuatku hanya diam menerima apa yang kyuhyun lakukan. Oh Tuhan, ingin rasanya aku mengumpat pada diriku sendiri yang menikmati bibirnya yang terasa begitu memabukkan. Apa Kyuhyun sengaja ingin membuatku sakit jantung karena ini? ciumannya membuatku melayang dan merasakan seperti ada kupu-kupu di dalam perutku.

 

Cukup lama hingga ia menjauhkan bibirnya dariku membiarkanku bernafas dan menatapnya dengan sejuta pikiran yang membingungkan, nafas kami sedikit tak beraturan karena ini. dengan jarak sedekat ini aku bisa merasakan hembusan nafas Kyuhyun yang beraroma mints itu menyapu wajahku dan membuat kepalaku pusing seperti baru saja meminum soju. Oh Sial, Pria itu benar-benar memabukkan dan membuatku gila.

Kyuhyun tersenyum dengan wajah yang sialan tampan itu membuatku tidak mengerti dengan semua ini. ada apa dengan Kyuhyun?

 

“Jeongmal Bogoshipeo My Wife!”

 

Aku semakin membulatkan mataku mendengar kalimat itu. Apa? Aku tidak salah dengar kan? Aku semakin menatapnya bingung dan wajah keterkejutanku yang tak mampu aku sembunyikan. Hari apa ini? Kenapa Kyuhyun menjadi semanis ini?

 

“Aku sungguh merindukanmu Istriku.”

Dia mengulang kalimatnya dengan senyum yang semakin lebar. Merindukanku? Benarkah?

Aku menatap ke sekelilingku, beberapa orang menatap kami. Argh! Aku baru sadar disini sedang ada acara besar, dan tentunya banyak sekali orang yang berada disini. Cho Kyuhyun bodoh, kenapa melakukannya disini?

Menyadari apa yang telah kami lakukan membuatku tertunduk malu tidak mampu menegakkan kepalaku. Bahkan para reporter yang berada disini juga pasti merekam atau sekedar mengambil gambar tentang apa yang baru saja kami lakukan tadi.

 

“Waeyo? Kau tidak merindukanku?”

 

Dia bertanya dengan nada kesalnya namun masih menatapku sangat dalam. Apa yang terjadi pada pria itu selama tiga hari ini? kenapa berubah menjadi aneh? Aktingnya begitu natural membuatku hampir meleleh jika melupakan fakta bahwa kami menikah bukan atas dasar cinta.

 

Aku mendekatkan wajahku seraya kakiku berjinjit hingga aku mampu menjangkau kepalanya untuk membisikan pertanyaanku. Aku benar-benar tidak tahan dengan kebingunganku padanya.

 

“Apa yang terjadi padamu Kyuhyun-ssi? Apa kau sakit? Kau membuatku takut!”

Kedua tangannya menarik bahuku hingga kedua pasang mata kami saling bertemu. Pria itu tertawa kecil yang semakin membuatku heran luar biasa.

“Apa tidak boleh jika seorang suami merindukan istrinya? Aku begitu merindukanmu Won!”

 

Dengan susah payah aku menelan salivaku, pria itu benar-benar mampu membuatku tidak bisa bernafas dengan benar dan selalu membuat kejutan pada jantungku. Dan apa? Won? Dia memanggilku dengan itu? Ah jinjja, Cho Kyuhyun benar-benar berubah dan membuatku semakin tidak mengerti.

“Kajja!”

 

Kyuhyun tak menghiraukan wajah bingungku, pria itu menggenggam tangan kananku dan menarikku untuk berjalan mengikutinya. Aku menundukkan kepalaku beberapa kali untuk menyapa orang-orang yang berada di kursi dekat Kyuhyun duduk. Ada Halmeoni dan Ayah beserta Ibu Kyuhyun disini, aku jadi sangat malu. Mereka pasti melihat apa yang baru saja kami lakukan, memalukan sekali Park Hyowon!

 

Sekarang aku duduk di samping Kyuhyun dengan Donghae berada disisi yang lain dari Kyuhyun, pria itu tersenyum lebar menatap kami berdua. Aku tahu dengan apa yang dipikirkan pria itu, rasanya aku sudah tidak memiliki wajah lagi gara-gara Kyuhyun.

 

Kenapa pria itu sangat suka melakukan apapun sesuai kehendaknya? Sudah dua kali Kyuhyun menciumku dengan kemauannya sendiri, ya! Pria itu memang selalu ingin menang dan mengabaikan perasaanku yang sama sekali tak penting baginya.

 

 

Author’s POV

 

Meskipun acara masih tetap berlanjut dalam suasana yang kondusif namun beberapa pasang mata rupanya lebih tertarik pada pemandangan yang baru pertama kali mereka lihat itu disini, adegan pelukan dan ciuman seorang direktur Cho Kyuhyun bersama istrinya itu benar-benar menarik. Pertama kalinya seorang Cho Kyuhyun menunjukkan prilaku romantisnya di depan umum seperti ini.

Untung saja ada Lee Donghae yang sangat sigap dan pandai mempengaruhi orang itu mampu mendinginkan suasana yang mulai memanas disini.

“Tidak bisakah kau menahannya sebentar hingga tak melakukannya depan umum? Mereka terkejut dan hampir tidak suka padamu.” Donghae berbisik pada Kyuhyun dengan nada gemasnya ingin memukul Kyuhyun saat ini juga.

“Waeyo? Apa seorang suami tidak boleh merindukan istrinya?” Kyuhyun membalas bisikan Donghae dengan cara yang sama dan pertanyaan yang sama yang baru saja dilontarkan pada seseorang yang dimaksud istrinya itu.

Lee Donghae mendesah kesal kemudian kembali mendekatkan wajahnya pada kepala Kyuhyun untuk berbisik, lagi.

 

“Bersyukurlah kau karena aku membuat mereka yang sempat bingung itu menjadi mengagumimu, aku bilang pada para tamu penting dan wartawan yang sudah haus berita itu bahwa kalian sudah tak lama bertemu dan kesulitan berkomunikasi, maka dari itu kau bersikap spontan seperti itu.” Kyuhyun tersenyum puas mendengar Lee Donghae menyampaikan apa yang baru saja pria itu lakukan. Itu memang faktanya, tapi entah mengapa fakta tersebut terkesan sangat mengagumkan baginya. Image Kyuhyun yang dingin terhadap wanitapun memudar dan tergantikan dengan image-nya yang romantis saat ini.

 

 

Park Hyowon hanya diam memandang keseruan pertandingan yang ada di hadapannya, dia masih kesulitan mengendalikan pikiran dan hatinya yang sama-sama kebingungan itu. Bahkan sampai saat ini, tangan Kyuhyun masih menggenggam tangannya seolah ada lem yang membuatnya tidak bisa lepas dari genggaman Kyuhyun. Kemudian dewi batinnya berucap ‘Kau jangan seperti ini Park Hyowon! Kau bisa jatuh pada pria itu, tenangkan dirimu dan nikmati acaranya. Abaikan Cho Kyuhyun yang egois itu!’

 

Gadis itu kemudian menghembuskan nafas panjangnya seolah membuang batu besar yang mengganjal dadanya. Hyowon tersenyum melihat pemandangan di depannya. Tanpa sadar sejak tadi Kyuhyun memperhatikannya, melihat gerak-gerak, ekspresi dan perubahan sudut bibir yang terlihat sangat menarik baginya. Kyuhyun ikut tersenyum melihat Hyowon yang saat ini sudah bisa tersenyum dan menikmati acaranya.

 

“Kyuhyun Oppa! Ayo kita ikut main, bolehkan? Aku juga ingin bertanding!” Hyowon berbinar melihat perlombaan menyusun gelas hingga berbentuk piramida tersebut.

Kyuhyun tidak terlalu suka dengan itu, dia bahkan betah duduk disini bukan karena tertarik dengan acaranya tapi karena ada Park Hyowon disampingnya dan posisinya sebagai Direktur Sun Luxury Hotel.

“Sudahlah Won, duduk dan tonton saja perlombaannya. Kau tidak perlu berpartisipasi!”

Donghae yang mendengar percakapan mereka langsung memandang Hyowon penuh arti membuat gadis itu juga memandangnya.

“Hey, jika kalian berpartisipasi acara ini akan semakin meriah dan para wartawan akan menyukainya. Ingat Cho, para investor juga menilai kepribadianmu. Sekarang –Hump!”

Mulut terbuka Lee  Donghae itu dengan segera Kyuhyun bungkam dengan tangannya membiarkan Sahabatnya mengoceh tanpa suara sementara ia menatap Hyowon dengan senyum yang dibuat semanis mungkin agar istrinya tidak merajuk untuk hal itu. Namun gagal, Hyowon lebih suka membuat Kyuhyun mengabulkan permintaannya daripada menuruti perkataan suaminya itu.

 

“Ayolah Kyuhyun Oppa, rasanya menyenangkan sekali. Kita hanya perlu menyusun gelas plastik kosong itu kan? Ayolah Kyuhyun Oppa? Oh? Oh?” Hyowon membuat wajahnya memelas disertai puppy eyes dan mem-pout­-kan bibirnya.

Kyuhyun tak sanggup melihatnya hingga ia melepaskan tangan yang sedang menutupi mulut Donghae itu dan tertawa kecil karena tingkah Hyowon yang lucu.

 

Dan berkat aegyo Hyowon juga atas bantuan Lee Donghae, Kyuhyun dan Hyowon turun ke lapangan untuk mengikuti perlombaan menyusun gelas tersebut.

Kyuhyun berada tepat di belakang Hyowon tanpa jarak dengan kedua tangan yang diikat berpasangan dengan sebuah pita berwarna merah jambu. mereka akan menyusun gelas plastik kosong berwarna putih itu hingga membentuk sebuah piramida. Kyuhyun memang tidak menyukai hal ini, tapi pria itu menyukai keadaannya saat ini.

 

Hyowon begitu kesulitan menyusunnya bahkan beberapa kali gelas-gelas itu sempat terjatuh karena Kyuhyun terlalu kaku dan terkesan lebih kepada mengacaukan apa yang istrinya lakukan. Beberapa pasangan yang merupakan lawan mereka telah menyusun hingga setengahnya, sedangkan Hyowon masih pada baris pertama. Kyuhyun benar-benar tidak membantunya sama sekali. Gadis itu beberapa kali mendesah kesal dan memaki Kyuhyun, namun aksi konyol mereka malah menjadi bahan candaan para penonton. Aksi sepasang suami istri ini mengundang gelak tawa dari orang-orang yang menontonnya. Bagaimana tidak, Hyowon yang begitu antusias dan bersemangat menyusunnya berbanding terbalik dengan Kyuhyun yang hanya diam berpose cool dan terkadang mengacak-ngacak hasil kerja keras istrinya.

 

Hyowon tidak puas dengan kekalahannya, ia kemudian meminta untuk bertanding lagi. Kali ini gadis itu ingin mengikuti pertandingan estafet bunga mawar.

“Tidak bisa, kau harus memiliki anak terlebih dahulu untuk mengikutinya!” penolakan Kyuhyun itu membuat Hyowon berdebar. Peraturannya memang harus beranggotakan tiga orang dan kebanyakan orang ketiganya itu adalah seorang anak. Namun kalimat Kyuhyun yang menyuruhnya memiliki anak terlebih dahulu itu membuat Hyowon bergidig ngeri karena memikirkan hal aneh. Pikirannya melayang pada hal-hal yang sebenarnya jauh dari pikiran Kyuhyun.

“Ada apa dengan wajahmu?” Kyuhyun bingung dengan pipi Hyowon yang tiba-tiba memerah.

Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan cepat dan segara menutupi pipi itu agar Kyuhyun tidak membahasnya lagi. Park Hyowon melihat Donghae yang sedang mengecek ponselnya dengan santai, gadis itu tersenyum penuh arti membuat Kyuhyun menyatukan alisnya karena tak mengerti dengan senyum Hyowon saat ini.

“Ajak saja Lee Donghae-ssi!” Hyowon memperlihatkan deretan gigi rapinya tersenyum ceria, kali ini gadis itu berusaha merayu Kyuhyun untuk kedua kalinya.

Kyuhyun hendak ingin menolak bahkan melarang, namun gadis itu terlalu bersemangat dan terlihat sangat nyaman hingga sudah kembali berjalan ke tengah lapangan dengan tangannya menarik tangan Lee Donghae. Kyuhyun mengusap kasar wajahnya begitu frustasi menghadapi istrinya yang penuh semangat itu.

 

“Park Hyowon!” Kyuhyun bergumam dengan menggertakkan gigi-giginya menahan emosinya seraya berjalan mengikuti kedua orang di depannya. Pria itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya saat ini, pertama kali dan membuatnya merasa begitu aneh dengan hatinya yang bergejolak

Kyuhyun menggeser posisi berdiri Donghae menjadi yang ketiga, karena yang pertama ada istrinya yang siap mengoper bunga mawar itu dengan mulutnya. Demi apapun Kyuhyun tidak rela jika orang lain yang akan menerima operan bunga mawar itu dari bibir istrinya. Donghae tertawa melihat aksi Kyuhyun yang tiba-tiba menggeser tubuhnya itu.

“Kau memang pria pencemburu Cho Kyuhyun!” ejek Donghae dengan sangat puas.

 

Permainan kembali dimulai, Hyowon menggigit tangkai bunga mawar merah itu berlari mendekati Kyuhyun yang siap menerimanya. Tapi saat Hyowon melepaskan tangkai itu dari bibirnya Kyuhyun dengan sengaja tak menerimanya membiarkan bibir itu menempel pada bibirnya membuat Hyowon terkesiap langsung menjauhkan wajahnya.

“Yaa!” Hyowon berteriak dan kemudian kembali lagi pada titik start untuk memasangkan lagi bunga mawar itu ke bibirnya.

Nyonya Kim melihat tingkah cucunya itu begitu bahagia, tak jarang wanita paruh baya itu tertawa lepas dan bertepuk tangan.

‘Kau benar, gadis itu membawa sumber kebahagiaan pada Kyuhyun. Apa kau melihatnya dari sana? Mereka begitu menggemaskan, dan Kyuhyun terlihat sangat senang sekali.’ Hati Nyonya Kim berucap, seolah ia sedang berbicara dengan mendiang suaminya. Hati seorang Nenek ini menghangat melihat perubahan sikap cucunya dan senyum yang tak pernah pudar itu.

 

Hyowon mendesah kesal melihat Kyuhyun yang hanya diam dan tak melakukan tugas sebagai partnernya dengan benar. Namun Kyuhyun hanya berdiri dengan melipat kedua tangan di dadanya sangat cuek. Beberapa kali percobaan hingga waktu berakhirpun hanya seperti itu, terlihat hanya Hyowon yang bekerja keras dan karena ulah Kyuhyun membuat Donghae hanya berjongkok tak melakukan apapun dengan wajah kesal yang dibuatnya.

“Kyuhyun-ah, apa ini pertama kalinya kau mengikuti perlombaan seperti ini?” Hyowon bertanya dengan nada emosi.

“Ya.” Kyuhyun menjawab dengan senyum bahagianya.

“Pantas sekali kau sangat bodoh!” tandas Hyowon membuat Kyuhyun ingin meninggikan suaranya namun tidak jadi. Kyuhyun sedang berusaha menahan emosinya terhadap gadis yang membuatnya jatuh cinta.

“Suamimu sangat pintar Won!” Kyuhyun menyodorkan botol air mineral yang telah dibukakan tutupnya itu.

“Gomawo.”

Kyuhyun menatap lekat wajah bersinar itu, Hyowon terlihat sangat seksi saat ini baginya. Tetesan keringat yang mengalir diujung pipinya itu membuat tangan Kyuhyun sangat gatal ingin menyekanya, oh bahkan wajah dan leher gadis itu sekarang basah oleh keringat yang keluar dari pori-porinya membuatnya terkesan jauh lebih seksi lagi.

Merasa diperhatikan Hyowon langsung menyudahi gerakan tangannya yang sedang memegang botol air mineral itu kemudian memandang Kyuhyun yang sedang menatapnya penuh cinta. Jantung Hyowon kembali berdebar tak beraturan. Rasa gelisah kembali hinggap pada hatinya, ada apa ini? kenapa dengan menatap Kyuhyun membuatnya seperti kehabisan nafas?

 

Lagi-lagi Hyowon tak mampu menerima tatapan memabukkan Kyuhyun terlalu lama, ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan memandang kearah lain. Berusaha bernafas dengan teratur namun masih saja memikirkan Kyuhyun. Rasanya dalam otak gadis itu hanya dipenuhi oleh Kyuhyun, seolah Kyuhyun adalah dunianya.

 

*

 

Hari sudah mulai petang dan kedua orang yang merupakan sepasang suami istri ini telah memasuki apartment mewah milik Kyuhyun. Hyowon telah mengganti sepatu flatnya dengan sandal rumah berbulu berwarna biru langit itu. Lee Hyukjae dan Donghae yang datang dari belakang menatap Kyuhyun sangat serius.

“Kau masuk ke kamar terlebih dahulu, ada yang harus aku bicarakan dengan Donghae dan Hyukjae.” Ujar Kyuhyun seraya menyentuh bahu kanan Hyowon dengan tangan kirinya.

Gadis itu memicing, ia jadi teringat dengan Baekhyun. Apa mereka bertiga akan membahas soal Baekhyun lagi? Hyowon tidak bisa menahan pertanyaan itu hanya ada di dalam pikirannya. Ia ingin menanyakannya secara langsung.

 

“Apa ini tentang Baekhyun?”

Pertanyaan Hyowon membuat Kyuhyun sedikit tidak suka. Tidak ada yang salah memang dengan pertanyaannya, tapi ketika gadisnya yang selalu menyebut nama itu membuat Kyuhyun terasa cukup sesak. Kyuhyun ingin meluapkan kesesakkan yang ada di dadanya itu harus ia tahan karena terlebih dahulu Hyukjae memukul pelan punggungnya.

“Tidak, ini bukan tentang Byun Baekhyun, ada sedikit masalah keamanan pada acara tadi.” Hyukjae tersenyum namun wajahnya masih sangat serius, Hyowon hanya bisa menganggukan kepalanya mengerti dan mencoba mempercayai ucapan Hyukjae yang selalu berkata jujur itu. Mungkin jika Donghae yang menjawabnya, gadis itu sedikit tidak percaya dan semakin akan mendesak atas ketidakpercayaannya itu.

 

“Arraseoyo, aku akan ke kamar.”

 

Kyuhyun menatap tubuh Hyowon yang sedang berjalan menaiki anak tangga dengan santai. Kembali ia tersenyum hanya dengan melihat punggung itu. Rasanya Kyuhyun saat ini ingin sekali menyusul Hyowon ke kamar dan memeluknya dari belakang. Donghae menghentikan aksinya yang sedang memandang istrinya itu dengan memukul bahu kirinya cukup keras.

 

“Apa tidak sakit?” Tanya Donghae yang membuat Kyuhyun menatapnya bingung. Pertanyaannya yang sebenarnya mengarah kemana? Apa karena Donghae memukul keras bahunya? Tidak mungkin.

“Bukankah hatimu sudah jatuh? Sakit tidak?” Donghae tertawa terbahak-bahak melihat Kyuhyun yang kesal karena saat ini pria itu sedang mengolok-oloknya. Donghae tidak habis-habisnya mengejek Kyuhyun yang sedang jatuh cinta itu sejak mengetahuinya.

 

*

“Bagaimana bisa? Apa keamanan kalian selemah itu?” Kyuhyun meninggikan suaranya membuat Hyukjae sedikit kesal.

“Yaa! Apa kau sedang meremehkanku Cho Kyuhyun?” Hyukjae mendecak kesal dan menatap Kyuhyun lama.

“Aniya, Mianhae! Aku hanya tidak terima, bagaimana bisa sebuah pistol ditemukan di tempat acaraku? Siapa yang berani melakukan hal ini? Bagaimana orang brengsek itu bisa masuk dan meniggalkan pistolnya seperti itu? Apa dia ingin berusaha membunuh seseorang atau apa?”

Donghae kembali menyodorkan bir kaleng itu pada Kyuhyun. Amarah pria itu sedang naik saat ini, membuat Donghae tidak ingin menimpali atau berkomentar dalam masalah itu.

Kyuhyun menenggak minuman kaleng di tangannya kemudian meletakkan diatas meja kaca itu dengan kasar.

“Kurasa orang itu tidak berniat untuk membunuh, ini semacam peringatan atau terror. Terlihat jelas bahwa senjata api itu sengaja diletakkan, bukan terjatuh dan tidak ada sidik jari yang ditinggalkan. Ini semacam pesan untukmu Kyuhyun-ah, si brengsek itu tidak menaruhnya ditempat terbuka yang bisa dilihat oleh orang-orang, melainkan di sisi luar pintu tenda tempat istirahat Direktur SL Hotel.”  Jelas Hyukjae.

 

Hal seperti ini memang bukan kali pertama untuk Kyuhyun, sejak kecil hidup Kyuhyun memang sudah  terancam karena terlahir sebagai pewaris CG Company. Banyak pesaing dan musuh yang berusaha untuk menghancurkannya beserta keluarganya. Namun hingga saat ini pria itu sangat kuat dalam segi apapun hingga bisa menghalau semua bahaya dan ancaman yang datang padanya. Tim keamanan pribadi yang diketuai oleh Lee Hyukjae sangat berperan untuk sisi keamanannya, dan Lee Donghae yang sangat cerdas juga loyal menjadi setengah kekuatannya untuk selalu melindungi perusahaannya.

 

Namun kali ini Kyuhyun sedikit khawatir, ada bagian yang baru yang menjadi kekhawatirannya. Yaitu Park Hyowon. Gadis yang akan menemani hidupnya itu juga akan berada dalam bahaya, Kyuhyun tidak mencemaskan dirinya melainkan gadisnya. Bagaimana jika para orang-orang yang tidak Kyuhyun tahu itu mencelakakan istrinya? Membayangkannya saja membuat Kyuhyun kesulitan bernafas.

 

“Apa rumah baruku sudah siap?” tanya Kyuhyun yang mengalihkan topik pembicaraan mereka bertiga. Hyukjae sedikit bingung dengan Kyuhyun yang tiba-tiba bertanya tentang rumah baru itu, bukankah mereka sedang membahas tentang pistol yang ditemukan oleh anggota tim keamanannya di acara perayaan SL Hotel? Bahkan pembicaraan tentang ini belum selesai tapi pria itu sudah beralih pada topik lain.

Kyuhyun tidak ingin memikirkannya saat ini, dengan terus memikirkan hal itu membuatnya sedikit takut dan Kyuhyun tidak menginginkannya. Hyukjae mengerti dengan raut wajah serius namun terselip kekhawatiran itu dan menatap Donghae yang juga sudah paham bagaimana karakter Kyuhyun.

 

“Jika kau mau pindah besokpun sudah siap. Benarkan Hyukjae-ya?” Hyukjae mengangguk membenarkan ucapan Donghae.

“Baiklah, besok siang aku akan pindah.” Ujar Kyuhyun yang kemudian bangkit dari sofa empuk itu berjalan menuju kamarnya meninggalkan kedua pria lajang itu begitu saja.

“Ah, aku jadi ingin menikah jika seperti ini!” Donghae mengeraskan suaranya agar Kyuhyun mendengar ucapannya itu. Kyuhyun memang mendengarnya, ia tersenyum dan masih melanjutkan langkahnya yang menuju ruangan yang memiliki magnet untuk dirinya. Kamar yang didalamnya terdapat istrinya itu.

 

Kyuhyun’s Pov

 

Aku tersenyum setelah memasuki kamarku mendapati seorang gadis yang sedang duduk dengan jari-jari lentiknya menyentuh permukaan keyboard itu. Kurasa hari ini aku terlalu banyak tersenyum hanya karena satu alasan, Park Hyowon.

Gadis itu benar-benar merubah duniaku, mewarnainya dan memberikan cahaya pada duniaku itu. Aku berjalan mendekatinya yang sedang serius mengetik di laptopnya. Benda itu seperti kekasihnya saja, benar-benar menemaninya tanpa henti.

“Kau sedang apa oh?” tanyaku membuatnya menoleh cepat sedikit terkejut. Jadi benar, dia tidak menyadari kehadiranku.

“Ah, aku hanya sedang menyelesaikan laporan hasil observasi timku. Aku langsung ke acaramu tadi, jadi belum sempat menyelesaikan laporannya.”

Hyowon kembali pada layar laptopnya membuatku sedikit kecewa, tidak bisakah menatapku lebih lama? Aku memerlukan tatapan dan senyumnya yang menenangkanku saat ini.

Aku sedikit membungkukkan tubuhku dengan kedua tangan yang perlahan memeluk gadis itu dari belakang. Jari-jari tangannya berhenti seketika merasakan kedua tanganku yang berada di dadanya dengan daguku yang menyentuh kepalanya.

“Aku sangat merindukanmu.” Aku membisikan kalimat itu tepat di dekat telinga kanannya. Aku melepaskan kedua tanganku yang melingkar didadanya memeluk tubuh mungil itu dari belakang. Gadis itu berdiri kemudian menatapku dengan wajah sejuta pertanyaan. Aku tahu, dia pasti sangat bingung dengan sikapku yang seperti ini. Aku bahkan lebih bingung dari itu, Park Hyowon.

 

Entah kenapa aku menjadi seperti ini, merasakan kesesakkan untuk sekian kalinya hanya karena gadis itu tidak disampingku. Tersenyum senang hanya karena melihat senyuman yang datang dari wajah gadis cantik itu, dan merasa nyaman hanya karena gadis itu berada di sampingku. Mungkinkah aku sudah gila? Karenamu, Park Hyowon.

 

“Kyuhyun-ah, ada apa denganmu huh? Apa kau sakit? Atau kau sedang berusaha melukaiku karena pertengkaran tiga hari lalu?”

 

Aku terbelalak mendengar pertanyaan-pertanyaanya. Apa ini balasan dari kalimat manis yang kuucapkan untuknya? Astaga, Park Hyowon! Kenapa gadis itu selalu berpikir negatif padaku? Argh! Dia menggemaskan!

 

Dengan cepat aku menarik tubuhnya untuk berada dalam dekapanku. Aku tidak peduli dengan tubuhnya yang sedang berusaha memberontak untuk melepaskan pelukanku. Aku berpura-pura tidak mengetahuinya dan mendekapnya semakin erat.

“Yaa, lepaskan aku Kyuhyun-ah! Kau kenapa huh?”

“Diamlah! Biarkan tepat seperti ini, ahh . . . nyamannya!”

Gadis itu terdiam, kurasakan perlahan kedua tangannya terangkat hingga berada dipunggungku membalas pelukanku membuatku bahagia. Apa sekarang kau juga merasakan bagaimana isi hatiku, Nona Won? Ini benar-benar nyaman. Aku tidak berbohong, mendekapnya seperti ini menghangatkan hatiku yang sempat mendingin itu.

Rasanya sekarang aku ingin berterima kasih pada Tuhan karena memberikan Park Hyowon sebagai istriku, apa aku terlambat melakukannya? Oh maafkan aku Tuhan karena aku baru menyadarinya.

 

“Ada apa denganmu Kyuhyun-ah? Apa terjadi sesuatu?” tanya Hyowon dengan nada pelan. Gadis itu hanya mendongakan kepalanya tapi tidak melepaskan tangannya yang memelukku.

“Benar, kurasa terjadi sesuatu. Tapi aku masih tidak mengerti, aku hanya ingin kau berada disampingku!” tangan kananku membelai lembut rambutnya yang terurai dengan teratur. Kedua tangan gadis itu tiba-tiba mencengkram kedua sisi bajuku seraya menenggelamkan wajahnya. Ada apa dengannya? Ada dia sedang gugup? Lucu sekali!

 

“Apa kau sedang menyukaiku?”

Aku tertawa kecil mendengar gumamannya, terdengar cukup jelas memang. Meskipun ia gunakan dadaku untuk menutupi wajahnya yang kurasa sudah memerah itu.

“Anggap saja begitu.”

Hyowon melepaskan pelukannya tapi tidak mau melihat wajahku, ia masih menundukkan wajahnya seraya berjalan menuju tempat tidur dan langsung menutupi tubuhnya dengan selimut tebal berwarna putih itu.

Gadis itu benar-benar lucu ketika seperti ini, benar-benar membuatku ingin tertawa karena hanya melihat tingkahnya. Tidakkah gadis itu terlihat seperti remaja atau siswa sekolah menengah? Tingkah Hyowon terkadang seperti membohongi usianya saat ini.

 

Aku mengikutinya berbaring diatas tempat tidur yang sama dengan selimut yang sama. Kedua matanya sudah terpejam, namun aku tahu bahwa dia masih terjaga saat ini. Wajahnya bahkan masih memerah. Apa kalimatku tadi seperti mengungkapkan isi hatiku? Dia menjadi sangat gugup seperti itu.

 

Chup!

 

Aku mencium dahinya dengan cepat kemudian kembali menaruh kepalaku diatas bantal dan memejamkan kedua mataku. Aku membiarkan gadis itu berdebar tak karuan dan kebingungan dengan sikapku yang sudah terlihat jelas bahwa aku menyukainya, dan bahkan mencintainya. Biarkan saja! Aku juga merasakan seperti itu sebelumnya, bahkan seorang diri. Menahan kerinduan yang terasa sangat berat ketika dia meninggalkanku selama tiga hari tanpa menghubungiku.

“Jaljayo Won!”

 

Ucapan selamat tidur itu mungkin tidak bisa membuatnya tidur nyenyak, membuatnya mengingatku selalu, dan bermimpi tentangku. Aku akan menunggumu untuk jatuh cinta padaku, Ah tidak! Aku tidak suka menunggu, aku akan membuatmu jatuh cinta secepatnya padaku.

 

Author’s Pov

 

Park Hyowon berjalan keluar dari mobil yang mengantarnya hingga ke depan kantornya itu -salah satu mobil mewah milik Kyuhyun, tapi bukan pemiliknya ataupun Hyukjae yang mengantarnya. Melainkan salah satu anggota tim keamanan yang masih muda bernama Henry. Pria itu kini ditugaskan untuk melindungi dan selalu mengawasi Hyowon oleh Kyuhyun. Ya! Kyuhyun akan sangat over protective terhadap apa yang menjadi miliknya, termasuk Hyowon istrinya yang sudah dianggap sebagai miliknya saat pria itu menyadari perasaannya yang jatuh pada gadis berusia 25 tahun itu.

 

Hyowon tak henti-hentinya menerima panggilan telepon pada ponselnya dari orang-orang yang membahas tentang acara perayaan SL Hotel kemarin. Beberapa pesan juga masuk membuatnya meringis cemas, jika orang-orang yang berada jauh darinya bisa tahu dan mengetahui tentang itu bagaimana dengan rekan-rekan kerjanya yang sangat suka menggodanya itu? Akan habis ia hari ini.

“Yaa! Park Hyowon, apa kau sangat bahagia? Suamimu sangat keren! Bagaimana rasanya berciuman di depan orang banyak? hahaha” Jeong Arin.

“Aigoo, aku tidak menyangka calon adik iparku masuk televisi dan surat kabar. Kalian terlihat seperti sepasang pengantin yang sedang berbulan madu dan mengadakan acara besar. Aku jadi iri” Choi Sooyoung

“Hey Tupai Won! Appa dan Harabeoji sangat berisik gara-garamu. Mereka seperti telah mendapat lotere.” Park Wonho

“Park Hyowon, kau kah itu? Wah! Sekarang kau sangat hebat oh?” “Park Hyowon, kau mengagumkan!” “Aku sudah melihat beritanya, aku tidak menyangka kau seberuntung itu. Kau hebat kawanku!”

Beberapa pesan yang lain ia abaikan, gadis itu sekarang merasa seperti seorang selebritis yang baru saja membuat sebuah skandal yang menghebohkan.

Dan sekarang, Kang Jihyun menyambutnya dengan menaruh sebuah Koran yang terdapat dirinya dan Kyuhyun sebagai headline news di koran tersebut.

“Aigoo, darimana kau mendapatkan suami seperti itu huh? Carikan satu untukku!” pekik Jihyun seraya menunjuk wajah Kyuhyun yang terpampang jelas di halaman utama koran yang sudah tergeletak diatas meja Hyowon.

Hyowon melihatnya, menatap wajah Kyuhyun yang terlihat sangat tampan disana. Sedang tersenyum bersamanya, benar-benar tampan.

“Jika saat pernikahannya aku bisa menerima kalau keduanya mengabaikan para tamu dan berciuman sangat panas, tapi bukankah di acara itu orang-orang sangat banyak? Bagaimana kalian bisa mengabaikannya huh? Ckck!” Choi Minho  yang lebih tua satu tahun dari Hyowon itu seolah sedang menginterogasi juniornya.

“Hey! Tidak peduli seberapa banyak orang disekelilingnya, ketika jatuh cinta hanya orang yang dicintainya yang ia rasakan kehadirannya dan hanya orang dicintainyalah yang dilihatnya.”

Suara Sungjae yang datang tiba-tiba menginterupsi itu membuat Jihyun dan Minho menganggukan kepalanya dan berjalan menuju meja mereka masing-masing. Sementara Hyowon terdiam memikirkan kalimat itu. Benarkah seperti itu? Hyowon kembali memikirkan dirinya yang bertingkah seperti yang Sungjae katakan. Jadi dia jatuh cinta pada Kyuhyun? gadis itu memukul-mukul pelan kepalanya menepiskan pemikirannya itu.

 

“Hyowon-ah, Direktur mencarimu!” Suara lembut itu datang dari Oh Sehun. Meski luka di hatinya belum benar-benar sembuh, pria itu tetap bersikap seperti biasanya terhadap Hyowon. Membiarkan perasaannya memudar perlahan karena melihat gadis itu jauh lebih bahagia dari sebelumnya. Dan Sehun tidak ingin jarak diantara mereka semakin menjauh, bukankah sejak dulu mereka berteman dekat? Untuk itu Sehun akan berusaha membuat ikatan sebagai teman itu kembali terhubung.

 

Hyowon tersenyum mendengar Sehun sudah terlihat seperti biasanya. Gadis itu memang sempat merasakan sakit karena perasaannya, tapi tidak mempengaruhi hidupnya sama sekali. Hyowon mengerti, bahwa perasaanya istimewanya untuk Oh Sehun hanyalah sebatas mengagumi, belum sampai tahap mencintai.

 

“Okay, aku akan ke ruangannya. Terima kasih Manajer Oh.” Sehun merasakan hatinya lebih tenang setelah melihat senyum itu datang kembali padanya. Hyowon sudah bersikap seperti biasanya, bahkan sejak dulu. Selalu ceria, dan bersemangat. Itulah Park Hyoowon.

 

*

 

Sebuah ruangan yang terlihat cukup gelap karena setiap sisi jendela kacanya tertutup gorden hingga menahan cahaya matahari yang masuk, dan lampu yang dibiarkan tidak menyala itu terasa sangat sunyi. Seorang pria sedang duduk di kursinya dengan memandang lekat sebuah gambar yang ada pada halaman awal sebuah koran. Kertas itu sudah tak utuh lagi, setengah bagiannya telah sobek. Hanya menyisakan wajah seorang perempuan yang sedang tersenyum.

 

Byun Baekhyun memandangi gambar Hyowon dengan raut sedih bercampur dengan cemas. Pria itu berulang kali menyentuh gambar itu dengan sorot mata yang tak tergambarkan, terlihat ketakutan menyelimutinya, mencemaskan akan sesuatu.

Ponsel yang berada di atas meja dihadapannya itu bergetar, sebuah panggilan telepon datang untuknya. Seulas senyum tercetak jelas diwajahnya setelah melihat kontak yang menghubunginya adalah perempuan yang sangat ia tunggu, bahkan selalu dipikirkannya setiap saat.

“Yeoboseyo Hyo!” Baekhyun  begitu antusias dan sangat tidak sabar mendengar suara gadis yang sangat ia rindukan itu.

“Baekhyun-ah! Kau masih marah padaku oh?”

Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya refleks. Hyowon tidak melihatnya melakukan hal itu, tapi seolah Baekhyun merasakan kehadirannya hanya dengan mendengar suaranya.

“Tidak Hyo, sungguh! Jangan berpikir seperti itu, aku tidak mungkin marah padamu. Kau salah paham, kumohon jangan berpikir seperti itu lagi.” Baekhyun berucap sangat tulus disertai nada cemas yang kentara.

“Mianhaeyo Baekhyun-ah, waktu itu aku terlalu sensitif dan menyebalkan. Kau mau memaafkanku kan? Kau masih mau menemaniku kan?”

Lagi, Baekhyun membuat sebuah jawaban dengan gerakan kepalanya. Pria itu terlalu bahagia hanya karena mendengar kalimat yang diucapkan Hyowon padanya. Sungguh besar rasa cinta Baekhyun untuk Hyowon sehingga pria itu sendiri menyadari bahwa ia menggilai Hyowon lebih dari apapun.

“Tentu saja, maafkan aku telah menyakiti hatimu Hyowon-ah.”

“Hey, aku yang seharusnya meminta maaf. Kau sangat baik, dan itu membuatku kesal. Hahaha”

Tawa Hyowon yang terdengar begitu jelas di telinga Baekhyun itu membuatnya bahagia luar biasa, dan ingin melihat wajah dengan tawa itu secara langsung. Baekhyun melihat jam tangan yang melingkar di tangannya, sebentar lagi memasuki waktu makan siang.

“Kau mau makan siang bersamaku? Aku akan mentraktirmu jika kau mau?”

“Call! Aku tidak akan menolaknya.”

 

Baekhyun segera menyambar jas kasualnya kemudian memakaikan ketubuhnya dan menggenggam kunci mobil dengan senyum yang baru terlihat diwajahnya hari ini, setelah melewati beberapa hari yang begitu menyiksa batinnya.

 

*

“Ah, mashita . . .” Hyowon menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi tempatnya duduk. Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Hyowon yang telah membuat piring dan mangkuk di atas meja dihadapan mereka berdua itu kosong tanpa sisa.

“Kau sangat lapar oh?” Gadis itu hanya menganggukan kepalanya.

“Gomawo Baekhyun-ah, kau memang sangat keren!” Hyowon mengedipkan matanya membuat pria di depannya tertawa. Inilah Park Hyowon, yang suka berulah dan membuat orang-orang tertawa. Dia memang terlihat kekanakkan setiap harinya, tapi gadis itu akan bersikap dewasa ketika menyikapi sebuah masalah. Dan sikapnya itu membuat siapapun yang sudah benar-benar mengenalnya akan langsung jatuh hati, termasuk Baekhyun yang mengenalnya sejak sekolah menengah pertama.

 

“Wah, andaikan Jeong Arin disini. Kita bisa mengulang masa-masa saat sekolah dulu, aku ingin memakan tteokbokki level paling tinggi lagi.”

“Memangnya kapan dia akan pulang lagi ke korea?” tanya Baekhyun yang juga ikut bersemangat karena Hyowon mengingatkannya tentang masa-masa sekolah dulu. Dan Baekhyun ingin mengabulkan setiap keinginan Hyowon yang meskipun tanpa sengaja dilontarkan itu.

“Entahlah, dia bilang padaku akan kembali ke gangwon bulan ini, kurasa saat ini gadis itu sedang sibuk menyiapkan kepindahannya. Ah! Aku tidak sabar menunggu sahabatku yang sangat cantik itu.”

“Oh ya, Baekhyun-ah aku akan pindah hari ini ke rumah baru. Aku tidak tahu mengapa tiba-tiba Kyuhyun memutuskan untuk pindah.” Kalimat Hyowon yang menyebut nama Kyuhyun itu kembali membuat Baekhyun tak suka, tapi pria itu tak menunjukan dengan jelas di wajahnya. Baekhyun sangat pandai menutupi perasaan hatinya di depan Hyowon. Ia kemudian tersenyum seolah mendengar berita baik padanya.

 

“Itu memang sudah rencana Halmeoni dari awal, rumah baru itu sudah disiapkan sebelum pernikahan kalian. Kau menyukainya?”

“Aku belum pernah melihat rumahnya, rencananya hari ini aku akan belanja persediaan makanan sebelum pulang.”

“Mau kutemani?” tawar Baekhyun yang kemudian mendapat penolakan lembut dari gadis itu.

“Tidak perlu, aku akan berbelanja bersama Henry.” Hyowon tidak ingin merepotkan Baekhyun kali ini, dan alasan yang lain adalah dirinya sudah tahu bahwa Baekhyun diawasi oleh Kyuhyun, pria itu akan murka padanya jika mengetahui ia berbelanja dengan Baekhyun. Terlebih lagi sikap Kyuhyun yang tiba-tiba berubah seperti itu membuat Hyowon menjadi lebih ‘berhati-hati’ untuk berdekatan dengan pria lain. Entah mengapa Hyowon tidak ingin Kyuhyun marah, meskipun pertemuan makan siangnya hari ini akan membuat  suaminya emosi tapi ia sudah menyiapkan kalimat-kalimat penenang untuk emosi suaminya itu.

“Oh, Baiklah!” Baekhyun tidak ingin memaksa, dengan bertemu Hyowon seperti ini saja sudah cukup membuatnya senang dan menyembuhkan luka yang ada pada hatinya.

 

*

 

Park Hyowon datang bersama Henry membawa beberapa kantong belanja dan paper bag berwarna coklat berisi buah dan sayur yang baru saja mereka beli itu. Hyowon terkesiap melihat luasnya halaman rumah yang ditumbuhi rumput hijau yang begitu menyegarkan mata. Gadis itu berlari kecil mendekat kearah pintu rumah yang bernuansa putih dan bergaya klasik modern itu.

“Woaa Daebak!!! Rumahnya sangat mengagumkan, benarkan Henry-ssi?” Henry membenarkan ucapan gadis itu dengan sedikit senyum dan gelengan kepala. Hyowon terlalu polos dan tidak bisa menahan apa yang dirasakan dan dipikirkannya sedikitpun. Bahkan saat belanjapun Henry dibuat kewalahan karena Hyowon seolah tidak lelah memilih apa saja yang mau ia beli dengan sangat bersemangat, dan berulangkali bolak-balik untuk memutuskan pilihannya.

 

Kyuhyun menatapnya tajam saat kaki itu baru saja menginjak lantai ruang utama. Hyowon yang ingin mengagumi keindahan arsitektur bagian dalam rumah inipun tidak jadi melakukannya karena ia merasakan hawa dingin yang seolah menembus hatinya karena tatapan tajam sang suami padanya. Hyowon tersenyum samar memandang Kyuhyun yang berdiri di depannya. Gadis itu tahu alasan dibalik ekspresi dingin Kyuhyun sekarang adalah karena acara makan siangnya bersama Baekhyun di restoran tadi.

 

“Aku memintanya berbaikan, kami makan siang bersama sebagai tanda bahwa kami sudah berbaikan. Aku dan sepupumu itu kan sudah bersahabat sejak sekolah menengah pertama. Kau tidak perlu mencurigainya ataupun marah karena aku bertemu dengannya. Aku sangat sedih karena tidak bisa berhubungan dengan sahabatku, kumohon mengertilah.”

 

Hyowon memeluk erat dua paper bag berisi buah dan sayuran itu saat mengatakan kalimat penjelasannya. Kyuhyun memang terlihat sangat menakutkan saat marah. Tapi ada perasaan aneh di dalam hati Hyowon yang mengartikan bahwa gadis itu sedikit bahagia jika mengetahui Kyuhyun cemburu pada pria lain. Maka dari itu Hyowon tidak terlalu takut, dan meluapkan seluruh kalimat yang sudah ia rancang sebelumnya.

 

Kyuhyun masih diam memandangi istrinya yang sedang berusaha menenangkan emosinya itu. Dia merasa sangat kesal tentang laporan anak buahnya mengenai Baekhyun yang bertemu dengan istrinya. Tapi pria itu juga tidak bisa berlama-lama dengan sikapnya seperti ini, sepulang dari kantor ia ingin sekali melihat senyum dari Hyowon dan memeluk tubuhnya. Seperti obat dari segala penyakit pada hati dan pikirannya.

 

Kyuhyun melirik Henry yang kembali setelah meletakan semua kantong belanja di dapur.

“Berikan belanjaannya pada Henry untuk disimpan. Apa kau tidak berat membawanya?” Suara Kyuhyun yang terdengar pertama kalinya setelah memasuki rumah baru ini membuat Hyowon tersenyum lega. Bukankah berarti pria itu sudah tidak marah lagi?

 

Hyowon menuruti perintah Kyuhyun kemudian mengibaskan kedua tangannya yang terasa pegal itu. Kyuhyun mendekat kemudian memeluk Hyowon dan mencium puncak kepalanya. Seolah itu sudah menjadi kegiatan favoritnya yang akan ia lakukan kapanpun. Sementara Hyowon hanya diam membeku akibat perlakuan manis Kyuhyun padanya. Sungguh! Gadis itu merasakan kenyamanan yang luar biasa ketika berada di pelukan Kyuhyun, tapi jantungnya itu tak pernah sejalan dengan hatinya. Selalu saja berdebar tak karuan jika pria itu memeluk dan menciumnya.

 

“Apa kau sudah mulai jatuh cinta padaku?”

Pertanyaan Kyuhyun seperti sebuah tembakan kembang api pada hatinya, benar-benar tepat mengenai hatinya dengan tiba-tiba. Gadis itu bingung, apa yang harus ia jawab? Hyowon sendiri belum meyakini benar perasaannya untuk Kyuhyun. yang ia tahu selama ini gadis itu bersikap baik dan selalu berada di samping Kyuhyun karena satu alasan bahwa Kyuhyun adalah suaminya. Tapi kemarin ia merasakan perasaan yang luar biasa mengejutkan saat Kyuhyun menciumnya tepat di bibirnya. Benarkah ia sudah jatuh cinta pada Kyuhyun? Tapi kenapa sulit sekali untuk menjawab pertanyaan itu?

 

“Ak-aku akan melihat kamarnya dulu!” ucap Hyowon dengan gugup dan terdengar sangat kaku. Kyuhyun membiarkan Hyowon yang menghindari pertanyaannya dengan hanya tersenyum. Gadis itu memilih untuk berjalan untuk meredakan gejolak di hatinya dan menyembunyikan wajahnya yang memanas. Kyuhyun sangat luar biasa membuat Hyowon seperti itu.

 

“Jangan lupakan pesta Anniversary SL Hotel nanti malam!” pekik Kyuhyun.

“Aku mengingatnya!” Balas Hyowon dengan memekik namun tetap berjalan membelakangi Kyuhyun yang sudah tertawa kecil melihat tingkahnya itu.

 

*

 

Hyowon mengenakan dress hitam selututnya yang berlapis kain brokat berlengan panjang, dengan model turtle neck dipadukan dengan stocking hitam tipis yang menutupi kaki jenjangnya. Dan kalung berlian yang melingkar diluar lehernya itu membuatnya terlihat sangat elegan. Tatanan rambut yang tergerai bergelombang menambah kesan manis pada dirinya. Semua itu adalah pilihan Kyuhyun, dengan model dress seperti itu Hyowon tak memperlihatkan leher indahnya dan menutupi tubuhnya meskipun Kyuhyun sempat mengumpat karena dress ketat itu memperlihatkan lekuk tubuh istrinya yang sangat seksi baginya. Tapi dalam hatinya pria itu benar-benar mengagumi kecantikan istrinya yang bertambah cantik setiap saatnya.

 

Kyuhyun menggenggam erat tangan Hyowon saat memasuki Ballroom hotelnya. Puluhan orang-orang penting sudah berada disana, mereka kemudian memandang pasangan suami istri ini dengan terkagum. Benar-benar terlihat sangat cocok.  Hyowon sedikit canggung dengan pesta formal nan mewah ini, perasaan gugup itu hinggap untuk kedua kalinya setelah pesta pernikahannya. Kegugupannya memang tak sebesar dulu, tapi kembali memasuki ruangan ini mengingatkannya akan pesta pernikahannya dengan Kyuhyun dan insiden jatuhnya kue pengantin dan coklat cair pada tubuhnya.

 

“Waeyo? Apa kau trauma pada kue?” Kyuhyun menunjuk sebuah kue besar dengan matanya. Dengan cepat Hyowon menggelengkan kepalanya dan merasa gemas ingin memukul Kyuhyun karena sedang mengejeknya. Kyuhyun tertawa puas setelah berhasil menggoda istrinya.

 

Mereka berdua kemudian menyapa para tamu dengan ramah dan sesekali berbincang-bincang dengan obrolan santainya. Sebenarnya Hyowon tidak terlalu nyaman dengan pesta ini, tidak ada orang yang ia kenal selain anggota keluarga Kyuhyun. Dan para tamu yang terlihat sangat jelas dari kalangan atas itu membuatnya benar-benar tidak leluasa, hanya bisa tersenyum kaku dan gugup.

 

Kini Hyowon sedang bercermin setelah membasuh tangannya di wastafel. Gadis itu memandang dirinya yang terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya, bukan karena make up ataupun gaun yang ia kenakan saat ini. Melainkan karena berstatus sebagai istri Cho Kyuhyun, ia merasakan kebahagiaannya bertambah berkali lipat ketika berdiri di samping Kyuhyun dengan tangannya yang saling menggenggam. Seperti inikah kebahagiaan karena cinta? Yang membuatnya selalu gelisah namun menyukainya, dan membuatnya selalu berkeringat dengan detak jantung yang tak beraturan seperti ini?

 

“Park Hyowon-ssi, kau kah wanita yang menganggap seorang pendamping bagi hidup Kyuhyun Oppa?”

Suara seorang wanita yang datang dari belakangnya membuat Hyowon tersadar dari lamunannya. Ia tak membalikan tubuhnya untuk sekedar melihat siapa wanita dibelakangnya. Hyowon hanya melemparkan tatapannya lewat cermin berukuran besar di hadapan mereka berdua. Terlihat seorang wanita cantik bertubuh langsing dengan gaun berwarna maroon yang hanya menutupi setengah pahanya itu sedang memandangnya tajam lewat cermin yang sama. Bibir merah itu membuat sebuah smirk dan mempertajam tatapannya.

“Apa kau pikir kalian sudah hidup bahagia huh? Apa suamimu itu benar-benar menyukaimu dengan tampangmu seperti ini? Apa dia juga sangat suka menyentuhmu dengan tubuhmu yang seperti ini? Ah, Aku pikir dia tidak bisa melupakanku. Mungkinkah kau hanya pelampiasannya saja?”

 

 

To Be Continue  . . .

18 thoughts on “OUR COMPLICATED MARRIAGE (CHAPTER 8)

  1. Pingback: Library | WONLOVE JAEKYU

  2. Yuhuuuu akhirnya ni ff update juga 😀 . Seneng banget banyak moment romantis KyuWon di sini, seakan dunia milik mereka berdua 😀 . Tapi itu cewe siapa?? Mantan pacarnya kyu kah?? Ato cuman mainan kyu dulu?? Ganggu aja si :3 . Di damprat kyu tau rasa lo :3

    authornim, cepet di lanjut ya,, jadi ga sabar klo gini ceritanya 😀 . Dan banyakin moment KyuWon lagi ya 😀

    Like

  3. Suka momen hyowon-kyu yg sweet bgt pas lg perlombaan bikin ikt senyum2 bcny 😊
    Spa cwek yg ktmu hyowon d toilet…wah bkl jd krikil nih
    Next…part…. Fighting

    Like

  4. Kyuhyunahhh hahahaa udh bilang lamgsung aja sma hyowon klo cinta, jan tanya hyowon kya bgtu dia malu hahahaaa
    Hoel daebak sipaa itu yg ngata2in hyowon pen gua lembar pke batako, udh adem ayem ada lagi aja

    Like

  5. Siapa lagi tu

    Tp gpp deh biar manas2in hyowon n partnya makin panjang
    5555
    Wahhhhh ada teror mngkn nanti ad action
    Penculikan hyowon kah….
    Biar gyu cemas

    Like

Leave a comment